Modus Kejahatan Siber Terus Berkembang, Pemerintah Desak Operator Tingkatkan Proteksi Digital

Pola kejahatan siber makin bervariasi. Pemerintah meminta operator seluler makin perketat celahnya.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 16 November 2025, 06:20 WIB
Ilustrasi kejahatan siber, penipuan telepon. (Image by Freepik)

Bola.com, Jakarta - Ragam kejahatan siber di Indonesia kini makin beragam.

Direktur Jenderal Ekosistem Digital Kementerian Komunikasi dan Digiminal (Komdigi), Edwin Hidayat Abdullah, menyampaikan bahwa teknik spoofing, masking, hingga penyalahgunaan identitas pelanggan menjadi pola yang paling sering digunakan para pelaku.

Advertisement

"Saat ini, isu yang paling sering muncul adalah mengenai scam call atau panggilan penipuan. Penipuan ini terjadi melalui telepon, SMS, messenger service, surat elektronik, dan berbagai saluran lain. Pertanyaannya, bagaimana kita dapat mencegah hal ini?" ujar Edwin dalam pernyataannya di Jakarta, Sabtu (15-11-2025).

Itulah mengapa, ia meminta perusahaan telekomunikasi memperkuat keamanan jaringan dengan membangun sistem antiscam berbasis kecerdasan buatan. Teknologi tersebut diharapkan mampu melakukan deteksi dini serta pencegahan otomatis.


Upaya Menghentikan Panggilan Penipuan

Ilustrasi kejahatan siber, penipuan telepon. (Image by Freepik)

Lewat sistem antiscam tersebut, panggilan palsu yang mengatasnamakan lembaga resmi maupun individu dapat disaring sebelum tersambung ke pelanggan.

"Operator harus melindungi pelanggan mereka. Mereka diminta membangun infrastruktur dan teknologi anti scam agar panggilan penipuan, termasuk yang menggunakan nomor masking, tidak lagi menjangkau pengguna," tegas Edwin.

Edwin menambahkan, aktivitas registrasi nomor baru yang sangat tinggi memperbesar risiko penyalahgunaan identitas. Rata-rata, operator seluler mencatat 500 ribu hingga satu juta nomor baru yang diaktifkan setiap hari.

Kondisi ini, ditambah masih adanya kebocoran data NIK dan Nomor KK, membuka ruang bagi penggunaan identitas secara ilegal dalam proses aktivasi kartu SIM.

"Setiap hari terdapat sedikitnya 500 ribu hingga satu juta nomor baru yang diaktivasi," ucap Edwin.

 

Sumber: merdeka.com

Berita Terkait