5 Gunung Berapi di Indonesia yang Sedang Diawasi Ketat

Berikut lima gunung berapi di Indonesia yang berpotensi meletus.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 20 November 2025, 19:20 WIB
Warga yang berada dalam radius bahaya, termasuk di Desa Supiturang, segera dievakuasi. Tampak dalam foto, seorang pria memandang aliran piroklastik selama letusan Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, pada 19 November 2025. (Agus Harianto/AFP)

Bola.com, Jakarta - Indonesia berada di kawasan cincin api Pasifik sehingga memiliki banyak gunung berapi aktif. Dari ribuan yang tersebar di berbagai pulau, ada lima gunung berapi yang saat ini masih menunjukkan aktivitas dan berpotensi mengalami erupsi.

Informasi mengenai kondisi mereka penting bagi warga yang tinggal di sekitar lereng maupun bagi lembaga pemantau kebencanaan.

Advertisement

Gunung-gunung ini tak hanya menjadi objek kajian ilmiah, tetapi juga pusat perhatian masyarakat karena potensi ancamannya.

Pemantauan intensif terus dilakukan agar peringatan dini dan mitigasi dapat berjalan dengan efektif.

Berikut penjelasan terbaru mengenai lima gunung berapi aktif yang sedang diawasi.


1. Gunung Merapi

Gunung Merapi mengeluarkan asap putih terlihat dari pos pengamatan Babadan Muntilan, Jumat ( 25/5). Sejak letusan terakhir pada Kamis (24/5) pukul 10.48 WIB, data pengamatan tidak menunjukkan aktivitas kegempaan yang signifikan, (Liputan6.com/Gholib)

Gunung Merapi berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta dengan ketinggian 2.930 meter di atas permukaan laut.

Merapi dikenal sebagai satu di antara gunung api paling aktif di Indonesia dengan siklus erupsi pendek, sekitar dua hingga lima tahun sekali.

Per 10 Oktober 2025, Merapi berstatus Level III atau Siaga.

Aktivitas yang terpantau masih berupa erupsi efusif, yakni keluarnya magma dalam bentuk lava dan material guguran secara perlahan.


2. Gunung Semeru

Masyarakat dilarang melakukan aktivitas apa pun dalam radius 20 kilometer dari puncak, terutama di sepanjang aliran Besuk Kobokan, karena adanya ancaman lahar dan awan panas. Tampak dalam foto, seorang pria memandang aliran piroklastik selama letusan Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, pada Rabu 19 November 2025. (Agus Harianto/AFP)

Gunung Semeru, puncak tertinggi di Pulau Jawa, juga termasuk gunung yang kerap menunjukkan aktivitas vulkanik.

Pada Rabu (19-11-2025) sore, Semeru kembali erupsi.

Statusnya di Lumajang, Jawa Timur, naik dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas) pada pukul 17.00 WIB di hari yang sama.

Erupsi berupa awan panas masih berlangsung dengan jarak luncur mencapai sekitar 7 kilometer dari puncak.


3. Gunung Sinabung

Sinabung erupsi dengan menyemburkan abu vulkanik setinggi 2.500 meter dari puncak gunung, Senin (10/5/2021) pagi (PVMBG)

Gunung Sinabung di Sumatra Utara, yang berada dekat Gunung Sibayak, merupakan satu di antara gunung api aktif di wilayah tersebut.

Pada 3 Januari 2021, Sinabung sempat meletus dengan kolom abu mencapai 500 meter.

Saat ini, Sinabung masih berada pada status Siaga level 3. Warga diminta menjauhi zona merah demi menghindari potensi bahaya yang dapat terjadi sewaktu-waktu.


4. Gunung Anak Krakatau

Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi dengan kolom letusan teramati sekitar 300 meter di atas puncak, Jumat (15/12/2023), pukul 06.58 WIB. (Liputan6.com/ Dok Magma ESDM)

Gunung Anak Krakatau yang berada di Selat Sunda dikategorikan sebagai gunung api strato tipe A.

Aktivitasnya cenderung berulang dengan periode erupsi kecil setiap beberapa bulan.

Gunung ini kembali terpantau erupsi pada 28 November 2023 dan berstatus Siaga Level Tiga. Masyarakat diminta tidak berada dalam radius 5 kilometer dari kawah.


5. Gunung Kerinci

Gunung Kerinci. (Liputan6.com/ Gresi Plasmanto)

Gunung Kerinci di Provinsi Jambi, Sumatra, merupakan gunung berapi tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.805 meter.

Kerinci adalah stratovolkano yang masih aktif berdasarkan pengamatan Badan Geologi Indonesia.

Gunung ini saat ini berada pada Level III atau Siaga.

Potensi bahaya yang perlu diwaspadai mencakup gas vulkanik dengan konsentrasi tinggi serta kemungkinan lontaran material jika terjadi erupsi mendadak.