Bola.com, Jakarta - Kehidupan Florian Wirtz di Anfield sejauh ini berjalan cukup menantang. Sejak dibeli Liverpool dengan harga 116 juta paun pada bursa musim panas lalu, gelandang asal Jerman itu belum mencatat kontribusi gol dalam 11 pertandingan Premier League.
Situasi ini tentu jauh dari ekspektasi, mengingat Wirtz sebelumnya tampil impresif di Bayer Leverkusen.
Mantan winger Liverpool, John Barnes, memberikan pandangan bagaimana pelatih Arne Slot dan timnya bisa membantu Wirtz kembali ke performa terbaiknya sebagai playmaker.
Setelah merebut gelar Premier League musim 2024/25 dengan relatif mudah, Liverpool tidak ragu mengeluarkan dana besar untuk sejumlah rekrutan musim panas demi mempertahankan gelar. Wirtz bergabung bersama Hugo Ekitike dan Alexander Isak, menambah skuad yang sudah sarat bintang.
Alih-alih memperkuat tim, performa mereka justru belum konsisten, dan kesulitan Wirtz menjadi simbol dari awal musim 2025/26 yang kurang meyakinkan bagi juara bertahan.
Alasan Wirtz Belum Maksimal
Barnes menyoroti alasan mengapa Wirtz belum mampu mengekspresikan bakatnya di Premier League.
Banyak pemain kesulitan beradaptasi dengan tuntutan sepak bola Inggris, tetapi menurut Barnes, melalui BetSelect, faktor utama adalah konfigurasi tiga gelandang yang digunakan Slot. Sistem ini membuat Wirtz lebih rentan terkena serangan balik.
"Ini soal cara tim bermain. Dulu, bek sayap Liverpool sering naik ke depan. Saat itu, Anda memiliki tiga gelandang seperti Milner, Henderson, dan Fabinho, gelandang bertahan yang bisa mengamankan lini tengah," kata Barnes.
"Sekarang, jika kedua bek sayap ikut menyerang, Anda harus memikirkan kreativitas di lini tengah dengan Wirtz dan pemain lainnya karena berisiko kebobolan lewat serangan balik. Itu yang terjadi saat melawan Bournemouth. Dalam kondisi seperti itu, sulit bagi Wirtz bermain di lini tengah tiga orang," ulasnya.
Kunci Mengeluarkan Potensi Wirtz
Meski begitu, Barnes menekankan bahwa Slot memberi Wirtz kebebasan dalam penguasaan bola ketika bermain di depan dua gelandang, biasanya Ryan Gravenberch dan Alexis Mac Allister.
"Slot memberinya kebebasan, dan itu menguntungkannya. Dia bukan bagian dari tiga penyerang depan, tapi ada tiga gelandang di belakangnya. Jika Wirtz ditempatkan di lini tengah tiga orang, tempat yang mungkin lebih ia sukai maka bek sayap perlu menahan serangan mereka," ujar Barnes.
Ia menambahkan bahwa Milos Kerkez yang sering naik di sisi kiri membuat Wirtz terlihat rentan secara defensif.
"Jika bek sayap menyerang, dan Anda memiliki Wirtz plus gelandang serang lain, risiko serangan balik akan tinggi. Saya ingin percaya salah satu dari posisi tiga gelandang itu akan menjadi tempat Wirtz bermain. Namun, jika melihat laga Liga Champions melawan Real Madrid, dia berada di tiga penyerang depan, yang mungkin lebih cocok. Jadi, semuanya tergantung apa yang diinginkan Arne, tapi posisi di tiga gelandang akan menentukan di mana Wirtz bermain," tutur Barnes.
Apakah Liverpool Perlu Belanja Lagi di Januari?
Barnes, 62 tahun, juga diminta pendapat apakah Liverpool sebaiknya kembali aktif di pasar transfer Januari. Jawaban Barnes cukup tegas.
"Saya tidak akan merekrut siapa pun. Kita sudah mendatangkan lima pemain, tapi performa belum meningkat. Menambah pemain bukan solusi. Kita punya cukup pemain. Yang perlu dilakukan adalah bekerja dengan apa yang ada dan menciptakan sistem yang cocok bagi mereka," katanya.
"Tahun lalu kita tidak mendatangkan pemain, tapi menang liga dengan selisih sembilan poin. Sekarang kita sudah membeli lima pemain, tapi tertinggal delapan poin dari puncak. Jadi, kenapa harus beli lagi? Kita punya cukup pemain, tinggal memaksimalkan yang ada," imbuh mantan pemain Timnas Inggris ini.
Sejauh ini, Wirtz bukan satu-satunya pemain yang belum tampil maksimal. Ekitike tampil di atas ekspektasi, sementara Isak, Jeremie Frimpong, dan Kerkez, yang didatangkan untuk memperkuat pertahanan gelar, belum memberikan kontribusi sesuai harapan.
Menurut Barnes, menambah pemain lagi bukan jalan keluar yang tepat; fokus seharusnya pada sistem yang memaksimalkan potensi skuad yang ada.
Sumber: Give Me Sport