Korean Air Perkenalkan Wadah Makanan Ramah Lingkungan, Kurangi Emisi Hingga 60 Persen

Inovasi penerbangan Korea Air. Wadah makanan baru dari jerami, tebu, dan bambu.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 27 November 2025, 17:28 WIB
Maskapai Korean Air. (Photo by David Syphers on Unsplash)

Bola.com, Jakarta - Korean Air mulai mengubah cara penyajian makanan di pesawatnya setelah hampir dua dekade, dengan fokus pada inisiatif ramah lingkungan.

Mulai Desember 2025, maskapai asal Korea Selatan ini akan memperkenalkan secara bertahap wadah makanan berbahan pulp non-kayu, yang berasal dari jerami, tebu, dan bambu.

Advertisement

Langkah ini merupakan bagian dari upaya untuk mengurangi penggunaan plastik sekaligus mendukung target global pengurangan emisi karbon.

"Transisi ke wadah makanan baru ini merupakan investasi jangka panjang yang penting bagi keberlanjutan lingkungan dan operasional maskapai,” ujar perwakilan Korean Air melalui rilis resmi kepada Lifestyle Liputan6.com, Selasa (25-11-2025). 

Rencana awal memperkenalkan wadah ramah lingkungan ini akan dilakukan pada rute tertentu, sebelum akhirnya diterapkan di seluruh jaringan maskapai pada akhir 2026.

Wadah ini digunakan untuk menyajikan hidangan utama, termasuk menu Korea dan Barat di kelas ekonomi.

Bahan pulp nabati yang dipakai tidak memerlukan penebangan pohon, tetapi tetap memiliki ketahanan panas dan daya tahan yang kuat sehingga bentuknya stabil meski terkena suhu tinggi.

Korean Air memperkirakan penggunaan wadah baru ini dapat menurunkan emisi karbon hingga 60 persen.

"Kami berkomitmen terus mendorong keberlanjutan, sejalantren dekarbonisasi global di sektor penerbangan sekaligus memberikan nilai tambah bagi pelanggan," tambah perwakilan maskapai.

 


Inisiatif Keberlanjutan Lain

Wadah makanan pesawat baru dari Korean Air yang diklaim lebih ramah lingkungan. (dok. Korean Air)

Sebelumnya, Korean Air sudah mulai mengganti peralatan makan plastik sekali pakai dengan alternatif berbahan bambu serta memperkenalkan serbet dari serat bambu tanpa pemutih sejak 2023.

Maskapai ini juga menginisiasi program daur ulang, misalnya mengubah seragam awak kabin yang sudah tidak terpakai menjadi kantong medis dan mendaur ulang selimut pesawat menjadi penutup kantong air panas yang dapat digunakan ulang.

Upaya ramah lingkungan tidak hanya dilakukan maskapai, tetapi juga bandara.

Singapura akan mulai menerapkan retribusi karbon bagi setiap penumpang yang berangkat dari negara tersebut, dari 1 hingga 41,6 dolar Singapura (sekitar Rp 12.826-Rp533 ribu).

 


Dana untuk Bahan Bakar Berkelanjutan

Wadah makanan pesawat baru dari Korean Air yang diklaim lebih ramah lingkungan. (dok. Korean Air)

Hasil pungutan tersebut akan digunakan untuk membeli bahan bakar penerbangan berkelanjutan.

Otoritas Penerbangan Sipil Singapura (CAAS) menyatakan bahwa biaya ini berlaku untuk tiket dijual mulai 1 April 2026 dan penerbangan dari Singapura mulai 1 Oktober 2026.

Penumpang kelas ekonomi atau ekonomi premium akan dikenai biaya antara 1-10,40 dolar Singapura, tergantung jarak tempuh, sedangkan kelas bisnis atau utama akan membayar empat kali lipat. Biaya tersebut dicantumkan terpisah pada tiket.

"Penumpang yang menempuh jarak lebih jauh akan membayar lebih karena konsumsi bahan bakar lebih tinggi," jelas CAAS, 10 November 2025.

 


Biaya Retribusi Lebih Ringan

Ilustrasi maskapai Korean Air. (Photo by Miguel Ángel Sanz on Unsplash)

CAAS membagi destinasi internasional menjadi empat kelompok berdasarkan jarak tempuh:

  • Kelompok 1: Asia Tenggara
  • Kelompok 2: Asia Timur Laut, Asia Selatan, Australia, Papua Nugini
  • Kelompok 3: Afrika, Asia Tengah & Barat, Eropa, Timur Tengah, Kepulauan Pasifik, Selandia Baru
  • Kelompok 4: Amerika

Berdasarkan klasifikasi ini, penumpang kelas ekonomi atau ekonomi premium membayar retribusi 1 dolar Singapura ke Bangkok, 2,80 ke Tokyo, 6,40 ke London, dan 10,40 dolar Singapura ke New York.

Angka ini lebih rendah dibanding perkiraan awal CAAS pada 2024, yang memproyeksikan biaya hingga 16 dolar Singapura untuk penerbangan jarak jauh.

 

Sumber: Liputan6.com

Berita Terkait