Jadi Rider MotoGP Paling Tua, Johann Zarco Masih Pede Bersaing dengan Pembalap Top Lainnya

Johann Zarco mungkin jadi pembalap tertua di grid MotoGP musim ini, tapi bukan berarti ambisinya meredup. Di usia 35 tahun, rider asal Prancis itu justru sudah memegang kontrak baru yang menjamin masa depannya sampai tahun 2027.

BolaCom | Gregah NurikhsaniDiterbitkan 28 November 2025, 13:45 WIB
Pembalap LCR Honda asal Prancis, Johann Zarco mengaspal pada sesi kualifikasi MotoGP Grand Prix Portugal di Sirkuit Internasional Algarve di Portimao pada 23 Maret 2024. (AFP/Patricia De Melo Moreira)

Bola.com, Jakarta - Johann Zarco mungkin jadi pembalap tertua di grid MotoGP musim ini, tapi bukan berarti ambisinya meredup. Di usia 35 tahun, rider asal Prancis itu justru sudah memegang kontrak baru yang menjamin masa depannya sampai tahun 2027.

Zarco memang berada di luar siklus kontrak mayoritas pembalap MotoGP yang sebagian besar habis pada akhir 2026. Ketika yang lain menunggu negosiasi berikutnya, dia sudah mengikat perpanjangan dua tahun bersama Honda saat jeda paruh musim.

Advertisement

Keputusan itu bukan sekadar urusan keamanan karier. Zarco ingin melewati masa transisi besar MotoGP, dari mesin 1000cc menuju era baru 850cc yang akan mulai berjalan pada 2027.

Menurutnya, perubahan regulasi plus ban Pirelli bisa menghadirkan situasi-situasi tak terduga. Momen seperti itu yang ingin dimaksimalkan seorang pembalap berpengalaman sepertinya untuk kembali berburu podium dan kemenangan.

 


Ingin Ambil Keuntungan dari Era Baru MotoGP

Aksi Marc Marquez dan Johann Zarco saat balapan MotoGP 2025 di Sirkuit Mandalika, Lombok, Minggu (5/10/2025) siang WITA. (SONNY TUMBELAKA / AFP)

Zarco menegaskan bahwa target utamanya sederhana, tetap kompetitif dan memanfaatkan perubahan teknis sebanyak mungkin.

“Aku ingin punya kesempatan tampil di musim 2027 karena aku percaya dengan regulasi baru dan ban baru, akan ada situasi-situasi random. Dengan pengalamanku, aku bisa punya peluang lebih banyak untuk podium, bahkan kemenangan,” ujar Zarco.

Ia menambahkan bahwa feeling terhadap motor terus membaik dan membuat motivasinya semakin besar untuk tetap bersaing.

“Soal kontrak dua tahun itu penting buatku. Aku ingin memastikan musim 2027 jadi milikku,” lanjutnya.

 


Karier yang Sempat Terhenti, Lalu Bangkit Lewat Ducati

Johann Zarco saat memenangkan balapan MotoGP Prancis 2025, padahal ia hanya memperkuat tim satelit LCR Honda. (Loic VENANCE / AFP)

Perjalanan Zarco di MotoGP tidak selalu mulus. Setelah mencatatkan podium sejak awal kariernya bersama Tech3 Yamaha, ia sempat terpuruk ketika memutus kontrak lebih awal dengan KTM pada 2019.

Namun, Ducati jadi titik kebangkitan. Zarco naik perlahan dari tim satelit hingga akhirnya meraih kemenangan pertamanya di MotoGP pada GP Australia 2023 bersama Pramac Racing.

Performa stabil itu membuka jalan menuju LCR Honda, tempat ia kembali jadi rider terdepan pabrikan Jepang tersebut.

 


Puncak Baru: Kemenangan Bersejarah untuk Honda

Johann Zarco pada balapan MotoGP Prancis 2025 di Sirkuit Le Mans. (Loic VENANCE / AFP)

Musim lalu, Zarco memang hanya finis di posisi ke-17 klasemen. Namun, musim berikutnya ia langsung memberi sinyal positif dengan menghadirkan kemenangan pertama Honda di era pasca-Marc Marquez saat tampil di Le Mans.

Ia juga berperan penting mempertahankan gelar Honda di ajang Suzuka 8 Hours. Konsistensi itulah yang membuatnya kembali menjadi pembalap Honda terbaik di klasemen akhir musim, mengalahkan Luca Marini dengan finis di posisi ke-12.

Dengan kontrak yang sudah aman hingga 2027, Zarco kini fokus menyambut era baru 850cc sambil membawa ambisi besar: kembali jadi pembalap papan atas yang rutin naik podium.