Bola.com, Jakarta - Cesc Fabregas kembali menjadi sorotan setelah membawa Como meraih kemenangan penting 2-0 atas Sassuolo pada pekan ke-13 Serie A 2025/2026. Hasil ini membuat Como terus menjaga konsistensi di papan atas dan ikut bersaing dengan klub besar seperti Inter Milan, Napoli, dan Bologna dalam perebutan zona Liga Champions. Perjalanan Como sejauh ini menjadi salah satu kisah menarik di Serie A, terlebih mengingat status mereka sebagai tim promosi.
Kemenangan tersebut menunjukkan perkembangan signifikan dari tim muda yang sedang ia bangun. Sejak mengambil alih kursi pelatih, Fabregas memang menjadikan organisasi permainan dan dominasi bola sebagai identitas utama. Sejumlah pemain baru yang datang pada musim panas lalu juga mulai beradaptasi dengan pola permainan yang ia terapkan.
Meski masih di tahap pembangunan proyek jangka panjang, performa Como menunjukkan arah positif. Stabilitas lini belakang, kedisiplinan taktik, serta keberanian menguasai pertandingan menjadi kunci keberhasilan mereka mencatat hanya satu kekalahan dari 13 laga. Kondisi ini mendorong optimisme bahwa Como bukan sekadar tim yang ingin bertahan di Serie A, tetapi mulai bermimpi lebih jauh.
Namun, di balik rentetan hasil positif, Fabregas tetap menilai masih banyak detail yang harus diperbaiki. Ia menegaskan bahwa perjalanan timnya baru saja dimulai dan proses pembentukan karakter permainan harus terus berjalan di setiap pekan.
Evaluasi Fabregas Usai Menang
Dalam wawancara setelah pertandingan, Fabregas menilai performa pemainnya secara komprehensif. Ia mengapresiasi dominasi dan kedisiplinan tim, tetapi tetap menyoroti beberapa aspek yang kurang sesuai ekspektasi.
"Yang paling penting adalah performa. Satu clean sheet lagi, tim terus mendominasi dan organisasi permainan meningkat di setiap pertandingan. Kami merasa baik, tetapi saya berharap ini baru permulaan bagi Como. Beberapa pemain baru datang empat bulan lalu dan mereka masih beradaptasi dengan apa yang ingin kami lakukan," ujar Fabregas.
Meski menang, ia tidak sepenuhnya puas dengan respons tim saat kehilangan bola. Menurutnya, ada momen ketika Como terlalu pasif dan memberi ruang bagi Sassuolo untuk melakukan serangan balik.
"Sejujurnya, kami memberikan terlalu banyak ruang di antara lini, dan ketika kehilangan bola, kami cenderung turun terlalu dalam, bukan bermain agresif. Saya membahas hal itu saat jeda babak pertama karena saya tidak suka situasi itu. Kami memberi Sassuolo kesempatan melakukan beberapa serangan balik. Di babak kedua, kami mengelolanya dengan lebih baik," tambahnya.
Tak Ingat Trofi, Fokus pada Proses Membangun
Komentar menarik muncul ketika seorang reporter mengaitkan pandangan Fabregas dengan pernyataan Vincent Kompany yang menilai trofi penting bagi pemain dan fans, sementara pelatih lebih melihat proses pembangunan tim. Fabregas pun memberikan jawaban jujur yang cukup mengejutkan.
"Saya beri tahu Anda sesuatu. Saya tidak ingat trofi yang saya menangkan sebagai pesepak bola," kata Fabregas.
"Saya ingat momen di ruang ganti, kebersamaan, bagaimana kami saling membantu dan berkembang. Sayangnya, sekarang semakin sedikit waktu di sepak bola untuk membangun. Saya senang berada di Como karena kami melakukan semuanya dengan cara berbeda. Kami punya kesabaran. Kami tahu akan ada kesalahan, kami tahu akan ada naik turun dengan pemain muda seperti ini. Kata kuncinya adalah membangun."
Pernyataan itu menggambarkan fokus jangka panjang Fabregas sebagai pelatih. Ia ingin membangun struktur dan identitas permainan, bukan sekadar mengejar hasil instan.
Janji Kejutan yang Ternyata Tidak Dipersiapkan
Setelah pertandingan, Fabregas sempat memberikan pidato di lapangan. Ia mengungkap bahwa sebelum laga dimulai, ia menjanjikan sesuatu kepada para pemain jika mereka bisa mencetak gol lewat situasi bola mati.
"Sebelum pertandingan saya mengatakan bahwa jika kami menang dengan gol set-piece, akan ada kejutan," ujar Fabregas sambil tersenyum.
"Semua pemain menunggunya, tetapi sebenarnya saya belum menyiapkan apa pun. Mereka sudah dapat libur dua hari, mungkin mereka akan meminta tiga, tetapi sekarang bukan momen yang tepat."
Como kini mencatat enam kemenangan, enam hasil imbang, dan hanya satu kekalahan dari 13 pertandingan. Sebuah pencapaian luar biasa untuk tim yang baru saja kembali ke Serie A setelah absen selama puluhan tahun. Dengan tren performa seperti ini, peluang mereka bertahan di papan atas bahkan bersaing di kompetisi Eropa semakin terbuka.