Keangkeran Anfield Menghilang, Liverpool dan Arne Slot Sangat Membutuhkannya Kembali

Aura "menakutkan" Anfield seakan menghilang dengan cepat. Liverpool dan Arne Slot sangat membutuhkannya kembali.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 05 Desember 2025, 06:30 WIB
Pelatih Liverpool Arne Slot (tengah) berjalan setelah pertandingan sepak bola Liga Inggris antara Liverpool dan Sunderland di Liverpool, Kamis (4-12-2025) dini hari WIB. (Foto AP/Jon Super)

Bola.com, Jakarta - Komentar paling telak terkait merosotnya performa Liverpool justru datang dari pelatih tim tamu.

"Kami agak terkejut karena punya waktu dan ruang untuk bermain," begitu kata Regis Le Bris kepada jurnalis seusai Sunderland menahan imbang Liverpool 1-1 di Anfield, Kamis (4-12-2025) dini hari WIB.

Advertisement

Sikap terkejut itu seharusnya tidak perlu muncul, mengingat Nottingham Forest dan PSV juga menikmati keleluasaan serupa saat bertandang ke Merseyside dalam beberapa pekan terakhir.

Musim lalu, Anfield benar-benar menjadi benteng. Tim asuhan Arne Slot menuntaskan 17 laga kandang Liga Inggris dengan 14 kemenangan, dua kali imbang, dan hanya satu kekalahan dalam perjalanan menuju gelar juara Premier League.

Para tamu kerap dipaksa menyerah oleh intensitas dan kualitas Liverpool.

Kini, aura itu lenyap. Untuk pertama kalinya sejak era pandemi COVID-19, ketika pertandingan digelar tanpa penonton pada musim 2020/2021, Liverpool gagal menang dalam tiga laga beruntun di Anfield di semua kompetisi.

Di stadion yang menampung 60 ribu penonton ini, kelemahan sang juara bertahan tersingkap begitu jelas. Lawan datang dengan percaya diri, bukan sekadar untuk bertahan, melainkan mencium peluang.

"Sudah jelas bahwa tim-tim yang melawan kami sekarang merasa bisa mendapatkan hasil," kata Slot.

"Dan bukan hanya merasa, musim ini sudah terbukti. Bahkan ketika kami menang, kami justru memupuk keyakinan tim lain bahwa 'Hmm, sesuatu mungkin terjadi."

Baca ulasan The Athletic selengkapnya, berikut ini.


Hilang Poin di Anfield

Kerja keras Liverpool akhirnya berbuah hasil di menit ke-78. Cody Gakpo berhasil memanfaatkan umpan mendatar Federico Chiesa. Skor berubah menjadi 1-1. (PETER POWELL/AFP)

Dengan hanya empat kemenangan dari tujuh laga kandang liga, Liverpool sudah kehilangan lebih banyak poin di Anfield musim ini dibandingkan sepanjang musim 2024/2025 sebelum gelar juara dikunci.

Harapan bahwa kemenangan di kandang West Ham United hari Minggu lalau dapat menjadi titik balik pupus begitu saja. Liverpool kembali mundur selangkah dan menambah satu performa penuh kesalahan ke dalam daftar panjang penampilan inkonsisten mereka.

Satu-satunya penyelamat adalah aksi individu Florian Wirtz yang diakhiri dengan bola membentur Nordi Mukiele hingga tercatat sebagai gol bunuh diri. Berkat itu, Liverpool terhindar dari kekalahan memalukan.

Akan tetapi, hasil imbang pertama musim ini nyaris tidak mengurangi tekanan yang membayangi Slot. Liverpool hanya mencatat empat kemenangan dalam 14 laga terakhir di semua ajang, dan meraih tujuh poin dari 27 yang tersedia.

Ironisnya, mereka hanya terpaut dua poin dari Chelsea di peringkat keempat.


Gambaran Kondisi Liverpool

Aksi gelandang Liverpool Florian Wirtz di laga kontra Sunderland di pekan ke-14 Premier League 2025/2026 di Anfield, Kamis (04/12/2025). (AP Photo/Jon Super)

Kekacauan pada masa injury time menjadi gambaran jelas kondisi Liverpool. Tanpa struktur, tanpa bentuk permainan.

Upaya keras mencari gol kemenangan justru membuat mereka terbuka lebar terhadap serangan balik ketika Robin Roefs dengan mudah mengamankan sundulan lemah Ibrahima Konate.

Kiper asal Belanda itu lalu meluncurkan umpan jauh sempurna yang membuat Wilson Isidor berlari bebas pada menit ke-94. Penonton terdiam ketika ia melewati Alisson, tetapi Federico Chiesa datang menyapu bola yang mengarah ke gawang.

"Saya melihat ke atas dan ada salah satu pemain mereka benar-benar bebas di garis tengah," ujar Slot.

"Hal baik dari Fede adalah dia bisa saja berpikir: 'Ah, sudah bukan urusan saya, saya terlalu jauh dari situasi'. Tapi, dia tetap berlari. Hasil imbang adalah hasil minimal yang pantas kami dapatkan."

"Saya tidak sepenuhnya setuju dengan Anda bahwa mereka berkembang dalam permainan karena sepanjang babak kedua hanya ada satu tim yang menguasai bola dan bermain di satu sisi lapangan," ucap Slot.


Kegelisahan di Anfield

Mohamed Salah memberikan tepuk tangan pada fans Liverpool usai laga kontra Sunderland di pekan ke-14 Liga Inggris 2025/2026 di Anfield Stadium, Kamis (04/12/2025) dini hari WIB. (AP Photo/Jon Super)

Pernyataan itu terdengar terlalu manis. Liverpool memang menguasai 68 persen bola, tetapi nyaris tak memanfaatkannya. Dari 23 percobaan tembakan, hanya empat yang tepat sasaran.

Sunderland bahkan dua kali mengenai tiang dan mencatat enam tembakan on target. Ini bukanlah upaya heroik bertahan dari tim promosi; mereka benar-benar mengancam.

Rasa gelisah di Anfield makin terasa seiring musim yang kian berantakan. Tak bisa dimungkiri, kecemasan di tribune menular ke para pemain.

Satu-satunya rasa takut kini justru berada di ruang ganti tuan rumah, membuat banyak pemain terlihat tertekan alih-alih terinspirasi. Hasilnya adalah, rangkaian kesalahan besar dan keputusan buruk yang terus terulang.

Pertandingan ini kembali menunjukkan bahwa masalah Liverpool jauh lebih dalam daripada sekadar perdebatan apakah Mohamed Salah layak menjadi starter di sisi kanan. Untuk pertama kalinya sejak bergabung dengan klub, Salah dicadangkan dalam dua laga liga berturut-turut di Anfield.

Dengan wajah tertutup snood, ia menyaksikan rekan-rekannya tampil datar dan tanpa urgensi pada babak pertama.


Anfield Tak Lagi Angker

Ekspresi kecewa para pemain Liverpool setelah kalah 1-4 dari PSV dalam laga Liga Champions 2025/2026 di Anfield, Liverpool, Rabu (26/11/2025) waktu setempat. (AP Photo/Jon Super)

Tekanan mereka hilang, aliran bola lambat dan mudah ditebak. Apa pun rencana permainan yang dibawa Slot, tidak berjalan. Masuknya Salah menggantikan Cody Gakpo di babak kedua memberi sedikit opsi menyerang, tetapi pada bagian lain permainan, Liverpool tetap tumpul.

Alexander Isak tampil jauh di bawah standar, hanya menyentuh bola 14 kali dalam 86 menit. Sulit dipahami mengapa Hugo Ekitike dan Chiesa menunggu begitu lama sebelum diberi kesempatan bermain.

Slot menyebut gol Sunderland sebagai "sial" setelah tembakan Chemsdine Talbi membelok mengenai Virgil van Dijk hingga tak terjangkau Alisson. Namun, kesalahan itu bermula dari Van Dijk sendiri yang kehilangan bola dengan mudah dan lamban menutup ruang.

Kapten Liverpool itu sedikit menebusnya lewat antisipasi penting untuk menghentikan peluang Dan Ballard di penghujung laga.

Hampir tak ada sisi positif malam itu, tetapi setidaknya Liverpool mendapatkan satu poin dari situasi tertinggal, yang pertama sejak Mei, menunjukkan sedikit perlawanan. Wirtz memang belum mengakhiri paceklik golnya, tetapi kontribusinya kembali terasa.

Kenyataan bahwa Liverpool lebih dekat kebobolan lagi daripada mencetak gol kemenangan pada akhir laga mencerminkan posisi mereka saat ini.

Anfield kini terlalu ramah bagi para tamu.

 

Sumber: The Athletic via NY Times

Berita Terkait