Menlu Sugiono: Indonesia Belum Buka Bantuan Asing untuk Banjir Sumatra

Menteri Luar Negeri, Sugiono, menyatakan pemerintah Indonesia belum mengaktifkan mekanisme untuk menerima bantuan internasional dalam menghadapi banjir dan longsor yang terjadi di beberapa daerah di Sumatra.

BolaCom | Yus Mei SawitriDiterbitkan 05 Desember 2025, 20:20 WIB
Berdasar informasi dari data bencana hidrometeologi siklon tropis senyar yang dikeluarkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Tamiang pada Kamis (4/12) malam, setidaknya terdapat 2.698 rumah warga di Kabupaten Aceh Tamiang yang mengalami kerusakan parah. Tampak foto udara yang diambil menggunakan drone ini menunjukkan wilayah yang terdampak banjir bandang di Aceh Tamiang, Pulau Sumatra, Kamis 4 Desember 2025. (AP Photo/Binsar Bakkara)

Bola.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri, Sugiono, menyatakan pemerintah Indonesia belum mengaktifkan mekanisme untuk menerima bantuan internasional dalam menghadapi banjir dan longsor yang terjadi di beberapa daerah di Sumatera. Pernyataan tersebut disampaikan Sugiono saat konferensi pers di Gedung Pancasila, Jakarta, pada Jumat (5/12/2025).

"Saat ini kita belum membuka," ungkap Menlu Sugiono ketika ditanya mengenai kemungkinan bantuan dari negara lain.

Advertisement

Ia menjelaskan pemerintah hanya akan meminta dukungan dari internasional jika kapasitas nasional sudah tidak mencukupi. "Masih ditutup sampai kita merasa membutuhkan bantuan," tambahnya.

Sugiono meyakini Indonesia masih memiliki kemampuan untuk mengatasi situasi darurat ini dengan memaksimalkan semua sumber daya yang ada di dalam negeri. "Tapi, saya kira kita dengan semua kekuatan, tadi disampaikan bahwa ini adalah upaya bersama, saya yakin kita bisa menyelesaikan masalah ini," tuturnya.

 


Harus Mendukung Warga

Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta Timur, Selasa (14/10/2025) (Liputan6.com/Lizsa Egeham)

Sugiono menegaskan semua komponen negara harus dikerahkan untuk mendukung warga yang terkena dampak bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Pernyataan ini disampaikan saat acara pelepasan bantuan kemanusiaan "Diplomat Peduli" yang berlangsung di halaman Gedung Pancasila, Jakarta, Jumat, 5 Desember.

Dalam pernyataannya, Menlu Sugiono menyampaikan rasa belasungkawa mewakili seluruh jajaran Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan menegaskan bantuan yang dikumpulkan oleh para diplomat akan disalurkan melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ke tiga provinsi yang terdampak.

"Sesuai perintah Presiden Prabowo Subianto, seluruh kekuatan nasional harus dikerahkan untuk membantu saudara-saudara kita dalam menghadapi bencana besar ini," tegas Menlu Sugiono.

Ia juga menyebutkan solidaritas yang ditunjukkan oleh para diplomat Indonesia di seluruh dunia merupakan bagian yang sangat penting dari upaya kemanusiaan ini. Menurutnya, diplomasi Indonesia memiliki akar yang kuat dalam kepedulian terhadap situasi yang terjadi di dalam negeri.

Menlu Sugiono juga mengungkapkan rasa terima kasih kepada perwakilan negara-negara sahabat yang telah menyampaikan belasungkawa dan memberikan dukungan moral.

 

 


Berikan Apresiasi

Banjir bandang dan tanah longsor yang menerjang wilayah Batang Toru, Tapanuli Selatan, Sumatra Utara, pada akhir November 2025 membawa material kayu gelondongan dalam jumlah besar. Operasi pencarian dan penyelamatan terus dilakukan tim gabungan. Tampak dalam foto, seorang petugas penyelamat memimpin anjing pelacak dalam operasi pencarian korban banjir di Batang Toru, Sumatra Utara, Rabu 3 Desember 2025. (AP Photo/Binsar Bakkara)

Ia memastikan pemerintah akan terus bekerja keras dalam menangani dampak bencana, termasuk langkah-langkah rehabilitasi dan rekonstruksi di daerah yang mengalami kerusakan parah.

Menlu Sugiono juga memberikan apresiasi kepada BNPB, TNI, Polri, partai politik, serta berbagai organisasi masyarakat dan sosial yang berada di garis depan dalam penanganan bencana. Pada tahap pengiriman bantuan kali ini, Kementerian Luar Negeri mengirimkan bahan makanan, minuman, susu bayi, dan pakaian.

"Kami sadar sumbangan kecil ini tidak menyelesaikan semua masalah, tetapi ini adalah bentuk kepedulian kami, dan semoga dapat meringankan beban saudara-saudara kita," ungkap Menlu Sugiono. 

Berita Terkait