Bola.com, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menemukan sekitar 700 lokasi di perairan Indonesia yang berpotensi menyimpan harta karun atau benda muatan kapal tenggelam (BMKT). Dari jumlah tersebut, sekitar 90 persen berasal dari China.
Direktur Sumber Daya Kelautan Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP, Frista Yorhanita, menjelaskan nilai potensi BMKT di 700 titik tersebut belum dapat diukur.
Penilaian baru akan dilakukan setelah pengangkatan dan taksasi resmi oleh Kementerian Keuangan. Proses penilaian ini mencakup identifikasi, pembagian, dan penentuan nilai ekonomi dari benda-benda yang berhasil diangkat.
"Mayoritas titik berada di jalur sutera yakni jalur perdagangan kuno yang biasa dilewati kapal-kapal China, seperti Sumatera dan Jawa," ungkap Frista Yorhanita, di Jakarta pada Jumat (5/12/2025).
"Kalau nilainya, itu belum bisa ditaksir berapa. Potensi kasar tidak bisa dijadikan acuan karena barang-barang ini kan barang antik, harus dilihat dulu, pecah atau tidak itu nilainya sudah beda jauh," tambahnya.
Temuan Tanah Jarang Monasit Bernilai Sangat Fantastis
PIa juga menambahkan bahwa dari sekitar 700 titik potensi BMKT, KKP telah memberikan 13 izin pengangkatan, dan beberapa di antaranya sudah berhasil diangkat. Namun, Frista belum bisa memberikan informasi mengenai total nilai dari temuan harta karun tersebut.
Pengelolaan BMKT menjadi salah satu isu strategis KKP dalam pengelolaan sumber daya kelautan, bersamaan dengan isu-isu lain seperti pengelolaan sedimentasi laut, pengelolaan marine biofarmakologi, dan swasembada garam.
Dalam sebuah pernyataan, Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan adanya temuan tanah jarang monasit yang memiliki nilai mencapai ratusan triliun rupiah. Temuan ini berasal dari lokasi pertambangan ilegal yang telah disita oleh negara di Bangka Belitung. Selama ini, potensi besar tersebut dikelola secara ilegal dengan memanfaatkan enam smelter yang kini telah disita dan diserahkan kepada PT Timah Tbk.
"Tanah jarang yang belum diurai mungkin nilainya lebih besar, sangat besar. Tanah jarang itu mengandung monasit, dan 1 ton monasit bisa bernilai ratusan ribu dolar, bahkan sampai 200.000 dolar AS," ungkapnya seperti yang dikutip dari Antara pada Selasa (7/10/2025).
Setelah melakukan peninjauan langsung terhadap penyitaan smelter ilegal yang terlibat dalam penambangan tanpa izin di area PT Timah, Prabowo menyatakan bahwa nilai tersebut jika dirupiahkan setara dengan sekitar Rp3,3 miliar per ton.
Kerugian Negara
Di kawasan smelter ilegal, Presiden Prabowo memperkirakan ada sekitar 40.000 ton monasit. Dengan jumlah tersebut, ia menyatakan bahwa potensi nilai ekonomi dari temuan tanah jarang di Bangka Belitung dapat mencapai 8 miliar dolar AS, yang setara dengan sekitar Rp128 triliun.
Presiden juga menjelaskan bahwa dari enam perusahaan ilegal yang telah disita, kerugian negara ditaksir mencapai Rp300 triliun, termasuk di dalamnya monasit. Ia menegaskan bahwa praktik-praktik ilegal seperti ini harus segera dihentikan.
"Kita bisa bayangkan, kerugian negara dari enam perusahaan ini saja mencapai potensi Rp300 triliun," katanya.