Bola.com, Bangkok - Untuk kali pertama sejak menginjakkan kaki di Thailand pada 7 Desember 2025, Bola.com mengunjungi Rumah Indonesia yang beralamat di Soi Prachan Khadi, Khlong Tan Nuea, Watthana, Bangkok.
Maklum, sejak 7-13 Desember 2025, kami berada di Chiang Mai, Thailand, untuk meliput perjalanan Timnas Indonesia U-22 yang tersingkir di babak penyisihan meski berstatus sebagai juara bertahan.
Rumah Indonesia adalah homebase NOC Indonesia dan Tim Indonesia yang sedang berjuang membawa nama bangsa di SEA Games 2025 Thailand pada 9-20 Desember 2025.
Pada Senin (15/2/2025) siang waktu setempat, Rumah Indonesia kedatangan tamu spesial. Ya, para peraih medali cabang olahraga (cabor) skateboard mampir untuk makan siang di sana.
Tim Indonesia mendapatkan satu medali emas dari Hutomo Basral Graito dan satu perak dari Ni Wayan Malana Fairbrother dalam cabor skateboard SEA Games 2025.
Menyantap Masakan Khas Indonesia
Di Rumah Indonesia, sudah disediakan berbagai menu makanan khas nusantara. Mulai dari nasi, bebek goreng, rendang, telur bulat pedas, bakwan, tahu, hingga sambal merah khas Tanah Air yang nyaris tidak dapat ditemukan di Thailand.
Kami bersama para atlet dan ofisial cabor skateboard pun makan siang bersama dengan wartawan Indonesia lainnya yang juga menyambangi Rumah Indonesia.
Membuka Pintu Sebesar-besarnya
Chef de Mission (CdM) Tim Indonesia di SEA Games 2025, Bayu Priawan Djokosoetono, membuka pintu sebesar-besarnya Rumah Indonesia kepada para pejuang pengibar bendera Merah Putih di SEA Games 2025.
"Kami saat ini juga sedang berada di Rumah Indonesia yang hampir setiap hari selalu padat dikunjungi oleh teman-teman atlet dan ofisial. Mereka kangen dengan masakan Indonesia, kita siapkan semua masakan Indonesia di sini," ujar Bayu.
"Ada rendang, ada cumi asin, ada kerupuk, dan lain sebagainya. Terutama sambalnya cocok lah di sini katanya. Tapi itu juga sebagai bentuk pelayanan kami kepada para atlet dan mereka merasa di sini ada rumah mereka," tuturnya.
Spot Santai
Selain untuk atlet, Rumah Indonesia juga bisa dijadikan awak media sebagai tempat peristirahatan sebentar. Misalnya, sambil duduk-duduk, bercengkerama dengan sesama Warga Indonesia (WNI), hingga sebagai spot yang santai bekerja.
"Ada yang lucu, beberapa teman-teman atlet minta izin mau datang ke sini kepada kami. Saya bilang, salah minta izin, ini rumah kalian, bukan rumah kita. Ini rumah kita bersama, rumah atlet Indonesia, rumah tim Indonesia bersama," ucap Bayu.
"Jadi bukan milik siapa-siapa, tapi milik tim Indonesia, milik bersama untuk bisa kita bersama-sama di sini saling silaturahmi dan juga mungkin melakukan evaluasi bersama," jelasnya.