Bola.com, Jakarta - Manchester United kembali menunjukkan dua wajah yang kontras saat menjamu AFC Bournemouth di Old Trafford. Setengah skuad yang diperkuat pada bursa transfer musim panas tampil menjanjikan, sementara separuh lainnya justru memperlihatkan lubang besar yang belum tertambal.
Hasil akhirnya adalah laga kacau yang berakhir imbang 4-4. Pertandingan ini menampilkan sisi terbaik sekaligus kelemahan paling mencolok dari tim racikan Ruben Amorim. United mampu mencetak gol dengan mudah, tetapi sama sekali gagal menjaga keunggulan.
Musim lalu, Setan Merah sadar betul akan masalah produktivitas gol. Solusinya, klub menggelontorkan dana besar untuk memperkuat lini serang. Namun, konsekuensinya jelas, sektor pertahanan justru terabaikan.
Statistik berbicara lugas. Manchester United sudah mencetak 30 gol di Premier League, sejajar dengan Arsenal dan hanya kalah dari Manchester City. Di sisi lain, mereka baru mencatat satu clean sheet, bahkan lebih sedikit dari Burnley yang kini terpuruk di peringkat ke-19.
Ruben Amorim tak menampik bahwa laga tersebut menyajikan hiburan, tetapi masih menyisakan frustrasi.
“Ini adalah pertandingan yang menyenangkan untuk semua orang di rumah,” kata Amorim.
“Orang-orang menikmati melihat Manchester United musim ini, tetapi kami harus menyatukan dua hal itu. Jika Anda mengikuti klub ini cukup lama, Anda tahu bahwa tugas kami bukan hanya menang, tetapi juga bagaimana caranya.”
“Mereka ingin menang, tetapi juga ingin terinspirasi. Hari ini menginspirasi, tetapi ada rasa frustrasi karena kami tidak menang,” lanjutnya.
Menyerang Hidup, Bertahan Mati-matian
Dengan sebagian besar anggaran tersedot ke lini depan, United kini berharap bisa menyeimbangkan skuad dengan belanja besar di sektor gelandang dan wing back. Namun, sebelum itu terwujud, Amorim harus bekerja dengan tim yang timpang.
Pada momen-momen tertentu, kombinasi Matheus Cunha, Bryan Mbeumo, Bruno Fernandes, Amad Diallo, dan Mason Mount terlihat memikat. United bahkan melepaskan 12 tembakan dalam 30 menit pertama dan total 17 tembakan hingga turun minum.
Amad dan Fernandes mencetak gol, diselingi sundulan Casemiro. Ketika Cunha mencatatkan namanya di papan skor pada menit ke-79, United unggul untuk ketiga kalinya dalam laga ini.
Namun, semua itu tetap belum cukup. Bournemouth yang datang tanpa kemenangan dalam enam laga dan puasa gol lebih dari empat jam justru mampu menyamakan skor lewat Junior Kroupi di menit akhir. Sebelumnya, Antoine Semenyo dan Evanilson juga mengakhiri paceklik gol mereka di Old Trafford.
Suporter Bournemouth yang berada di sudut stadion bahkan sempat melantunkan nyanyian ejekan, mengingat tim mereka kini mencetak tiga gol atau lebih di Old Trafford dalam dua musim beruntun.
Pelatih Bournemouth, Andoni Iraola, mengakui laga berjalan penuh dinamika.
“Sulit dijelaskan. Banyak naik turunnya,” ujar Iraola.
“United jauh lebih baik selama 20 menit. Selain itu, saya cukup senang. Kami mencetak empat gol dan kebobolan empat gol. Beberapa pemain kami memang butuh gol dan ini bagus untuk kepercayaan diri mereka.”
Masalah Bertambah Jelang Laga Berat
Situasi bisa saja lebih buruk bagi Amorim jika kiper Senne Lammens tidak melakukan penyelamatan gemilang di masa injury time. Usai laga, stadion Old Trafford ditinggalkan suporter dengan perasaan campur aduk, bingung antara puas dan kecewa.
Pertanyaan besar pun muncul. Apakah United adalah tim yang hanya kalah sekali dalam 10 laga terakhir, atau justru tim yang hanya menang dua kali dari enam pertandingan?
Jawabannya, keduanya benar.
Amorim secara halus mengisyaratkan kebutuhan investasi di lini tengah dan pertahanan musim depan.
“Kami kekurangan kualitas saat bertahan di area sendiri,” tegas pelatih asal Portugal itu.
“Kami sudah mengurus sektor ofensif. Kami punya karakter dan kualitas, tetapi kami harus bertahan lebih baik dan bekerja sebagai satu tim.”
Masalah United belum berhenti di situ. Piala Afrika akan segera dimulai dan berpotensi memukul lini serang yang justru sedang paling berfungsi. Mbeumo dan Amad akan membela Kamerun dan Pantai Gading, sementara Noussair Mazraoui sudah bergabung dengan Maroko. Casemiro juga absen akibat akumulasi kartu.
Dengan kondisi tersebut, Amorim harus membawa timnya menghadapi Aston Villa, tim paling konsisten di Premier League saat ini, dalam kondisi pincang. Sampai fase berikutnya dari rencana rekrutmen klub benar-benar terwujud, Amorim tak punya pilihan lain selain memaksimalkan apa yang ada di tangannya.
Sumber: ESPN