Wayne Rooney Ungkap Alasan Sir Alex Ferguson Tak Pernah Membentak Nani

Wayne Rooney mengungkap alasan Sir Alex Ferguson tak pernah memmbentak Nani di Man United.

BolaCom | Wiwig PrayugiDiterbitkan 17 Desember 2025, 17:45 WIB
Luis Nani. Di Liga Inggris, sayap kiri Portugal berusia 35 tahun yang sejak awal musim 2021/2022 membela Melbourne Victory di Liga Australia ini hanya memperkuat satu klub, yaitu Manchester United selama 7 musim mulai 2007/2008 hingga 2013/2014. Bersama MU ia meraih 4 gelar Liga Inggris pada musim 2007/2008, 2008/2009, 2010/2011 dan terakhir pada 2012/2013 saat terakhir kalinya Setan Merah dibesut Sir Alex Ferguson. Bersama Setan Merah ia total tampil dalam 147 laga di Liga Inggris dengan torehan 26 gol dan 56 assist. (AFP/Glyn Kirk)

Bola.com, Jakarta - Manchester United memiliki sejarah panjang di bawah kepemimpinan Sir Alex Ferguson, termasuk reputasinya sebagai pelatih yang keras terhadap pemain. Namun, satu nama kerap disebut sebagai pengecualian, yakni Nani.

Fakta tersebut kembali mencuat setelah Wayne Rooney mengungkap cerita lama terkait perlakuan khusus Ferguson kepada winger asal Portugal itu, yang disebut tidak pernah menerima teguran keras khas sang manajer legendaris.

Advertisement

Sir Alex Ferguson dikenal luas sebagai sosok pelatih yang tidak segan meluapkan kemarahan kepada pemainnya apabila tampil di bawah standar. Metode tersebut sering terjadi di ruang ganti dan dilakukan dengan jarak sangat dekat, hingga kemudian populer dengan istilah hairdryer treatment.

Beberapa pemain bintang seperti Paul Scholes, David Beckham, dan Roy Keane pernah merasakan langsung gaya kepemimpinan keras pelatih asal Skotlandia itu.

Pendekatan tersebut terbukti efektif dalam menjaga disiplin dan intensitas skuad Manchester United. Selama masa kepemimpinannya dari 1986 hingga 2013, Ferguson sukses mempersembahkan 13 gelar Premier League, menjadikan Setan Merah sebagai kekuatan dominan di sepak bola Inggris. Meski demikian, metode ini juga diakui tidak selalu cocok untuk semua karakter pemain.


Pendekatan Berbeda

Sir Alex Ferguson, eks manajer Manchester United. (Dok. manutd.com)

Dalam wawancara yang dilakukan pada 2018, Wayne Rooney menyebut bahwa Ferguson sengaja meluapkan amarahnya kepada dirinya untuk memancing reaksi positif, sementara kepada pemain lain, seperti Nani, pendekatannya berbeda. Rooney menilai Ferguson memahami betul karakter tiap pemain dan tahu kapan harus menekan serta kapan harus menahan diri.

“Berkali-kali saat jeda babak pertama, saya bermain bagus sementara yang lain tidak, tapi dia justru mendatangi saya. Dia tahu akan ada adu argumen, tapi itu akan memancing reaksi dari saya,” ujar Rooney.

“Kalau dia melakukannya kepada pemain lain misalnya Nani, dia tahu dia akan kehilangan pemain tersebut. Tapi dia memang tahu cara terbaik menangani pemain yang berbeda beda.”


Periode Nani

Luis Nani didatangkan Manchester United pada 2007 lalu dari Sporting Lisbon. Nani membuat 230 penampilan dengan menyumbang 40 gol dan 74 assist bersama Setan Merah. Pada 2015, Ia dilepas menuju klub Turki, Fenerbahce. (Foto: AFP/Andrew Yates)

Nani bergabung dengan Manchester United pada 2007 setelah direkrut dari Sporting CP. Selama delapan musim membela Setan Merah, ia mencatatkan 230 penampilan di semua kompetisi.

Dalam periode tersebut, Nani turut berkontribusi membawa United meraih empat gelar Premier League dan satu trofi Liga Champions pada 2008, menjadikannya bagian penting dari era kejayaan klub.

Sebagai pemain sayap, Nani dikenal memiliki kemampuan dribel, kecepatan, serta kreativitas tinggi dalam membongkar pertahanan lawan. Gaya bermainnya yang penuh flair sering merepotkan bek sayap lawan, terutama dalam situasi satu lawan satu. Namun di balik kelebihannya, muncul anggapan bahwa Nani tidak selalu nyaman dengan kerasnya duel fisik di Liga Inggris.


Momen Penting

Rooney bahkan pernah mengungkapkan satu momen yang memperkuat persepsi tersebut. Ia mengklaim sempat melihat Nani menangis setelah menerima tekel keras dari Jamie Carragher saat Manchester United bertandang ke Anfield menghadapi Liverpool. Momen itu disebut menunjukkan sisi emosional Nani ketika menghadapi tekanan fisik yang ekstrem.

Kisah ini menunjukkan bahwa Sir Alex Ferguson tidak hanya dikenal sebagai pelatih keras, tetapi juga manajer yang piawai membaca karakter pemainnya. Pendekatan berbeda yang diterapkan kepada Nani menjadi bukti bahwa keberhasilan Ferguson tidak semata soal ketegasan, melainkan kemampuan mengelola psikologi skuad secara tepat. Di balik reputasi hairdryer treatment, terdapat strategi kepemimpinan yang lebih kompleks dan manusiawi.   

Sumber: SportBible

Penulis: Roger Ali

Berita Terkait