Bola.com, Jakarta - Jurgen Klopp kembali menjadi sorotan setelah menyebut empat manajer yang menurutnya layak masuk daftar pelatih terhebat sepanjang sejarah sepak bola.
Pelatih asal Jerman itu menyampaikan pandangannya dalam sebuah sesi wawancara terbaru, dengan menyebut Johan Cruyff, Pep Guardiola, Sir Alex Ferguson, dan Bill Shankly sebagai sosok paling berpengaruh dalam dunia kepelatihan.
Sebagai salah satu manajer tersukses di era modern, pendapat Klopp memiliki bobot tersendiri. Ia dikenal sebagai arsitek di balik kebangkitan Borussia Dortmund dan kesuksesan Liverpool, termasuk mengakhiri penantian panjang gelar liga selama 30 tahun dengan menjuarai Premier League.
Selain itu, Klopp juga membawa The Reds menjuarai Liga Champions musim 2018 2019 serta sejumlah trofi domestik.
Meski telah meninggalkan Anfield pada 2024, Klopp tetap aktif di dunia sepak bola dengan menjabat sebagai Head of Global Soccer Red Bull. Dalam perannya tersebut, ia kerap dimintai pandangan terkait filosofi permainan dan sejarah sepak bola. Salah satu topik yang menarik perhatian publik adalah ketika ia diminta menyebut empat manajer terhebat sepanjang masa versi dirinya.
Johan Cruyff
Nama pertama yang disebut Klopp adalah Johan Cruyff. Mantan pelatih Barcelona tersebut dinilai sebagai figur revolusioner yang mengubah cara sepak bola dimainkan dan dipahami.
Cruyff dikenal sebagai pelopor filosofi permainan menyerang yang menekankan penguasaan bola dan pergerakan tanpa bola, baik saat masih menjadi pemain maupun ketika beralih ke dunia kepelatihan.
“Cara dia melihat sepak bola, cara dia memahami sepak bola, itu tidak ada duanya.”
Pep Guardiola
Pilihan kedua Klopp jatuh kepada Pep Guardiola, sosok yang memiliki hubungan rivalitas sekaligus respek mendalam dengannya. Keduanya kerap bertemu saat masih melatih di Jerman dan kemudian di Inggris. Sepanjang kariernya, Klopp tercatat menghadapi Guardiola sebanyak 30 kali, menjadikannya lawan yang paling sering ia hadapi di pinggir lapangan.
Meski persaingan Liverpool dan Manchester City kerap berlangsung ketat dalam perburuan gelar Premier League, Klopp mengakui adanya kekaguman terhadap metode dan pemahaman sepak bola Guardiola. Ia bahkan memberikan penghormatan khusus saat pelatih asal Spanyol itu mencapai 1.000 pertandingan sebagai manajer.
“Merupakan sebuah kesenangan dan kehormatan bisa sering menghadapi Anda sepanjang karier kami. Pertandingan-pertandingan tersulit, tetapi juga pertandingan yang paling saya nikmati, karena Anda adalah dan tetap menjadi inspirasi bagi kami semua.
Cara Anda memahami sepak bola benar-benar tak tertandingi. Hasrat yang Anda tunjukkan setiap hari sungguh luar biasa.”
Sir Alex Ferguson
Untuk pilihan berikutnya, Klopp menegaskan bahwa Sir Alex Ferguson tidak mungkin dilewatkan. Manajer legendaris Manchester United itu dianggap sebagai panutan bagi setiap pelatih.
Ferguson dikenal dengan konsistensinya membawa Setan Merah mendominasi sepak bola Inggris selama puluhan tahun, serta kemampuannya membangun ulang tim di berbagai generasi.
Klopp sempat dikaitkan sebagai kandidat pengganti Ferguson setelah sang legenda pensiun pada akhir musim 2012 2013. Meski tidak pernah berhadapan langsung di pinggir lapangan, Klopp mengaku memiliki rasa hormat yang besar terhadap Ferguson dan menyebutnya sebagai figur teladan dalam dunia kepelatihan.
Bill Shankly
Satu tempat terakhir dalam daftar tersebut menjadi yang paling sulit bagi Klopp. Ia mengaku mempertimbangkan beberapa nama besar lain seperti Carlo Ancelotti dan Bob Paisley. Namun pada akhirnya, Klopp memilih Bill Shankly, sosok yang memiliki peran fundamental dalam membangun identitas dan budaya Liverpool.
“Dan sekarang saya hampir tidak bisa memutuskan,” kata Klopp. “Carlo Ancelotti ada di pikiran saya, tentu saja. Bill Shankly, Bob Paisley, saya banyak mendengar tentang mereka, meski tidak pernah melihat langsung.
Tapi ya, saya ingin melihat Bill Shankly di Mount Rushmore. Itu saja.”
Pilihan tersebut menegaskan penghormatan Klopp terhadap sejarah Liverpool. Selama 15 tahun melatih The Reds, Shankly mempersembahkan 10 trofi, membawa klub promosi dari Divisi Dua, memenangkan tiga gelar Divisi Satu, serta meletakkan fondasi kuat bagi kesuksesan Liverpool di era Bob Paisley, baik di kompetisi domestik maupun Eropa.
Sumber: Givemesport
Penulis: Roger Ali