Bola.com, Jakarta - Manchester United sedang kecewa berat usai laga sarat gol kontra Bournemouth yang berakhir imbang 4-4, Selasa dini hari WIB lalu. Di balik hasil dramatis tersebut, terungkap bahwa MU telah melayangkan keluhan resmi kepada FIFA.
Apa yang memicu langkah tersebut?
Pertandingan yang digelar di Old Trafford itu menjadi satu di antara duel paling gila di Premier League musim 2025/26.
Delapan gol tercipta dari delapan pencetak gol berbeda, sementara tim asuhan Ruben Amorim harus merelakan keunggulan satu gol mereka sirna hingga tiga kali sepanjang laga saat menjamu Bournemouth besutan Andoni Iraola.
Jalannya Pertandingan
MU membuka skor lewat Amad pada menit ke-13. Paruh pertama yang relatif lebih tenang ditutup dengan dua gol tambahan jelang turun minum, masing-masing dicetak Antoine Semenyo dan Casemiro.
Namun, Bournemouth tampil agresif selepas jeda. Usai pengarahan Iraola, tim tamu membalas cepat melalui Evanilson dan Marcus Tavernier sebelum menit ke-52, sekaligus berbalik unggul.
Tuan rumah sempat kembali memimpin setelah Bruno Fernandes dan Matheus Cunha mencetak gol dengan sisa waktu 11 menit.
Akan tetapi, Eli Junior Kroupi memastikan Bournemouth pulang dengan satu poin setelah menyesuaikan posisi tubuhnya dan melepaskan penyelesaian yang tak mampu dijangkau Senne Lammens.
Dua penyelamatan krusial Lammens di menit-menit akhir juga membuat rekor kemenangan United saat unggul di babak pertama tetap terjaga.
Keluhan ke FIFA usai Duel 4-4
Hasil imbang tersebut menandai awal periode sulit bagi MU. Dua pemain yang tampil dalam laga delapan gol itu, Bryan Mbeumo dan Amad, kini harus bertolak ke Afrika untuk membela Kamerun dan Pantai Gading di ajang Piala Afrika 2025.
Situasi ini memaksa Amorim dan stafnya memutar otak untuk menyusun komposisi sisi kanan tim tanpa dua pilar penting.
Pada 3 Desember, FIFA mengeluarkan pedoman baru terkait pelepasan pemain ke tim nasional. Klub diwajibkan melepas pemain mulai 15 Desember, bukan dua pekan sebelum turnamen paruh musim yang berlangsung pada 21 Desember 2025 hingga 18 Januari 2026.
Mbeumo dan Amad masih diizinkan tampil pada laga Selasa dini hari WIB tersebut, tetapi sikap berbeda datang dari Maroko sebagai tuan rumah Piala Afrika 2025, yang dijadwalkan menghadapi Komoro pada 21 Desember.
Noussair Mazraoui sejatinya bisa dimainkan Amorim saat melawan Bournemouth jika pertandingan digelar pada Sabtu. Namun, perubahan jadwal ke Senin malam waktu setempat demi slot siaran televisi membuat laga itu masuk ke periode pelepasan pemain versi FIFA.
Akibatnya, bek kanan berusia 28 tahun tersebut harus dilepas ke Timnas Maroko.
Menaikkan Eskalasi Persoalan
MU, yang gagal naik ke posisi lima klasemen karena hasil imbang itu, meyakini sejak awal bahwa ketiga pemain tersebut tetap tersedia untuk laga Premier League melawan Bournemouth, mengingat pertandingan lain di akhir pekan digelar sebelum tanggal pelepasan baru yang diumumkan FIFA.
Mazraoui dilaporkan telah berlatih penuh bersama rekan-rekannya sepanjang pekan jelang laga Senin malam dan tetap bersikap profesional terhadap klub maupun negaranya.
BBC Sport melaporkan bahwa MU kemudian "menaikkan eskalasi persoalan ini" ke FIFA. Di internal Setan Merah, muncul rasa frustrasi karena FIFA tidak memaksa Maroko mengubah sikap.
Sumber-sumber yang dekat dengan situasi ini menilai MU diperlakukan tidak adil oleh Maroko dan FIFA. Mereka menilai Kamerun dan Pantai Gading bersikap simpatik dan kooperatif dalam pembicaraan pra-pertandingan melawan Bournemouth.
MU meyakini Maroko lebih memprioritaskan sesi latihan timnas ketimbang satu laga penting Premier League, yang akhirnya berakhir imbang 4-4 tanpa kehadiran Mazraoui.
Komentar FIFA
Laporan lain menyebut AS Roma dan Real Betis juga mengalami frustrasi serupa dalam urusan pelepasan pemain dengan Maroko.
Sementara itu, FIFA mendorong federasi dan klub untuk melakukan diskusi bilateral dengan itikad baik guna menemukan solusi individual yang tepat.
"Dalam kasus di mana sengketa terkait pelepasan pemain tetap berlanjut setelah diskusi bilateral tersebut, FIFA, dalam perannya sebagai mediator di antara kedua pihak, akan menerapkan pedoman yang mempertimbangkan kondisi tiap kasus, termasuk faktor waktu pertandingan dari kompetisi yang terdampak, tahapan kompetisi tersebut, keterlibatan historis dan rencana keterlibatan pemain dalam pertandingan terkait, serta faktor relevan lainnya," demikian pernyataan FIFA.
Opsi Taktik MU tanpa Trio Piala Afrika
Sejak awal kedatangannya, Amorim dikenal kukuh dengan pendekatan taktisnya. Pelatih asal Portugal itu konsisten menggunakan formasi 3-4-3 sejak meninggalkan Sporting CP dan menggantikan Erik ten Hag pada November 2024.
Namun, absennya Amad dan Mbeumo, dua dari tiga komponen utama di sisi kanan, menciptakan persoalan pemilihan pemain.
Masalah bertambah karena Mazraoui belakangan juga diplot sebagai bek tengah kanan, seperti saat menghadapi Wolverhampton Wanderers dan West Ham United. Situasi ini mempersempit opsi Amorim, meski Leny Yoro dinilai mampu mengisi peran tersebut sebagai solusi sementara.
Kabar baiknya, performa Mason Mount sedang menanjak. Gelandang Inggris itu berpeluang dimainkan sebagai gelandang serang kanan (No.10) selama Mbeumo membela Kamerun.
Untuk posisi wing-back kanan yang ditinggalkan Amad, Diogo Dalot bisa dipindahkan dari sisi kiri, dengan Patrick Dorgu atau Luke Shaw mengisi posisi yang biasa ditempatinya.
Alternatif lain, merujuk laporan terbaru, Amorim dapat beralih dari skema tiga bek ke 4-3-3 guna meredam dampak kepergian pemain ke Piala Afrika 2025.
Dalam skema ini, Kobbie Mainoo bisa mengisi lini tengah bersama Matheus Cunha, Benjamin Sesko, dan Mount. Sementara lini belakang akan dihuni Dalot, Matthijs de Ligt, Lisandro Martinez, dan Shaw.
Sumber: Give Me Sport