Bola.com, Jakarta - Hampir tiga dekade berlalu sejak pertama kali menginjakkan kaki di Indonesia, Fabio Oliveira menoleh ke belakang. Dia mengenang masa-masa awal perjuangannya meniti karier di sepak bola Indonesia.
Fabio Oliveira menjadi salah satu pemain asing asal Brasil yang cukup lama mewarnai Liga Indonesia. Dia datang ke RI pada akhir 1996, mengikuti jejak para kompatriotnya yang lebih dulu mencicipi kerasnya Liga Indonesia.
Nama-nama seperti Carlos de Mello, Jackson F Tiago, dan Antonio Claudio sudah lebih dulu sukses dan menjadi magnet bagi pemain Brasil lainnya, termasuk Fabio.
Awalnya, Fabio Oliveira mengaku ragu. Indonesia adalah negara yang sama sekali tak ia kenal. Namun, keyakinan dan kerja keras akhirnya membawanya bertahan lama di perantauan, bahkan menjelma menjadi sosok yang dikenang di klub-klub yang pernah dibela.
Jejak Panjang di Sepak Bola Indonesia
Sejak kedatangannya pada akhir 1996, Fabio Oliveira tercatat pernah memperkuat sejumlah klub di Indonesia, di antaranya Persita Tangerang, PSP Padang, PSIM Yogyakarta, dan Persiter Ternate.
Tak hanya dikenal sebagai pemain, pria kelahiran Rio de Janeiro, Brasil, 25 Juni 1973 itu juga melanjutkan kiprahnya sebagai pelatih. Ia sempat menukangi klub-klub besar seperti Persebaya Surabaya dan Persita Tangerang, serta dipercaya menjadi asisten pelatih Timnas Indonesia.
Dalam perbincangan di kanal YouTube Sport77, Fabio mengenang kembali cerita awal kedatangannya ke Indonesia.
"Saya di Indonesia sudah mau tiga dekade. Pertama kali ke sini akhir 1996, main di Liga Dunhill," ujar Fabio.
Terinspirasi Kisah Sukses Pemain Brasil
Ia mengungkapkan bahwa keputusannya hijrah ke Indonesia bukan karena janji manis agen atau sponsor, melainkan terinspirasi dari kisah sukses para pemain Brasil yang lebih dulu datang.
"Ceritanya karena sukses teman-teman yang datang sebelumnya. Carlos de Mello di Persebaya, Jacksen di Petrokimia Putra, Antonio Claudio di Semen Padang. Mereka lebih dulu sukses," kata Fabio.
Saat itu, pembiayaan pemain asing masih sepenuhnya bergantung pada sponsor klub, bukan federasi. Ketika sponsor setuju, negosiasi pun berjalan dan pintu Liga Indonesia terbuka lebar.
Fabio mengakui, sebelum datang ke Indonesia ia bahkan belum pernah mendengar banyak tentang negara ini.
"Belum pernah. Kalau di luar negeri, Jakarta jarang ada yang tahu. Kalau Bali orang tahu, tetapi sepak bolanya tidak," tuturnya.
Adaptasi jadi Tantangan Besar
Adaptasi pun menjadi tantangan besar, mulai dari makanan, budaya, hingga perbedaan latar belakang agama.
"Brasil negara Katolik, sementara Indonesia mayoritas Muslim. Jadi memang perlu adaptasi. Tapi secara keseluruhan, mereka bilang bagus, kompetisinya berkembang,” ungkap Fabio.
Cerita-cerita positif itulah yang akhirnya menguatkan tekadnya. Dari seorang pemain yang "buta Indonesia", Fabio Oliveira tumbuh menjadi figur penting dalam perjalanan sepak bola nasional, sebuah kisah tentang keberanian mengambil peluang dan bertahan lewat kerja keras.
Sumber: YouTube Sport77