Bola.com, Jakarta - Manchester City membukukan kerugian sebelum pajak hampir 10 juta paun (sekitar Rp223,9 miliar) dalam laporan keuangan musim 2024/25.
Angka tersebut menandai kerugian pertama klub sejak musim 2019/20 yang terdampak pandemi COVID-19, meski pendapatan Man City tetap berada di level tinggi.
Total pendapatan klub tercatat sebesar 694,1 juta paun, menurun tipis dari rekor 715 juta paun pada musim sebelumnya, tetapi masih menjadi pendapatan tertinggi ketiga sepanjang sejarah klub.
Di sisi lain, biaya operasional terus meningkat dan mencapai 790 juta paun, naik 11 juta paun dibanding tahun sebelumnya, terutama akibat lonjakan biaya eksternal lain sebesar 15,4 juta paun.
Kondisi ini membuat Man City mencatat kerugian operasional senilai 93,3 juta paun.
Agresif di Bursa Transfer
Situasi di atas tak lepas dari langkah agresif klub di bursa transfer. Performa Man City di lapangan pada musim lalu mendorong manajemen berinvestasi besar untuk memperkuat skuad asuhan Pep Guardiola.
Pada jendela transfer Januari 2025, Man City mendatangkan empat pemain, termasuk Omar Marmoush dan Nico Gonzalez.
Aktivitas itu berlanjut di musim panas dengan tambahan tujuh pemain baru, di antaranya Rayan Cherki dan Gianluigi Donnarumma.
Secara keseluruhan, pengeluaran Man City untuk transfer pemain mencapai 352,9 juta paun.
Angka itu melonjak signifikan dibanding 220 juta paun pada musim 2023/24. Sementara itu, pemasukan dari penjualan pemain justru menurun, dari 139 juta menjadi 95 juta paun.
Penurunan Lain
Pendapatan hari pertandingan juga mengalami penurunan sebesar 500 ribu menjadi 75,1 juta paun.
Faktor utamanya adalah jumlah laga Liga Champions yang lebih sedikit serta pertandingan Liga Inggris dengan tingkat kepentingan yang lebih rendah pada fase akhir musim.
Pendapatan dari hak siar turut terkoreksi, turun 16,1 juta menjadi 278,6 juta paun, sebagian karena berkurangnya eksposur dari broadcaster domestik Inggris. Meski demikian, partisipasi Man City di ajang Piala Dunia Antarklub 2025 dengan format baru sedikit membantu menahan penurunan tersebut.
Ke depan, klub-klub Premier League, termasuk Man City, diperkirakan akan mendapat dorongan finansial dari kesepakatan hak siar domestik baru senilai 6,7 miliar paun untuk periode empat tahun, yang mulai berlaku pada musim 2025/26.
Periode Menentukan
Pimpinan Manchester City, Khaldoon Al Mubarak, menilai musim ini bisa menjadi momen penting bagi perjalanan klub.
"Saya percaya bahwa suatu saat nanti kami akan melihat kembali tahun ini sebagai periode yang sangat menentukan bagi penguatan klub, baik dalam jangka menengah maupun panjang," ujarnya.
Ia juga mengakui bahwa pencapaian di lapangan tidak sepenuhnya sesuai harapan.
"Tidak diragukan lagi bahwa hasil sepak bola musim lalu berada di bawah ekspektasi kami. Namun, musim seperti ini adalah bagian yang tak terelakkan dari sepak bola. Di liga paling kompetitif di dunia, tidak ada tim yang bisa berharap menang setiap tahun," lanjut Khaldoon.
Menurutnya, tantangan yang dihadapi Man City selama 12 bulan terakhir justru akan memberi dampak positif ke depan.
"Saya yakin pelajaran dari tantangan tersebut akan membuat kami semakin kuat sebagai klub dan menjadikan kesuksesan di masa depan terasa lebih berharga," imbuhnya.
Data keuangan ini menegaskan "pertentangan" yang kian nyata antara ambisi membangun skuad bertabur bintang dan upaya menjaga keberlanjutan finansial, terutama di tengah terus melonjaknya biaya transfer dan gaji pemain di Premier League.
Sumber: Inside World Football