Sukses


Suharno Dilepas ke Peristirahatan Terakhir dengan Duka Mendalam

Bola.com, Blitar - Jenazah pelatih Arema, Suharno, telah dimakamkan pada hari ini, Kamis (20/8/2015), pukul 10.00 WIB di Blitar. Selama ini almarhum dan keluarga memang tinggal di Malang, tetapi Blitar merupakan asal istri almarhum sementara Suharno berasal dari Klaten, Jateng.

Jenazah Suharno dilepas dari rumah duka menuju TPU Desa Jabung, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar dengan diiringi istri dan putra, kerabat, sahabat, kolega, pemain Arema, jajaran pemain yang pernah dilatihnya, dan Aremania.

Wajah duka dan penuh kehilangan sangat jelas terlihat mengingat mereka kehilangan sosok yang selama ini cukup dekat dan ramah dengan semua kalangan itu. Ungkapan duka cita pun masih terus mengalir meski Suharno kini sudah beristirahat untuk selamanya.

Walau kepergian selamanya mantan pelatih Persis Solo dan Persiwa Wamena itu mengejutkan karena tanpa ada tanda-tanda sebelumnya, keluarga melepas almarhum dengan ikhlas dan tabah.

Putra semata wayang almarhum misalnya, Dheka Putra, terlihat tegar dengan terus berada di sisi jenazah almarhum hingga dimakamkan. Padahal Dheka, yang berprofesi sebagai dokter di tim Bali United Pusam ini berencana melangsungkan pernikahan pada 10 Oktober 2015.

Selama ini Dheka memang jadi kebanggaan Suharno. Dalam beberapa kesempatan, ekspresi kebanggaan senantiasa terpancar jelas setiap kali almarhum membicarakan putra tunggalnya itu.

Keluarga dan kolega melepas Suharno ke peristirahatan terakhir di Blitar, Kamis (20/8/2015). (@aremacronus)

Kenangan akan almarhum juga masih terus membayangi kolega hingga sekarang. Eduard Tjong, pelatih Persiba Balikpapan di Piala Presiden 2015, mengaku sangat terpukul dengan kepergian selamanya Suharno.

Edu, sapaan karib Eduard Tjong, pernah bekerja sama dengan almarhum tatkala menukangi Persis Solo pada 2007-2008. Ketika itu almarhum menjadi pelatih kepala sedangkan Edu berposisi asisten pelatih.

"Butuh beberapa jam lamanya untuk mempercayai kabar meninggalnya Pak Harno. Kenangan saat bersama di Solo langsung terbayang. Beliau orang baik. Sebagai pelatih, almarhum tak segan memberikan porsi kepada saya yang kala itu jadi asisten pelatih, untuk ikut bersuara. Kami diskusi dan belajar bersama," ungkap Edu.

Selepas tak lagi bersama di Persis, hubungan silaturahmi di antara keduanya tetap terjalin dengan baik. "Yang paling saya ingat dari beliau adalah sapaan "dulur-nya" yang selalu diucapkan tiap kali kami bertemu. Juga, teriakan "onche-nya". Saya ikut berduka," imbuh mantan pelatih Persela Lamongan itu.

Baca Juga :

Detik-detik Terakhir Sebelum Suharno Meninggal Dunia

Doa Bersama Pemain Persib Bandung untuk Suharno

Duka Cita dari Insan Sepak Bola Tanah Air Mengalir untuk Suharno

Video Populer

Foto Populer