Sukses


Feature: Perjalanan 165 Km Sarat Makna Bersama Ferdinand Sinaga

Bola.com, Parepare - Rabu (28/10/2015) pukul 06.00 WITA silam, telepon seluler bola.com tiba-tiba berdering, ada panggilan masuk dari kawan lama, Iskandar Muzakkir. Pentolan suporter Hasanuddin ini mengajak bola.com menghadiri pembukaan Habibie Cup 2015 di Parepare yang berjarak 165 km dari Makassar.

"Sekalian kita bersama Ferdinand Sinaga ke Parepare. Dia dikontrak Gasma Enrekang," ujar Iskandar, yang ternyata jadi salah satu pengurus Gasma di Habibie Cup.

Singkat cerita, pukul 08.00 WITA, kami sudah berada di depan rumah Ferdinand yang terletak di kawasan kota baru Makassar. Penyerang sayap Sriwijaya FC ini sudah menunggu di teras rumah. Setelah berpamitan dengan istrinya, Aghie Veronicca, kami bertiga meluncur ke Parepare.

Baru lima menit di jalan, Aghie menelpon mengabarkan putra sulungnya, Fabio Devran Sinaga, baru bangun dan mencari sang ayah. "Sebagai ayah, saya selalu berusaha dekat dengan anak. Makanya, setiap tidak ada kegiatan di sepak bola, saya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah," kata Ferdinand.

Bagi Ferdinand, kebahagiaan sebuah keluarga adalah ketika mereka bisa selalu berkumpul bersama. Dengan alasan itulah, Ferdinand meminta Aghie tidak bekerja. Padahal, wanita yang dinikahinya pada 2011 itu bergelar sarjana S2.

"Saya ingin anak saya selalu didampingi oleh orangtuanya. Terus terang, saya juga ingin selalu dekat dengan keluarga. Tapi, sebagai pesepak bola saya harus menghormati kontrak dengan klub yang kebetulan tidak berada di kota sama di mana kami tinggal," ujar eks pemain Pelita Jaya, Persisam, Persiwa Wamena, Semen Padang, dan Persib ini.

Ferdinand yakin Aghie bisa jadi ibu yang baik buat anak-anaknya. Dia merujuk pengalamannya sebelum menikah. Saat itu, kenang Ferdinand, hidupnya tidak teratur dan 'liar'. "Saya sosok yang beruntung mendapatkan Aghie. Kami bertemu di Yogyakarta, ketika itu dia sedang menempuh pendidikan S2 di sana," katanya.

Polisi pun menggunakan kesempatan berfoto dengan Ferdinand Sinaga seusai latihan Sriwijaya FC. Bukti nyata begitu populernya sang pemain di mata pencinta sepak bola nasional. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Ferdinand berencana, kelak ketika anaknya sudah memasuki usia sekolah, dirinya akan menetap di satu kota bersama keluarga. "Kemungkinan di Makassar, karena keluarga besar istri saya di kota ini," jelas Ferdinand, yang mengaku pernah bercita-cita jadi tentara.

Mendengarkan Ferdinand bercerita tentang keluarga kecilnya, tanpa terasa kami sudah menempuh setengah waktu perjalanan ke Parepare. Ferdinand juga mengaku menikmati perjalanan itu.

Dia teringat masa kecilnya, saat menemani ayahnya, Simson Sinaga, yang berprofesi sebagai supir bus melintasi sejumlah provinsi di Sumatra. "Sekarang ayah saya berjualan sembako di Bandung. Saya membelikannya sebuah ruko. Tidak jadi sopir lagi," tuturnya.

Obrolan makin asyik saat Ferdinand bercerita seputar dirinya dengan sepak bola. Bagi Ferdinand, sepak bola adalah segalanya. "Saya adalah kepala keluarga yang menggantungkan hidup dari sepak bola. Makanya saya selalu berusaha tampil total bersama klub yang saya bela," ujar pemain terbaik ISL 2014 ini.

Ferdinand mengaku honor pertamanya saat bertanding adalah Rp 15 ribu, yang diperolehnya kala membela Persib Bandung U-15. "Honor itu langsung saya berikan ke orangtua," kenangnya.

Terkait sepak bola, Ferdinand mengungkapkan dirinya sangat termotivasi tampil total di lapangan bersama klub yang didukung suporter fanatik dan militan. Dia sudah merasakan hal itu semasa membela Semen Padang, Persib Bandung, Sriwijaya FC, dan terakhir PSM Makassar di Piala Presiden 2015. 

"Saya selalu terobsesi untuk tidak membuat suporter kecewa," ungkap Ferdinand Sinaga.

Karena itulah, dia berusaha tampil prima meski terkendala cedera. Pengalaman terakhirnya, saat membela PSM menghadapi Mitra Kukar pada leg kedua Piala Presiden di Stadion Andi Mattalatta Mattoangin.

"Saat itu, paha saya masih bermasalah setelah cedera di pertemuan pertama. Tapi, saya ingin tampil di Makassar. Selain obat antinyeri dari dokter, saya juga menelan obat dari ramuan cina plus balsem sebanyak-banyaknya. Ha ha ha...," cerita Ferdinand sambil terbahak.

Ferdinand pun tampil beringas dan PSM menang 2-1 pada pertandingan yang berakhir rusuh itu. Sayang, PSM gagal ke semifinal karena kalah gol tandang.

Tanpa terasa, kami tiba di Parepare. Di hotel, pemain yang kini berusia 27 tahun itu disambut ofisial dan pemain Gasma Enrekang. Mereka tidak melewatkan kesempatan untuk berfoto bersama dengan Ferdinand.

Ferdinand Sinaga makin sumringah karena di Gasma sudah bergabung eks rekannya di PSM, Iqbal Samad, Satrio Syam, dan Tamsil Sijaya. Setelah puas melepas kangen di hotel, bola.com dan Ferdinand melanjutkan obrolan pada sebuah warung coto makassar di pusat Kota Parepare. Ferdinand baru tampil perdana bersama Gasma Enrekang pada Jumat (30/10/2015) melawan Perssin Sinjai. 

Video Populer

Foto Populer