Sukses


Anak asal Solo Buka Rahasia Performa Gemilangnya di SC Feyenoord

Bola.com, Solo - Yussa Nugraha, pesepak bola muda asal Kota Solo, jadi perbincangan hangat beberapa pekan terakhir. Hal itu menyusul menampilan impresif bersama SC Feyenoord C1 dalam kompetisi Liga Belanda U-15 musim 2015-2016.

Hingga paruh musim berakhir, pertengahan bulan lalu, pemain berusia 14 tahun itu mengemas delapan gol dan sembilan assist dalam 17 kali penampilan di semua ajang. SC Feyenoord sementara berada di posisi ketiga di bawah Ado Den Haag C1 serta Alphense Boys C1. 

Kepada bola.com melalui fasilitas jejaring sosial, Senin (4/1/2016), Yussa bercerita tentang aktivitasnya di masa jeda kompetisi sekarang serta kiprahnya bersama bekas klub Robin van Persie tersebut.

Halo Yussa, bagaimana cerita liburan ke Belgianya?
Halo juga... Seru liburannya, apalagi jalan-jalan bersama keluarga. Setelah ini kembali bergelut di sepak bola dan persiapan menghadapi putaran kedua. Kami ingin memberikan permainan yang lebih baik lagi sampai akhir musim.

Bisa diceritakan bagaimana awalnya hingga bisa bergabung dengan SC Feyenoord?
Saya ikut orang tua yang bekerja di restauran di Vorburg, Den Haag. Sebelumnya, saya sempat bersekolah di SD 44 Nusukan, Solo, namun setelah kelas dua pindah ke Belanda.

Setelah itu saya masuk tim sepak bola VV Haagsehout kemudian diundang mengikuti trial di ADO Den Haag, bergabung dengan tim Divisi III SVV Scheveningen dan masuk tim SC Feyenoord C1 sampai sekarang.

Bagaimana orangtua mendukung kegiatan kamu selama ini?
Ayah dan mama selalu melihat saya berlaga setiap Sabtu, terutama ayah. Kalau mama dan kakak perempuan kadang-kadang ikut ke stadion. 

Ayah dan mama selalu mendukung penuh. Mereka selalu bilang latihanlah yang sungguh-sungguh, fokus, dan selalu menjadi air mengalir karena usaha keras kalau itu memang sudah jalan saya pasti akan tercapai.

Yussa Nugraha berlibur bersama keluarga di Belgia, saat jeda paruh musim Liga Belanda U-15. (Dok.pribadi)

Kamu tampil impresif sejauh ini. Apa kuncinya?
Disiplin menghadapi jadwal padat yang semuanya berkaitan. Pagi hari saya sekolah terlebih dulu, Senin-Jumat mulai pukul 08.30 sampai 15.00. Lalu dikombinasikan dengan berlatih bola mulai pukul 18.30 sampai 20.00.

Latihan saya lakukan tiga kali sepekan yakni tiap Senin, Rabu, Kamis dan dilanjutkan kompetisi pada hari Sabtu. Sedari awal saya sudah memiliki niat untuk bersungguh-sungguh terjun di sepak bola.

Menurut kamu sepak bola Belanda itu seperti apa?
Kultur sepak bola Belanda menjunjung total football sejak usia muda, yaitu menguasai bola dengan sebanyak-banyaknya. Menguasai bola yang paling efektif saat ini adalah dengan menjadikan operan pendek menyusur tanah sebagai gaya yang dominan. Belanda dengan kultur sepak bola seperti ini yang justru berkembang. Lain dengan kultur di Inggris dan Brasil

Dengan performa oke di Belanda ada keinginan membela Timnas Indonesia?
Itu dia. Sebelum sepak bola Indonesia dibekukan, saya ingin mengikuti seleksi Timnas U-16 tahun lalu. Mudah-mudahan masih ada kesempatan lagi. Kalau lolos itu merupakan tantangan. Saya bisa merasakan suasana yang berbeda, terutama iklim sepak bolanya.

Ada kegiatan lain yang kamu jalani di luar sepak bola?
Selain hari-hari itu, pada Jumat dan Minggu saya mendapatkan libur. Namun, di saat libur pun saya tetap punya kegiatan. Tiap Jumat saya privat belajar membaca Al-Qur'an dan minggu saya latihan bola secara privat di Voetbalacademie. Padat kan? Bisa dibilang selain latihan fisik saya juga memperdalam keimanan dengan rutin beribadah.

 

 

 

 

Video Populer

Foto Populer