Sukses


8 Pemain Calon Bintang Timnas Indonesia

Bola.com, Jakarta - Pemain yang masuk kategori bintang tidak pernah absen menghiasi perjalanan Timnas Indonesia dalam setiap turnamen internasional dari masa ke masa. Tim Merah Putih selalu diwakili pemain bintang yang mewakili sebuah generasi.

Nama-nama mantan pesepak bola macam Ramang, Maulwi Saelan, Soetjipto Soentoro, Anjas Asmara, Ronny Pattinasarani, hingga Ricky Yakobi merupakan segelintir nama beken pada masanya. Para pemain tersebut mewakili pesepak bola generasi tahun 1950-1980.

Memasuki era 1990-2000, Timnas Indonesia melahirkan pemain bintang sekelas Ferril Raymond Hattu, Ansyari Lubis, Fachry Husaini, Ansyari Lubis, Aji Santoso, Bima Sakti, Kurniawan Dwi Yulianto, hingga Bambang Pamungkas.

Setelah itu, ada Boaz Solossa yang berhasil mengundang decak kagum sejak kiprah pertamanya bersama Timnas Indonesia di Piala Tiger 2004 (sekarang Piala AFF). Kala itu, Boaz yang baru berusia 19 tahun disebut-sebut sebagai “bocah ajaib”.

Julukan itu diberikan karena penampilan memikat Boaz bersama Timnas Indonesia asuhan Peter Withe. Bochi, sapaan akrabnya, berhasil mengemas 4 gol atau hanya terpaut 3 gol dari kompatriotnya, Ilham Jaya Kesuma dengan koleksi 7 gol.

Meski pernah mengalami dua kali patah kaki, Boaz mampu menjaga kelangsungan kariernya. Pemain bintang Tim Merah Putih berusia 30 tahun itu masih rutin dipanggil Timnas Indonesia, siapapun pelatihnya.

Kini, jelang Piala AFF 2016, Timnas Indonesia memiliki banyak pemain bertalenta yang memiliki potensi untuk menjadi pemain penting Timnas Indonesia. Dari sekian banyak nama yang dipanggil pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl, Bola.com mencatat ada 8 pemain yang bisa mengikuti jejak para pemain bintang tersebut: 

2 dari 9 halaman

2

MANAHATI LESTUSEN (PS TNI)

Pemuda kelahiran Liang, Ambon, 22 tahun silam, merupakan salah satu pemain seleksi Timnas Indonesia dengan prospek cerah. Pemain serbabisa yang berstatus tentara ini merupakan langganan Timnas kategori kelompok umur.

Manahati sudah pernah memperkuat Timnas U-19, Timnas U-23 dan sejauh ini sudah lima kali memperkuat Timnas senior. Kemampuan bermain di berbagai posisi menjadi nilai lebih bagi pemain yang sejak awal musim ini memperkuat PS TNI. 

Selain cakap memerankan tugasnya sebagai gelandang bertahan, Manahati juga piawai saat ditugaskan mengawal jantung pertahanan. Nilai plus lain yang dimiliki Manahati adalah kemampuannya dalam memimpin rekan-rekan setimnya. Pada SEA Games 2015, ia dipercaya menjadi kapten tim meski Timnas harus puas finis di posisi ke-4.

Saat masih menimba ilmu di Uruguay, Manahati pernah menjabat sebagai kapten tim SAD Indonesia Cuerta (U-19) tahun 2011. Manahati satu tim dengan pemain yang juga masuk daftar pemain seleksi Timnas untuk Piala AFF 2016, yakni Wanda Syahputra, Rudolof Yanto Basna, dan Ryuji Utomo Prabowo.

Selama menimba ilmu di Uruguay, Manahati juga pernah dipinjamkan ke salah satu klub papan atas negeri tersebut, Penarol U-19. Setelah itu, ia hijrah ke klub Divisi II Belgia, CS Vise dan sempat memperkuat klub Persebaya Surabaya di pentas ISL.

3 dari 9 halaman

3

EVAN DIMAS (BHAYANGKARA SU)

Pemain dengan nama lengkap Evan Dimas Darmono ini digadang-gadang bakal menjadi salah satu pemain pilar bagi Timnas Indonesia di masa depan. Prediksi itu muncul karena bakat istimewa yang dimiliki Evan Dimas untuk ukuran pesepak bola Indonesia.

Pemuda berusia 21 tahun in dianugerahi bakat besar dalam mengolah si kulit bundar. Hal itu sudah dibuktikan Evan saat meraih berbagai gelar dalam usia yang relatif belia bersama Timnas.

Evan turut andil memberikan dua gelar HKFA tahun 2012 dan 2013 bersama Timnas U-17 dan U-19 yang diarsiteki Indra Sjafri. Setelah itu, anak dari pasangan Condro Darmono dan Ana itu memberikan gelar perdana bagi Timnas U-19 kala meraih gelar Piala AFF U-19 di Sidoarjo, Jawa Timur tahun 2013.

Seusai memberikan gelar perdana bagi Timnas di Piala AFF, Evan Dimas mempertegas statusnya sebagai salah satu calon bintang dengan mencetak tiga gol alias hat-trick ke gawang Korea Selatan yang membawa Garuda Jaya ke putaran final Piala Asia 2014 yang berlangsung di Myanmar.

Bakat besar yang dimiliki pemain jebolan Mitra Surabaya itu membuat klub-klub antre untuk mendapatkan tanda tangannya. Namun, klub asal Surabaya, Surabaya United (kini Bhayangkara Surabaya United) menjadi klub yang beruntung.

Evan Dimas juga sempat melakoni trial bersama klub asal Spanyol, UE Llagostera tahun 2015. Sayang, mantan kapten Timnas U-19 itu gagal memikat hati tim pelatih untuk mendapatkan kontrak permanen untuk bermain di Negeri Matador.

Pada 2016, Evan mengisi kevakuman kompetisi di Tanah Air dengan mengikuti latihan di Espanyol B selama 4 bulan medio Februari-Mei 2015. Sepulang dari Spanyol, Evan Dimas kembali memperkuat Bhayangkara SU dan kini masuk daftar pemain seleksi Timnas untuk Piala AFF 2016.

4 dari 9 halaman

4

FERINANDO PAHABOL (PERSIPURA JAYAPURA)

Pemain sayap berpostur mungil ini pertama kali mencuat namanya saat masih memperkuat Persidafon Dafonsoro. Bersama klub yang bermarkas di Stadion Barnabas Youwe itu, Feri, sapaan akrabnya, kerap menjadi pemain penentu kemenangan. 

Pemain yang mengawali karier profesional bersama Persiwa Wamena, tampil memikat bersama pemain berbakat asal Papua lainnya, Patrich Wanggai. Berkat kerja sama apik keduanya, tim berjulukan Gabus Sentani berhasil finis di posisi ke-10 klasemen akhir ISL 2011-2012.

Dari segi torehan gol, Feri juga tergolong produktif. Ia mengemas 15 gol dari 30 kali tampil bersama Persidafon pada musim tersebut. Performa apik yang mengantarnya berkostum Persipura Jayapura di musim berikutnya.

Di Persipura, pemain berusia 24 tahun mendapatkan tempat terbaik untuk memperlihatkan skill miliknya yang di atas rata-rata. Berkat tuntunan dari pemain bintang, Boaz Solossa, Feri menjelma menjadi salah satu pemain serbabisa yang diperhitungkan di kompetisi Tanah Air.

Konsistensi penampilan bersama Persipura membuka pintu Pahabol untuk memperkuat Timnas Indonesia. Pemain bernama lengkap Yohanes Ferinando Pahabol dibawa pelatih kepala Timnas U-23, Rahmad Darmawan menuju SEA Games 2013 di Myanmar.

Di babak semifinal, Pahabol muncul sebagai pahlawan dalam drama adu penalti. Bertindak sebagai penendang terakhir, ia berhasil membobol gawang rival berat, Malaysia. Indonesia pun lolos ke final dengan skor 4-3 usai bermain imbang 1-1 dalam waktu normal berkat eksekusi sempurna, Pahabol.

Selama ini, Pahabol memang dikenal memiliki kemampuan dribble di atas rata-rata. Dengan bakat besar yang dimilikinya, Pahabol sudah sejak lama diprediksi bisa mengikuti jejak Boaz yang menjadi pemain bintang di usia muda.

5 dari 9 halaman

5

IRSYAD MAULANA (SEMEN PADANG)

Pemain sayap asal Padang ini menemukan kembali performa terbaiknya bersama Semen Padang musim ini. Ia bisa mengeluarkan seluruh kemampuan berkat polesan tangan dingin pelatih Tim Kabau Sirah, Nilmaizar.

Saat ini, Irsyad menjelma menjadi salah satu pemain penting di skuat Semen Padang. Perannya di sektor kiri penyerangan tim yang bermarkas di Stadion Haji Agus Salim tidak tergantikan oleh pemain lain. Torehan 4 gol dan 3 assist dari 14 laga Torabika Soccer Championship 2016 presented by IM3 Ooredoo jadi bukti penampilan apik Irsyad.

Mantan pemain Pelita Jaya U-21 ini menjadi poros permainan tim bersama ketiga rekannya di lini serang, yakni Vendry Mofu, Riko Simanjuntak, dan Marcel Sacramento. Berkat penampilan apik di level klub, Irsyad mendapatkan tiket untuk masuk skuat Piala AFF 2016 usai masuk daftar 47 pemain seleksi Timnas Indonesia.

Sebelum bersinar di Semen Padang, performa Irsyad tak stabil. Pada ISL 2014, pemain sayap berusia 22 tahun mendapatkan banyak pujian berkat penampilan impresif bersama Arema Cronus. Ia lantas digadang-gadang menjadi pemain masa depan Tim Singo Edan.

Namun, penampilan cemerlang pemuda asal Payakumbuh, Sumatera Barat itu tidak berlangsung lama. Puncaknya, ia memutuskan mundur dari Arema dengan alasan ingin lebih dekat dengan keluarga di Padang.

Pemain yang dikenal memiliki skill di atas rata-rata ini akhirnya memilih untuk memperkuat tim kampung halaman, Semen Padang. Keputusan Irsyad pun tak salah karena bersama Semen Padang ia kini masuk dalam deretan pemain sayap top di Tanah Air.

6 dari 9 halaman

6

ALFARIZI (AREMA CRONUS)

Nama Alfarizi mulai diperhitungkan sebagai salah satu bek sayap potensial setelah tampil konsisten bersama klub ibu kota, Persija Jakarta di ISL musim 2012-2013. Pemain yang dipinjam selama setengah musim dari Arema Cronus itu berhasil menjawab kepercayaan besar yang diberikan arsitek Macan Kemayoran, Benny Dollo.

Performa apik bersama Persija membuka jalan Alfarizi untuk dipercaya mengisi sektor bek sayap kiri Singo Edan. Setelah kembali dari masa pinjaman, peran mantan kapten Arema U-21 tidak tergantikan oleh pemain lain.

Mulai dari era kepelatihan almarhum Suharno, Joko Susilo, hingga kini Milomir Seslija, posisi Alfarizi di posisi bek kiri Arema tidak tergoyahkan. Penampilan konsisten dalam menjaga lini belakang Arema membuka pintu Timnas Indonesia yang akan tampil di Piala AFF 2016.

Meski baru dipanggil Timnas Indonesia pada usia 26 tahun, Alfarizi berpeluang besar menjadi pemain bintang di tim asuhan, Alfred Riedl. Bahkan, ia berpeluang besar menghuni skuat Timnas Indonesia di Piala AFF 2016.

Saat ini, pesaing Alfarizi di sektor bek kiri Timnas Indonesia memang tidak terlalu banyak. Praktis hanya ada beberapa nama macam Ricky Fajrin (Bali United FC) dan Andik Rendika Rama (Persija Jakarta). 

Dari segi pengalaman, Alfarizi unggul dari Ricky dan Rendika Rama. Kondisi ini membuat Alfarizi berpeluang besar mengisi posisi bek yang sejak beberapa tahun terakhir ditempati bek kiri Persib Bandung, Tony Sucipto. 

7 dari 9 halaman

7

BAYU PRADANA (MITRA KUKAR)

Jika dilihat sekilas, gelandang Mitra Kukar, Bayu Pradana memiliki kemiripan dengan mantan kapten Timnas Indonesia, Bima Sakti Tukiman. Selain bermain di posisi yang sama sebagai gelandang tengah, keduanya juga memiliki akurasi tembakan jarak jauh yang bagus.

Di masa jayanya, Bima Sakti terkenal dengan tendangan geledek yang kerap memberikan gol penting bagi klub maupun Timnas Indonesia. Untuk hal yang satu ini, Bayu memiliki kemiripan dengan salah satu pemain legendaris Tim Merah Putih tersebut.

Tembakan jarak jauh memang menjadi ciri khas Bayu. Pemain yang mengawali karier profesional bersama Persis Solo sudah mencetak beberapa gol lewat cara tersebut ke gawang tim lawan yang ia  pernah hadapi.

Selain memiliki kelebihan dalam tendangan jarak jauh, Bayu Pradana tipikal pemain yang agresif, jago mengatur ritme permainan, dan disiplin dalam menjaga lawan. Nilai plus itu yang agaknya membuat pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl memutuskan untuk memasukan nama Bayu dalam daftar 47 pemain seleksi menuju Piala AFF 2016.

Dengan usianya saat ini yang sudah menginjak 25 tahun, Bayu masih memiliki banyak waktu untuk menjadi bintang Tim Merah Putih. Terlebih, ia punya bekal kemampuan yang cukup untuk meraih status pemain bintang tersebut.

Keberhasilan Bayu masuk pemain seleksi Timnas Indonesia juga diraih berkat kerja keras. Maklum, ia harus menapaki kariernya dari klub kecil hingga akhirnya dipercaya menjadi kapten Mitra Kukar di Torabika Soccer Championship 2016 presented by IM3 Ooredoo.

Sepanjang karierya, Bayu lebih banyak bermain di kompetisi Divisi Utama. Mulai dari memperkuat Persis, Persipasi Bekasi, dan Persiba Bantul. Peruntungannya berubah kala tampil apik bersama Persiba Balikpapan selama masa vakum kompetisi.

Naga Mekes, julukan Mitra Kukar, yang kepincut dengan aksi Bayu memutuskan untuk mendatangkan sang pemain ke Stadion Aji Imbut, Tenggarong. Keputusan itu tidak salah karena Bayu kini menjelma menjadi pemain pilar tim asuhan, Jafri Sastra.

8 dari 9 halaman

8

ADAM ALIS (BARITO PUTERA)

Karier pemain bernama lengkap Adam Alis Setyano melesat dengan sangat cepat. Pemain berdarah Betawi mengawali karierya dengan memperkuat Perserang Serang pada 2014. Hanya dalam waktu dua tahun, pemain berusia 22 tahun sudah berkostum Persija Jakarta.

Tim ibu kota memutuskan merekrut Adam setelah memantau aksinya bersama klub asal Kalimantan, Martapura FC di kompetisi Divisi Utama. Bersama Tim Macan Kemayoran, Adam Alis dipercaya pelatih Rahmad Darmawan untuk menghuni skuat inti.

Penampilan konsisten bersama Persija membawa Adam Alis ke Timnas U-23 yang diarsiteki Aji Santoso. Nama Adam makin familiar bagi pencinta sepak bola di Tanah Air saat mencetak satu gol dan memberikan satu assist saat meladeni Timor Leste, Maret 2015. Ia juga masuk skuat Tim Garuda Muda di SEA Games 2015.

Sayangnya, karier Adam yang sedang menanjak sempat meredup karena terhentinya kompetisi ISL 2015 karena konflik PSSI dan Kemenpora yang berujung sanksi FIFA pada 30 Mei 2015. Ia akhirnya bergabung dengan klub kasta tertinggi Bahrain, East Riffa.

Bersama klub luar negeri pertamanya itu, karier Adam Alis berlangsung singkat karena hanya bertahan setengah musim. Ia pun memutuskan kembali ke Indonesia dan kini memperkuat klub asal Kalimantan Selatan, Barito Putera di Torabika Soccer Championship 2016 presented by IM3 Ooredoo.

Saat ini, Adam disebut-sebut sebagai salah satu gelandang terbaik di Indonesia. Ia berada sejajar dengan beberapa pemain jebolan Timnas U-19 seperti Evan Dimas, Muhammad Hargianto, Ichsan Kurniawan hingga Zulfiandi.

9 dari 9 halaman

9

DENDY SULISTYAWAN (PERSELA LAMONGAN)

Mantan pemain PON Jawa Timur ini menjadi pemain muda yang mencuri perhatian di Torabika Soccer Championship 2016 presented by IM3 Ooredoo. Sejauh ini, Dendi sudah mengemas 4 gol dan memberikan 2 assist.

Striker berusia 20 tahun ini mampu memperlihatkan kerja sama yang padu dengan striker impor Laskar Joko Tingkir, Herman Dzumafo. Kombinasi keduanya sudah menyumbang 8 dari total 14 gol yang sudah dicetak Persela di TSC 2016.

Dendy merupakan striker yang memiliki nilai plus dalam hal kecepatan lari. Selain itu, Dendy juga punya penyelesaian akhir dan akurasi umpan yang bagus. Kombinasi tersebut membuat pelatih Persela, Sutan Harharah tidak pernah ketinggalan memasukan nama sang pemain dalam skuat inti timnya.

Jika melihat gaya bermain, Dendy memiliki kemiripan dengan mantan striker Timnas Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto. Namun, Dendy butuh kerja keras untuk bisa menyamai level yang pernah dicapai mantan pemain yang menimba ilmu di klub Serie A, Sampdoria.

Pujian atas kinerja Dendy juga diberikan Sutan. Pelatih kenyang pengalaman itu memuji anak asuhnya itu sebagai pemain masa depan tim yang bermarkas di Stadion Surajaya. 

Pelatih Timnas, Alfred Riedl pun senang melihat penampilan Dendy. Hal itu bisa diketahui dengan keputusan pelatih asal Austria memasukan nama Dendy dalam daftar 47 pemain seleksi Tim Merah Putih. 

Video Populer

Foto Populer