Sukses


Style Timnas U-19 Eduard Tjong Berbeda dengan era Indra Sjafri

Bola.com, Jakarta - Tak hanya berbeda dalam hal komposisi bermain, gaya bermain Timnas Indonesia U-19 besutan Eduard Tjong juga tak sama dengan era sebelumnya, kala Tim Garuda Muda ditangani Indra Sjafri. Patron bermain ofensif dengan mengedepankan dominasi penguasaan bola yang menjadi ciri khas Timnas U-19 berubah.

Skema bermain Eduard Tjong mengandalkan formasi 4-2-3-1, 4-4-2, atau 3-4-3. Struktur posisi pemain yang digunakan, baik ketika menguasai bola ataupun tidak, tidak berubah secara signifikan bergeser dari formasi dasar yang diterapkan saat kick-off.

Di zaman Indra Sjafri, Timnas Indonesia U-19 bermain dengan skema paten 4-3-3. Filosofi bermain pelatih asal Sumatra Barat itu sepintas mirip dengan Tiki-taka ala Barcelona.

Pemain dituntut untuk mengambil kendali permainan. Mereka memulai arus serangan dengan mengandalkan trio gelandang sebagai mesin passing. Permainan Timnas U-19 kala itu cenderung melebar, di mana dua penyerang sayap tidak hanya berfungsi sebagai pembagi bola, tapi proaktif melakukan tusukan ke area kotak penalti.

Sikap keras dan tegas seringkali diperlihatkan Indra Sjafri, pelatih Timnas Indonesia U-19 yang pernah bermain untuk PSP Padang di era 1980-an, kepada anak didiknya yang kurang memahami instruksi, (6/5/2014). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Skema yang diusung Indra tidak mengantungkan diri pada sosok target man sebagai penjebol gawang lawan. Siapa pun yang punya peluang untuk mencetak gol (terutama di posisi gelandang dan sayap) dengan melakukan tusukan ke area pertahanan lawan, diberikan ruang berkreasi.

Tentu masih segar di dalam ingatan bagaimana Timnas Indonesia U-19 meraih kesuksesan dengan menyabet trofi juara di Piala AFF U-19 2014 di hadapan publik sendiri. Evan Dimas dkk. saat itu berhasil menjadi juara berkat tangan dingin Indra Sjafri yang membentuk tim sejak U-15.

Muchlis Hadi Ning Syaifulloh, Ravi Murdianto, Paulo Sitanggang, adalah sebagian dari nama yang saat itu meraih sukses berkat tempaan latihan dan metode luar biasa Indra Sjafri dalam membentuk tim.

Juara Piala AFF U-19 2013 adalah bukti konkret keberhasilan itu. Tapi situasinya tentu berbeda dengan saat ini.

Di sisi lain, anak-anak Timnas Indonesia U-19 asuhan Eduard Tjong lebih disiplin posisi. Dari sejumlah laga uji coba terlihat kalau Timnas Indonesia memainkan strategi zona, di mana pergerakan antar lini mengikuti posisi bola. Mereka menggeber pressing tinggi yang cenderung mengacu pada posisi pemain lawan yang memegang bola.

Skema bermain ala Edu cenderung lebih pragmatis. Pemain agak dibatasi ruang kreasinya. Sang mentor ingin sirkulasi bola ke depan lebih cepat. Organisasi permainan yang rapih jadi kekuatan utama Timnas Indonesia U-19 saat ini.

Perbedaaan gaya bermain sejatinya hal yang wajar, mengingat setiap pelatih punya style berbeda. Skema bermain biasanya disesuaikan dengan ketersediaan pemain.

 Di zaman Indra Sjafri, ia memiliki banyak pemain dengan kemampuan memegang bola. Situasi sedikit berbeda dengan saat ini. Patut juga dicatat waktu yang dimiliki Edu untuk membangun soliditas permainan Timnas U-19 amat pendek. Ia hanya punya waktu kurang dari dua bulan.

Bandingkan dengan Indra, yang punya durasi lebih panjang hingga tahunan. Edu sejatinya sedikit diuntunkan tak harus benar-benar memulai dari nol pelatnas. Ia mengandalkan pemain sisa pelatnas jangka panjang Timnas Indonesia U-19 hasil gemblengan Fachry Husaini.

Fachry, sejatinya jadi suksesor Indra Sjafri seusai kegagalan di ajang Piala AFC U-19. PSSI ingin mengulang metode yang dipakai Indra, sayangnya rencana besar menggelar pelatnas jangka panjang gagal karena konflik dengan pemerintah. Para pemain terbaik dari berbagai daerah yang sempat digembleng beberapa bulan akhirnya bubar jalan.

"Di tengah segala keterbatasan kami mencoba memberikan yang terbaik. Tidak mudah memang, tapi dengan semangat juang serta kerja keras saya percaya para pemain bisa melakukannya," ungkap Eduard Tjong.

Timnas Indonesia U-19 saat ini sudah berada di Vietnam untuk berlaga di Piala AFF U-19 2016. Mereka menghadapi jalan terjal sejak fase penyisihan.

 

2 dari 4 halaman

Modal 2 Pemain Senior

Sesuai hasil undian, Indonesia tergabung di Grup B bersama Australia, Thailand, Myanmar, Kamboja, dan Laos. Sementara itu, persaingan Grup A dihuni Malaysia, Singapura, Vietnam, Timor Leste, dan Filipina.

Tim asuhan Eduard Tjong mendapat giliran menjalani laga pertama pada 12 September 2016, melawan Myanmar, jam 16.00 WIB. Selanjutnya Tim Garuda Muda bakal menghadapi lawan berat secara  beruntun, yakni melawan Thailand dan Australia. Keduanya merupakan  pesaing berat Indonesia di Grup B.

Di antara 23 nama yang berangkat ke Vietnam ada dua nama yang ada dalam skuat dua tahun silam, yakni Awan Setho dan Dimas Drajad.

Awan Setho Raharjo, penjaga gawang Persip Pekalongan, adalah kiper pelapis Ravi Murdianto dalam skuat asuhan Indra Sjafri yang sukses meraih trofi Piala AFF U-19 dua tahun silam. Begitu pun dengan Dimas Drajad, striker PS TNI yang dua tahun lalu masih jadi pelapis dari Muchlis Hadi Ning Syaifulloh sebagai striker utama.

Awan Setho memang baru berusia 17 tahun saat bersama dengan Timnas U-19 asuhan Indra Sjafri meraih gelar juara dua tahun lalu. Begitu pula dengan Dimas Drajad yang pada Maret 2017 baru genap berusia 20 tahun.

Dua pemain itu kini jadi pemain yang lebih senior dan berpengalaman di dalam skuat asuhan Eduard Tjong. Mungkin di antara anggota skuat yang lain, ada beberapa yang pernah merasakan bagaimana permainan sepak bola level internasional melalui trial.

Namun, Awan Setho dan Dimas Drajad jelas merupakan sosok yang berbeda di dalam Timnas Indonesia U-19 saat ini.

Eduard Tjong, jelang keberangkatan tim ke Hanoi, sempat mengatakan bahwa tim yang diasuhnya ini masih dalam kondisi labil. Performa yang diperlihatkan anak-anak asuhnya kerap naik dan turun di setiap pertandingan.

"Yang terpenting bagi saya adalah melakukan pendekatan dari hati ke hati dengan seluruh pemain. Mentalitas pemain belia masih labil, namun jika terus diyakinkan bahwa mereka bisa, saya optimistis mereka bisa tampil stabil saat menghadapi turnamen sesungguhnya," ungkap Edu.

3 dari 4 halaman

23 Pemain Timnas U-19 di Piala AFF U-19 2016

Berikut ini daftar 23 pemain Timnas Indonesia untuk Piala AFF U-19 2016:

Kiper: Muhammad Riyandi (Barito Putera), Satria Tama Hardiyanto (Persegres Gresik United), Awan Setho Raharjo (Persip Pekalongan).

Belakang: Arizky Wahyu Satria (ASIFA), Bagas Adi Nugroho (MSG), Jujun Saepuloh (Persib Bandung), Ibrahim Sanjaya (Persip Pekalongan), Habibi (PS Bangka), Andy Setyo Nugroho (Pusamania Borneo FC).

Tengah: Chrystna Bhagascara (ASIFA), Satria Wardana (Kwarta Medan), Hanif Abdurrauf Sjahbandi (MSG), Syahrian Abimanyu (MSG), Abdul Haris Tuakia (PPLM), Edo Febriansah (PPLM), Nevy Alexsander Dwaramury (PPLM), Pandi Lestaluhu (PS TNI), Asnawi Mangkualam Bahar (PSM Makassar), Muhammad Alwi Slamat (Semen Padang), Sandi Pratama (PS Bangka), Saddil Ramdani (ASIFA).

Depan: Muhammad Rafli (ASIFA), Muhammad Dimas Drajad (PS TNI).

Pelatih: Eduard Tjong

4 dari 4 halaman

Jadwal Timnas Indonesia U-19 di Piala AFF 2016

 Berikut ini jadwal lengkap Piala AFF U-19 2016 yang melibatkan Timnas Indonesia U-19:

Grup B

12 September 2016: Myanmar vs Indonesia (Jam 16.00 WIB, Vietnam YFTC)

14 September 2016: Indonesia vs Thailand (Jam 19.00 WIB, Stadion Hang Day)

16 September 2016: Indonesia vs Australia (Jam 15.30 WIB, Vietnam YFTC)

18 September 2016: Laos vs Indonesia (Jam 16.00 WIB, Vietnam YFTC)

20 September 2016: Indonesia vs Kamboja (Jam 19.00 WIB, Vietnam YFTC)

Semifinal

22 September 2016 (Stadio Hang Day): Juara Grup A vs Runner-up Grup B (Jam 16.00 WIB), Juara Grup B vs Runner-up Grup A (Jam 19.00 WIB)

Final

24 September 2016 (Stadion Hang Day): Perebutan peringkat ke-3/ke-4 Jam 16.00 WIB, final jam 19.00 WIB

Video Populer

Foto Populer