Sukses


Kartu Truf di 4 Lini Berbeda Timnas Indonesia

Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia akan kembali beradu kekuatan dengan Timnas Vietnam di semifinal Piala AFF 2016. Dua pertemuan sengit akan tersaji pada 3 dan 7 Desember 2016. Timnas Indonesia pun bertekad kuat untuk meraih kemenangan demi melaju ke final dan mewujudkan asa menjadi juara Piala AFF untuk pertama kalinya dalam sepanjang sejarah.

Alfred Riedl pun memiliki sejumlah kartu truf dalam setiap lini tim asuhannya.

Timnas Indonesia tengah dalam perjalanan untuk membangkitkan kembali euforia masyarakat pecinta sepak bola Indonesia. Sempat terseok-seok di dua pertandingan pertama babak grup, Andik Vermansah dkk. akhirnya berhasil memastikan diri melaju ke semifinal setelah mengalahkan Singapura dengan skor 2-1 di pertandingan pamungkas babak grup yang digelar di Manila, Jumat (25/11/2016).

Kini Tim Garuda akan melanjutkan perjuangan itu dengan menghadapi Vietnam, yang sukses menjadi juara Grup B setelah mengalahkan ketiga lawannya, Malaysia, Myanmar, dan Kamboja. Pertemuan antara Timnas Indonesia dan Vietnam ini bukan yang pertama dalam beberapa bulan terakhir.

Vietnam adalah salah satu lawan yang dihadapi oleh Boaz Solossa dkk. dalam mempersiapkan diri menuju Piala AFF 2016. Tim asuhan Alfred Riedl bermain imbang 2-2 dengan Vietnam saat kedua tim bermain di Stadion Maguwoharjo, Sleman pada 9 Oktober 2016.

Saat itu Timnas Indonesia bangkit dari ketertinggalan 0-2 dengan dua gol yang diciptakan oleh Zulham Zamrun dan Irfan Bachdim.

Timnas Indonesia pun sempat menjajal kekuatan Vietnam di Hanoi pada 8 November 2016. Sayangnya, Irfan Bachdim cs. saat itu harus kalah 2-3 dari Vietnam setelah sempat unggul 1-0 lebih dulu lewat gol Boaz Solossa, dan unggul 2-1 lewat gol Irfan Bachdim.

Sekarang laga kontra Vietnam bukan lagi sebuah uji coba. Laga kali ini merupakan laga hidup dan mati untuk bisa mencapai ke panggung utama Piala AFF 2016.

Kedua tim pun tentu telah meningkatkan kualitas dan sudah mempelajari permainan satu sama lain. Alfred Riedl pun harus memiliki kartu truf untuk bisa membantu Timnas Indonesia melangkah ke final Piala AFF 2016.

Kiper: Meiga atau Andritany

Kurnia Meiga dan Andritany Ardhiyasa

Timnas Indonesia memiliki tiga penjaga gawang yang memiliki level kualitas yang sama, Kurnia Meiga, Andritany Ardhiyasa, dan Teja Paku Alam. Kurnia Meiga, yang sempat menjadi obyek kemarahan netizen pada pertandingan perdana Piala AFF 2016 saat kalah 2-4 dari Thailand, masih merupakan salah satu andalan Alfred Riedl untuk mengawal gawang Tim Garuda.

Empat gol ke gawang Indonesia yang diciptakan oleh Thailand memang membuat banyak yang berharap Alfred Riedl bersedia memainkan Andritany Ardhiyasa untuk mengawal gawang Indonesia di laga-laga selanjutnya.

Namun, pelatih asal Austria itu tetap mempercayakan gawang Timnas Indonesia kepada Kurnia Meiga dalam laga kontra Filipina dan Singapura. Kiper Arema Cronus itu kebobolan dua gol saat menghadapi Filipina dan kebobolan satu gol saat menghadapi Singapura.

Statistik Kurnia Meiga di babak grup bisa dibilang cukup buruk. Selama tiga pertandingan yang dimainkan di babak grup, Kurnia Meiga kebobolan tujuh gol, jumlah kebobolan kedua terbanyak di Piala AFF 2016 setelah Kamboja tercatat kebobolan delapan gol dalam tiga pertandingan babak grup dan tersingkir dari Piala AFF 2016.

Kurnia Meiga tampaknya masih akan menjadi kartu truf utama Alfred Riedl di pertandingan kontra Vietnam. Namun, bukan tidak mungkin Andritany menjadi pilihan Alfred Riedl sebagai kartu truf baru di fase knockout Piala AFF 2016.

Banyak yang merasa penampilan Teja Paku Alam bersama Sriwijaya FC lebih baik ketimbang yang dilakukan Andritany bersama Persija, tapi pengalaman bersama Timnas Indonesia akan lebih menguntungkan Andritany jika Alfred Riedl berpikir mengistirahatkan Kurnia Meiga.

Andritany pun sebenarnya bermain sangat baik dalam tiga dari empat laga uji coba yang dijalani Timnas Indonesia sebelum berangkat ke Filipina. Ia hanya kebobolan dua gol dalam laga kontra Vietnam di Stadion Maguwoharjo, Sleman. Sementara itu, dalam laga kontra Malaysia di Stadion Manahan, Solo, dan kontra Myanmar di Yangon, clean sheet berhasil dicatat kiper Persija Jakarta itu.

Mantan pelapis Kurnia Meiga di skuat Timnas Indonesia U-23 pada SEA Games 2011 itu juga menjadi favorit pendukung Tim Garuda untuk mengawal gawang Timnas Indonesia di laga semifinal. Namun, semua akan kembali kepada Alfred Riedl yang masih akan melihat persaingan ketiga kiper hingga uji coba lapangan resmi yang dilakukan timnya pada Jumat (2/12/2016).

Belakang: Gunawan dan Manahati

Gunawan Dwi Cahyo-Manahati Lestusen

Salah satu masalah utama Timnas Indonesia di laga kontra Vietnam pada pertandingan leg pertama semifinal Piala AFF 2016 adalah harus absennya duo bek di pusat pertahanan Tim Garuda, Rudolof Yanto Basna dan Fachruddin Aryanto, karena harus menjalani akumulasi kartu kuning.

Alfred Riedl pun dipastikan harus mengganti dua pilar utama pertahanan tim asuhannya.

Jika melihat komposisi 23 pemain Timnas Indonesia yang dibawa ke Filipina pada pertandingan grup, selain tiga kiper yang dibawa, Alfred Riedl membawa dua pemain di setiap posisi dalam timnya.

Bicara soal lini pertahanan, Alfred Riedl membawa empat bek tengah, dua bek sayap kiri, dan dua bek sayap kanan, jumlah ideal bagi Alfred Riedl untuk menjaga agar setiap posisi memiliki pelapis.

Melihat tiga pertandingan di babak grup Piala AFF 2016, Alfred Riedl selalu memainkan Yanto Basna dan Fachruddin di dua posisi pusat pertahanan tim. Sementara itu, Beny Wahyudi mengawal sisi kanan pertahanan dan Abduh Lestaluhu dipercaya untuk berada di sisi sebaliknya.

Empat pemain bertahan yang berstatus pelapis adalah Gunawan Dwi Cahyo, Hansamu Yama Pranata, Manahati Lestusen, dan Abdul Rahman. Gunawan dan Hansamu dibawa oleh Alfred Riedl untuk melapisi Yanto Basna dan Fachruddin.

Sementara itu Manahati, yang mendapatkan kepercayaan bermain selama kurang lebih 15 menit terakhir pertandingan kontra Singapura, merupakan pemain pelapis di sisi kanan pertahanan, sementara di sisi sebaliknya ada Abdul Rahman.

Namun, seperti kebanyakan pemain sepak bola lain di dunia, bermain di dua posisi berbeda adalah sebuah tambahan positif yang membuat sang pemain memiliki nilai lebih di mata pelatih.

Timnas Indonesia memiliki Manahati Lestusen yang mampu bermain di beberapa posisi, seperti bek tengah atau pun gelandang bertahan. Namun, dalam laga kontra Singapura, Alfred Riedl mempercayakan Manahati Lestusen menggantikan Beny Wahyudi di sisi kanan pertahanan.

Alfred Riedl mungkin punya Hansamu Yama untuk pelapis di pusat pertahanan Timnas Indonesia. Namun, melihat jam terbang Manahati Lestusen yang lebih baik di level klub, dan kepercayaan Alfred Riedl dalam laga uji coba serta tiga pertandingan babak grup Piala AFF 2016, Manahati Lestusen tak hanya bisa menjadi pelapis di sisi kanan pertahanan, tetapi juga di pusat pertahanan.

Gunawan Dwi Cahyo yang memiliki postur tubuh yang tinggi besar tentu akan menjadi salah satu pilihan utama Alfred Riedl di pusat pertahanan. Namun, bek Persija Jakarta itu memerlukan seorang pendamping yang memiliki kecepatan tinggi untuk mengatasi pergerakan lini serang Vietnam yang juga mengandalkan kecepatan.

Jika Gunawan Dwi Cahyo memiliki keunggulan untuk duel udara di wilayah pertahanan Timnas Indonesia, Manahati bisa menjadi pendamping yang tepat karena kecepatannya.

Tengah: Stefano dan Bayu

Stefano Lilipaly dan Bayu Pradana

Bicara lini tengah Tim Garuda, akan ada dua gelandang utama yang akan menjadi andalan Alfred Riedl dalam pertandingan kali ini. Pelatih asal Austria itu sudah pernah mencoba untuk memainkan dua gelandang serang, Stefano Lilipaly dan Evan Dimas Darmono ketika menghadapi Vietnam dalam pertandingan uji coba di Hanoi dan pertandingan Piala AFF 2016 kontra Filipina. Hasilnya, kurang maksimal.

Stefano Lilipaly dianggap banyak orang bermain biasa saja, tidak ada yang mengejutkan seperti yang diduga banyak orang. Namun, keberadaan pemain naturalisasi yang bermain bersama SC Telstar itu tidak bisa disanggah cukup penting bagi Tim Garuda, terutama dalam meningkatkan moral permainan. Fano, biasa ia disapa, sebenarnya cukup penting saat Timnas Indonesia membangun serangan dari lini tengah.

Keberadaan Stefano pula yang menyelamatkan Timnas Indonesia di pertandingan terakhir kontra Singapura. Mungkin secara kebetulan Fano berada di posisi yang tepat dengan jatuhnya bola umpan dari Boaz Solossa yang sebenarnya tidak sengaja. Tap, harus diakui bahwa gol Fano telah menjadi pembeda dalam pertandingan tersebut.

Namun, keberadaan Fano juga perlu didukung oleh seorang gelandang bertahan yang membantu lini pertahanan menghalau serangan tim lawan dari awal. Bayu Pradana adalah pilihan Alfred Riedl. Walau memiliki Dedi Kusnandar yang bermain apik bersama Sabah FA di Malaysia, Alfred Riedl memilih pemain sekaligus kapten Mitra Kukar ini untuk menjadi penghalau serangan awal lawan ke pertahanan Timnas Indonesia.

Keberadaan Bayu cukup penting dalam skema 4-4-2 atau 4-2-3-1 yang diterapkan Alfred Riedl dalam permainannya. Daya tahan Bayu Pradana yang cukup tinggi saat menghadapi awal serangan tim lawan akan krusial saat menghadapi Vietnam. Pembagian tugas antara Stefano Lilipaly dan Bayu Pradana akan sangat penting untuk menguasai lini tengah permainan.

Sayap: Andik Vermansah

Andik Vermansah

Masih di lini tengah, tapi kita bergeser ke lini sisi sayap. Timnas Indonesia memiliki empat pemain sayap yang mumpuni dalam diri Andik Vermansah, Rizky Pora, dan bahkan dua pemain simpanannya, Zulham Zamrun dan Bayu Gatra. Namun, Andik akan menjadi senjata utama Alfred Riedl di sisi sayap permainan Timnas Indonesia.

Tidak bisa dipungkiri Rizky Pora di sisi kiri Timnas Indonesia juga berperan sangat penting dalam tiga pertandingan babak grup yang sudah dimainkan oleh Timnas Indonesia. Namun, keberadaan Andik Vermansah di sisi kanan penyerangan Timnas Indonesia tak bisa dibantahkan menjadi salah satu kekuatan penting Tim Garuda.

Penempatan posisi pemain yang memperkuat Selangor FA itu pun sangat baik. Sejak pertandingan perdana kontra Thailand, Andik berulang kali menegaskan dirinya sebagai pemain sayap berbahaya dengan menguasai area kanan penyerangan.

Umpan silang ke jantung pertahanan lawan menjadi senjata utamanya. Namun, kecerdikan melihat ruang kosong pun menjadi salah satu keahliannya yang terbukti saat menciptakan gol pertama ke gawang Singapura dalam pertandingan ketiga babak grup.

Pemain sayap lincah ini pun menjadi target pengawalan pemain-pemain lawan, seperti yang dilakukan oleh Malaysia dalam laga uji coba di Stadion Manahan pada 6 September 2016 silam.

Namun, Andik sudah siap menghadapi situasi-situasi seperti itu dan kerap berusaha mengubah gaya permainannya di tengah lapangan, termasuk dengan bermain sedikit ke tengah saat menghadapi Singapura dan sukses menjebol gawang lawan setelah berlari dari garis kedua mengisi ruang kosong tempat jatuhnya bola.

Vietnam pun akan sangat mewaspadai pergerakan Andik dalam laga semifinal Piala AFF 2016. Ketika para pemain lawan mulai fokus dengan permainan cepat Andik, di sanalah sebenarnya pemain Timnas Indonesia yang lain sebenarnya harus bisa memanfaatkan situasi untuk mencari ruang kosong.

Depan: Boaz-Evan

Boaz Solossa-Evan Dimas

Pentingnya keberadaan Bayu Pradana sebagai gelandang bertahan untuk membantu Stefano Lilipaly yang lebih agresif untuk membangun serangan membuat posisi Evan Dimas akan lebih optimal ketika memainkan peran sebagai second striker di belakang Boaz Solossa. Peran ini sebenarnya sudah beberapa kali diperlihatkannya ketika masih menjadi kapten Timnas Indonesia U-19.

Evan Dimas akan menjadi sosok yang paling baik untuk menggantikan peran Irfan Bachdim yang gagal masuk skuat Garuda lantaran cedera retak tulang Fibula beberapa hari sebelum keberangkatan ke Filipina.

Boaz Solossa tidak bisa seorang diri di lini depan Tim Garuda, oleh karena itu peran Evan Dimas dalam lini serang Timnas Indonesia akan sangat penting untuk bisa menyokong dan memaksimalkan peran Boaz Solossa di ujung tombak.

Ya, Boaz  adalah striker tak tergantikan di lini depan Timnas Indonesia di Piala AFF 2016. Pengalamannya membuat pemain asal Sorong itu menjadi pemimpin bagi Tim Garuda di bawah asuhan Alfred Riedl. Kecepatan pemain berusia 30 tahun itu di lini depan dan akurasi tembakan keras yang biasa dilepaskannya melalui kaki kirinya akan sangat merepotkan pemain Vietnam.

Namun, tidak hanya berbahaya di ujung tombak tim, Boaz Solossa kerap merepotkan pertahanan lawan dari sisi sayap kiri. Boaz sudah memperlihatkan hal tersebut ketika dirinya berada di sisi kiri serangan dan akhirnya mengirimkan umpan ke jantung pertahanan Singapura dan berakhir dengan gol penentu kemenangan yang dicetak oleh Stefano Lilipaly.

Video Populer

Foto Populer