Sukses


Cerita Paul Cumming yang Tak Kenal Lelah Menonton Arema

Bola.com, Malang - Pelatih kelahiran Liverpool, Inggris Paul Cumming. semakin sering muncul dalam setiap pertandingan kandang Arema FC.

Meski sudah dua tahun terakhir kesehatannya menurun karena serangan stroke, dia tetap setia menyaksikan pertandingan tim Singo Edan dengan menggunakan kursi roda didampingi istri dan kerabatnya.

Dalam laga Liga 1, Paul dan istrinya Dwi Rahmatus Selfiati sepertinya akan jadi penonton tetap di tribune VIP Stadion Kanjuruhan. Bahkan pada pertandingan lawan Persiba Balikpapan (1/5/2017) yang digelar di Stadion Gajayana Malang, dia juga hadir.

”Pak Paul serasa sehat kembali ketika melihat Arema. Karena itu saya ikuti kemauannya untuk terus melihat Arema. Bahkan dalam acara nobar ketika Arema bermain di luar Malang dia juga hadir, Sampai setiap hari baju yang dipakai ya Arema,” kata Piping, sapan akrab istri Paul Cumming.

Sebenarnya butuh perjuangan berat bagi Paul dan keluarganya untuk menyaksikan pertandingan Arema di Stadion Kanjuruhan maupun Gajayana.

Mantan pelatih Persewon Wondama dan PSBL Bandar Lampung itu kini menetap di sebuah daerah yang jauh dari hiruk pikuk Kota Malang, Puncokusumo, Kabupaten Malang yang lokasinya di lereng Gunung Semeru.

Butuh waktu dua jam dengan menggunakan mobil bagi keluarga Paul Cumming untuk menempuh perjalanan ke stadion.

”Apapun kami lakukan demi Pak Paul bisa merasakan seperti sehat kembali. Dia juga sudah berkorban banyak untuk keluarganya. Sampai melepas paspor Inggris dan menjadi WNI serta tinggal di Kabupaten Malang,” kata Piping yang juga merupakan guru di salah satu SMA Negeri Kota Malang.

2 dari 2 halaman

Semangat di Tengah Keterbatasan

Dalam keseharianya, aktivitas Paul kini terbatas karena dia hanya bisa menggunakan kursi roda dan sulit untuk berbicara. Selain stroke, dia juga terkena kanker kulit.

”Kesehariannya lebih banyak menonton sepak bola. Selain Arema, Liverpool yang ditontonnya. Kalau di jalan melihat orang pakai baju Arema atau Liverpool dia langsung semangat untuk berkomunikasi,” jelasnya.

Sebelum menonton ke Stadion sejak awal tahun ini, Piping dan Paul juga sempat melakukan survey lebih dulu. Karena tidak mudah naik ke tribun dengan menggunakan kursi roda.

”Saya juga sempat bingung bagaimana caranya. Untung dibantu dengan official Arema dan Aremania waktu main di Kanjuruhan. Banyak juga mantan anak buahnya dulu yang masih ingat dan ikut bantu angkat kursi roda sampai ke tribun,” ceritanya.

Sejak terserang stroke dua tahun terakhir, Paul juga sering dikunjungi mantan pemainnya yang kini masih aktif, seperti Syaiful Indra Cahya (Arema FC) hingga Patrich Wanggai.

”Kalau pemain bola datang ke rumah, Pak Paul senang sekali. Sampai dia ikut meneliti makanan yang hendak dihidangkan. Prinsipnya pemain bola makannya harus bagus,” lanjutnya.

Selama berkiprah sebagai pelatih di Indonesia, Paul Cumming jarang menangani klub papan atas. Itu karena prinsipnya yang ingin mengorbitkan pemain muda. Sehingga dia rela menangani klub papan tengah yang materi pemainnya pas-pasan tapi berisi banyak pemain muda.

”Dia lebih senang membina pemain muda. Dulu di kampung sini juga membina banyak pemain muda. Syaiful Indra salah satunya,” pungkas dia.

Video Populer

Foto Populer