Sukses


Misi Ismed Sofyan Bawa Persija Juara Piala Presiden

Jakarta Sudah 17 tahun Persija Jakarta puasa gelar kejuaraan bergengsi. Kali terakhir, tim berjuluk Macan Kemayoran ini meraih trofi pada 2001 lampau. Saat itu, Tim Ibukota menjadi juara Liga Indonesia untuk yang ke-10.

Setelah itu, Persija paceklik gelar. Memang Macan Kemayoran dapat memenangi beberapa turnamen seperti Piala Emas Bang Yos dan Trofeo Persija. Akan tetapi, esensi turnamen tersebut tidak dapat dikatakan bergengsi.

Awal 2018 menjadi kesempatan pertama Persija untuk memenangi turnamen bergengsi. Macan Kemayoran berhasil melaju ke babak puncak Piala Presiden 2018. Di partai final, Persija bakal berhadapan dengan Bali United pada Sabtu (17/2/2018) di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).

Bambang Pamungkas menjadi satu-satunya pemain yang tersisa dari skuat juara Persija pada 2001 lalu. Bersama Ismed Sofyan, Bambang menjelma menjadi ikon Macan Kemayoran.

Berbicara soal Ismed, pemain asal Aceh ini bergabung dengan Persija semusim setelah merengkuh trofi juara. Tahun ini, Ismed akan menginjak 39 tahun. Mantan pemain Timnas Indonesia ini memiliki motivasi berlipat untuk membawa Macan Kemayoran juara.

“Yang pasti perkembangan kita jauh lebih bagus dibanding tahun sebelumnya. Dari penyisihan grup, kita bisa menjadi runner up terbaik, kita bisa lolos ke semifinal. Sekarang kita berlaga di final, dan kita mempunyai kesempatan untuk juara. Kita harus bisa mengatasi lawan di final,” ungkap Ismed kepada Liputan6.com belum lama ini.

2 dari 3 halaman

Loyal

Sejak 2002 lalu, tidak ada pemain selain Ismed yang selalu berseragam lambang Monas di dada. Bagaimana dengan Bambang? Bomber flamboyan itu telah dua kali berbaju klub lain di luar Persija.

Pemain yang karib dipanggil Bepe itu pernah membela Selangor FA dan Pelita Bandung Raya (PBR) sebelum kembali ke ibu kota. Ismed adalah contoh layak seorang loyalis dalam sepak bola.

“Pertama kenyamanan, kedua, di sini juga tidak ada masalah, ditunjang juga oleh (suporter) Jakmania yang begitu luar biasa. Itu membuat alasan saya bertahan di Persija,” papar Ismed.

Ismed bukan tidak selalu bergeming untuk meninggalkan Persija. Pada 2013 lalu, pemain berusia 38 tahun ini pernah hampir saja hijrah dari Macan Kemayoran.

Waktu itu, Sriwijaya FC gencar mendekati Ismed sebelum Presiden Persija, Ferry Paulus meminta Ismed untuk kembali bergabung. Ismed lalu mengambil keputusan dengan kepala dingin.

“Bukan tidak terima. Memang waktu itu Persija mengalami masalah keuangan. Saya hampir bergabung dengan Sriwijaya FC, sudah deal dengan nilai kontrak bahkan tiket pesawat juga sudah booking. Di last minute, Pak Ferry Paulus menelepon dan meminta untuk bertahan, saya juga sudah lama di Persija, dan saya putuskan untuk bertahan,” imbuh Ismed.

3 dari 3 halaman

Melihat Pemain Muda

Dalam dua tahun belakangan, Persija dibanjiri oleh pemain muda potensial. Sebut saja Rezaldi Hehanussa, Muhammad Hargianto, dan Ryuji Utomo.

Namun sayang, dua nama terakhir hengkang dari Macan Kemayoran di musim ini. Kini, Persija memiliki beberapa pemain muda pengganti. Nugroho Fatchur Rochman dan Yan Pieter Nasadit siap untuk mengikuti tiga pemain di atas untuk bersinar.

Ismed lalu memberikan tips-tips untuk pemain muda supaya tidak silau dengan kepuasan. Kuncinya ialah selalu bekerja keras.

“Kalau saya rasa, itu berpulang kembali ke anaknya. Kalau saya bicara sekarang lebih detail, saya tidak bisa. Mau tidak mereka untuk bekerja keras, mau tidak mereka untuk berlatih lebih keras dibanding yang lainnya. Ada kepercayaan dari pelatih untuk memberikan mereka bermain,” tutup Ismed.

Video Populer

Foto Populer