Sukses


Cerita Rendi Irwan Jarang Mendapat Kesempatan Bermain di Persebaya

Bola.com, Surabaya - Rendi Irwan telah menjadi sosok yang dihormati dan diandalkan oleh Persebaya dalam sejak musim lalu. Dengan menjabat sebagai kapten tim, dia kini menjadi idola Bonek Mania. 

Namun, jabatan pemimpin di klub berjulukan Bajul Ijo itu rupanya tidak menjadi jaminan buatnya untuk selalu mendapat kesempatan bermain. Dari tujuh laga Go-jek Liga 1 bersama Bukalapak, dia hanya lima kali diturunkan. 

Dalam lima laga itu pun pemain asal Sidoarjo itu tidak pernah tampil penuh dan hanya tiga kali masuk starting eleven. Dia pernah bermain selama 90 menit saat menjamu Perseru Serui, namun ditarik keluar pada injury time diganti oleh Adam Maulana. 

Toya, Rendi telah mendapat 218 menit bermain. Padahal, jika dihitung, ada 450 menit bermain dalam lima pertandingan dan 630 menit bermain dalam tujuh laga. Itu artinya, Rendi tidak mencapai separo dari keduanya menit bermain itu. 

Sebenarnya, hal ini sudah dialaminya sejak Liga 2 musim lalu. Pemain jebolan kompetisi internal Persebaya itu juga tidak selalu mendapat kesempatan bermain baik di bawah asuhan pelatih Iwan Setiawan, maupaun Angel Alfredo Vera.

Belum ada kontribusi berupa gol atau assist yang disumbang oleh Rendi di kompetisi musim ini. Jika dibandingkan dengan musim lalu, pemain yang berposisi sebagai gelandang ini membukukan dua gol dan dua assist dari 22 pertandingan Liga 2. 

Pada pramusim lalu, eks penggawa Persik Kediri dan Persija Jakarta ini sempat tampil impresif pada Piala Gubernur Kaltim II 2018. Dia mencetak dua gol dan semuanya lahir saat menang 3-1 atas Persiba Balikpapan di fase grup (26/2/2018). 

Pada usianya yang mencapai 32 dan paling senior di Persebaya, Rendi tetap menjadi idola Bonek dengan karakternya yang humoris dan mudah bergaul dengan segala kalangan. Namun, menariknya sepupu Uston Nawani, legenda Persebaya, justru memakai nomor punggung 12 yang selama ini kerap identik dengan suporter sebagai pemain ke-12 sebuat tim. 

Kali ini tantangan berat berada di depannya seiring semakin gemuknya stok gelandang Persebaya. Rendi pun membagikan cerita seputar pengalamannya mengenai hal ini kepada Bola.com.

Berikut petikan wawancaranya:

 

2 dari 2 halaman

Berpikir Positif

Pelatih Alfredo Vera tidak terlalu banyak memberikan menit bermain untuk Anda. Bagaimana komentar Anda?

Saya tidak mempermasalahkan hal itu. Lebih baik saya berpikir positif soal menit bermain ini. Kalau mikir aneh-aneh malah gak baik buat saya. Dulu di tim lain pernah sih, tapi kan buat apa terlalu memikirkan itu.

Saya menganggap ini sebuah pembelajaran dan mengajarkan banyak hal positif untuk saya. Yang penting, saya menjalaninya dan memang keputusan pelatih itu tidak merugikan buat tim. 

Sebagai kapten, bagaimana hubungan Anda dengan pelatih?

Coach Alfredo sering sekali berkomunikasi dengan saya. Kalau latihan, saya biasanya dipanggil untuk melihat kondisi teman-teman setim. Kami sering berdiskusi bersama kalau mau persiapan pertandingan. 

Semuanya berlangsung dengan baik. Saya Tidak pernah ada masalah dengan pelatih. Saya menilai coach Alfredo adalah contoh pelatih yang bisa berlaku adil kepada semua pemain tanpa terkecuali. 

Adil bagaimana yang Anda maksud? 

Sekelas pemain apapun kalau baru bergabung latihan, coach Alfredo akan meninjau ulang untuk memutuskan pemain itu diturunkan. Misal ada pemain baru sembuh cedera, coach tidak akan langsung menurunkan pemain itu. 

Misalnya saya tidak main karena cedera atau izin ada kepentingan, pelatih akan fokus pada pemain yang ada. Dia akan memercayakan pada pemain yang sudah ditunjuk saat latihan sehari jelang pertandingan. 

Dia tidak akan mengganti pemain yang ditunjukk itudengan pemain lain yang bisa dikatakan misalnya punya kemampuan lebih. Itu membuat semuanya jadi adil. Di tim ini tidak ada perbedaan dan tidak ada anak emas. Saya melihat itulah keistimewaan coach Alfredo Vera. 

Bagaimana Anda mengenal karakter coach Alfredo? 

Di luar dia memang terlihat pendiam. Tapi namanya pelatih pasti kadang marah pada pemain kalau instruksinya tidak berjalan saat pertandingan. Kalau kalah, dia menganggap itu adalah kesalahannya. 

Keistimewaannya lagi adalah kalau masalah sudah selesai, dia tidak akan mengungkit lagi besoknya. Selesai hari ini, ya sudah hari ini, tidak sampai dia membenci pemain dan tidak memberi kesempatan. Kadang saya merasa, coach Alfredo itu memang punya karakter Surabaya yang blak-blakan, tidak ada yang dipendam. 

Kalau ada kesalahan, dia biasanya akan mencoba lagi. Dia tidak pernah menyalahkan sepenuhnya pemain. Biasanya kalau ada yang salah, pemain itu akan dipanggil langsung dan diajak ngobrol secara personal. 

Dan itu berdampak langsung kepada para pemain? 

Ya, pemain malah jadi percaya diri dengan sikap coach yang seperti itu. Coach sangat telaten mengasuh para pemainnya. Suasana tim pun jadi lebih baik karena lebih menikmati pertandingan. Kami berusaha membalas kepercayaan coach.

 

Anda selama ini dekat dengan Bonek. Mengapa justru memakai nomor 12 yang identik dengan suporter?

Kalau dilihat nomor ini memang identik dengan suporter. Selama ini kalau kita lihat, ada Zoro (satu di antara dua maskot Persebaya) yang pakai nomor 12. Kalau Jojo (maskot Persebaya juga) pakai nomor 27. 

Tapi sebelum itu, nomor 12 sudah saya pakai. Itu semua karena saya mengidolakan Danilo Fernando yang juga pakai nomor itu. Dia adalah gelandang atau playmaker dengan berkualitas sampai membawa Persebaya juara Divisi Utama 2004. 

Gaya permainan saya juga ngikuti Danilo. Waktu di tim lain, saya pernah pakai nomor 19 karena nomor 12 tidak boleh dipakai sebagai penghormatan untuk suporter. Itu kan kebalikan Persebaya yang memensiunkan nomor 19 untuk menghormati almarhum Eri Irianto. 

Kalau luar negeri saya mengidolakan Lionel Messi. Waktu awal karier junior saya, kebetulan Messi pakai nomor 19 di Barcelona. Jadi, dua nomor itu yang memang biasanya saya pakai.

Faktor lainnya ya jelas karena justru nomor 12 identik suporter itu. Maksudnya, saya dulunya kan juga suporter dan pernah mbonek (mendukung Persebaya).

Bagaimana target bersama Persebaya musim ini? 

Saya tidak punya target pribadi. Yang penting bagaimana caranya bisa membawa Persebaya meraih hasil terbaik di Liga 1 musim ini. 

Saya yakin dengan doa semua pihak termasuk Bonek, kami bisa mencapai itu. Pemain tetap tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan kebesaran tim. Intinya, semua itu tetap tujuannya untuk tim, satu menang semuanya menang.

 

Video Populer

Foto Populer