Bola.com, Jakarta - Jual-beli lisensi klub telah menjadi sebuah hal lumrah di Liga Indonesia. Kondisi ini hampir terjadi di setiap musimnya.
Statuta PSSI tidak melarang klub dijual secara terus-menerus, sampai berpindah markas. Celah ini membuat banyak pihak terlibat dalam transaksi praktis di Liga Indonesia.
Baca Juga
BRI Liga 1: Persita Waspadai Kebangkitan Persik Meski Baru Saja Dihajar Bhayangkara FC 0-7
Duel Harry Kane Vs Jude Bellingham Warnai Semifinal Liga Champions 2023 / 2024: Ketika Senior Berhadapan dengan Junior
Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 yang Mungkin Absen di Laga Terakhir Grup A Piala Asia U-23 2024: Demi Siap Tampil di Perempat Final
Advertisement
Jual-beli lisensi klub biasanya bertujuan mencari kesempatan berlaga di Liga Indonesia tanpa harus merangkak dari kasta paling bawah. Dulu, divisi ini bernama Liga Nusantara, yang sekarang berganti menjadi Liga 3 sejak 2014 lalu.
Tahu Mitra Kukar, kontenstan Liga 2 musim depan? Dulunya bernama Niac Mitra yang kemudian dijual ke Palangkaraya dan Mitra Kalteng Putra (MKP) dipakai sebagai identitas sebelum kembali berganti kepemilikan menjadi Mitra Kukar.
Teraktual, setelah diserang badai krisis finansial, Perseru Serui menyerah. Tim asal Kabupaten Yapen, Papua tersebut diakuisisi oleh Badak Lampung FC.
Bola.com mencoba merangkum sejumlah klub Liga Indonesia yang berganti kepemilikan sejak medio 2000-an:
Persijatim Solo FC - Sriwijaya FC (2004)
Mulanya bernama Persijatim Jakarta Timur, yang berdiri pada 1976 silam. Memasuki medio 2000-an, atau tepatnya pada 2002, Persijatim dijual ke Pemerintah Solo dan berganti nama menjadi Persijatim Solo FC.
Hanya dua tahun mampir di Solo, Persijatim diakuisisi oleh Pemerintah kota Palembang. Identitas yang dipakai ialah Sriwijaya FC. Saat ini, tim berjuluk Laskar Wong Kito itu tengah berkompetisi di Liga 2.
Advertisement
Persikubar Kutai Barat - Persebaya Surabaya (2010) - Bhayangkara FC (2016)
Sulit menemukan sejarah Persikubar Kutai Barat saat menjelajahi dunia maya. Kendati demikian, tim ini ialah cikal-bakal terbentuknya Bhayangkara FC.
Pada 2010 lalu, Persikubar berganti nama menjadi Persebaya Surabaya hingga 2014. Setahun kemudian, PT. Mitra Muda Inti Berlian (MMIB) sebagai pengelola Persebaya tidak berhak atas hak paten dan logo Persebaya, sehingga diharuskan mengubah identitas.
Advertisement
Dalam perjalanannya, Persebaya sempat berganti nama menjadi Bonek FC, Surabaya United, sebelum melebur dengan PS Polri pada 2016 lalu sehingga lahir nama baru, Bhayangkara FC.
Pelita Jaya - Pelita Bandung Raya (2012) - Madura United (2016)
Membahas sejarah Pelita Jaya adalah pekerjaan paling rumit. Sejak 2002 lalu, tim ini tercatat telah enam kali berganti nama, sebelum bergeser kepemilikan menjadi Madura United.
Era Pelita Jaya berakhir pada 2015 lalu. Ketika itu, nama tim ini adalah Pelita Bandung Raya (PBR). PBR sempat dijual ke Pemerintah Kota Bekasi sebelum diakuisisi oleh Madura United selang setahun kemudian.
Advertisement
Berikut Jejak Sejarah Pelita Jaya Sejak 2002:
Pelita Krakatau Steel (2002-2006)
Pelita Jaya Purwakarta (2006-2007)
Pelita Jawa Barat (2008-2009)
Pelita Jaya Karawang (2010-2012)
Pelita Bandung Raya (2012-2015)
Persipasi Bandung Raya (2015)
Madura United (2016 - Sekarang)
Advertisement
Persisam Samarinda - Bali United (2015)
Kompetisi Liga Indonesia 2015 adalah debut Bali United di kancah sepak bola nasional. Saat itu, klub ini masih bernama Bali United Pusam setelah mengakuisisi Persisam Putra Samarinda.
Perlahan, nama Pusam mulai dihilangkan. Sehingga, identitas yang dipakai ialah Bali United FC.
Klub-klub yang Berganti Kepemilikan lainnya
Perseba Super Bangkalan - Borneo FC (2014)
Persiram Raja Ampat - TIRA Persikabo (2016)
Advertisement
Villa 2000 - Celebest FC (2016)
Persikad Depok - Bogor FC (2017)
Persiwa Wamena - Persiwa Bina Putra FC (2017)
Perseru Serui - Badak Lampung FC (2018)
Advertisement