Sukses


Pesan Manajer Madura United buat Voters Jelang KLB PSSI

Bola.com, Bangkalan - PSSI bakal menggelar kongres luar biasa (KLB) di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, Sabtu (27/7/2019). Dalam tersebut, PSSI bakal memilih Komite Pemilihan, Komite Banding Pemilihan, dan merevisi statuta.

Seperti diketahui, jabatan tertinggi di PSSI saat ini dipegang oleh Iwan Budianto sebagai Plt. Ketua Umum. Kabar terbaru menyebut, pemilihan ketua dan wakil ketua PSSI digelar pada 20 Januari 2020 dalam agenda Kongres Pemilihan.

Namun, sudah ada beberapa sosok yang telah mendeklarasikan diri sebagai calon ketua umum. Satu di antaranya adalah Mochamad Iriawan alias Iwan Bule. Dia bahkan sudah menyosialisasikan program ke berbagai daerah, berjumpa dengan voters, yakni klub lokal dan Asprov PSSI.

Manajer Madura United, Haruna Soemitro, angkat bicara mengenai KLB PSSI. Dia memandang ada beberapa orang yang menginginkan KLB di Ancol besok menjadi ajang pemilihan ketua, meski itu tidak ada dalam agenda.

"Ada beberapa orang atau pihak ingin KLB itu dipercepat jadi pemilihan ketua. Saya ingatkan kepada semua pihak yang kebelet punya calon, yaitu taati petunjuk dari FIFA. Ada tahapan yang harus dilalui. Tanggal pemilihan itu diputuskan dalam KLB," kata Haruna kepada Bola.com.

"Kalau memang punya calon, apa susahnya menunggu sampai Januari. Kalau tiba-tiba KLB jadi pemilihan ketua, terus perangkat elektoral juga tidak dipenuhi, itu jadi pemilihan yang cacat. Petunjuk FIFA jelas untuk merevisi dan membentuk Komite Pemilihan dan Komite Banding Pemilihan," imbuhnya.

"Saya melihat ada calon yang sekarang sudah sosialisasi ke mana-man, saya tidak mau menyebut namanya. Rasanya ada kebelet ingin jadi ketua PSSI. Yang dilakukan malah safari mendatangkan voters seperti kampanye Pilkada dan menjanjikan subsidi Rp15 miliar untuk klub Liga 1. Sepak bola itu bukan hanya urusan itu," ucap pria asli Surabaya itu.

2 dari 2 halaman

Seleksi Ketat

Haruna ingin seluruh pihak menghormati tahapan yang harus dilakukan untuk pemilihan ketua umum PSSI yang baru. Dia juga ingin proses pemilihan itu melewati rentetan seleksi yang ketat, termasuk latar belakang calon.

Mantan ketua Asprov PSSI Jawa Timur itu tidak ingin PSSI mengalami nasib seperti saat dipimpin Edy Rahmayadi. Meski berlatar belakang anggota TNI, Edy kemudian tidak berbuat banyak karena skandal pengaturan skor mencuat di eranya.

Belum lagi, pria yang pernah menjabat Pangkostrad TNI itu kemudian mencalonkan diri dan terpilih menjadi gubernur Sumatra Utara. Tak lama, Edy Rahmayadi kemudian mengundurkan diri dari kursi Ketua Umum PSSI.

"Kami sudah trauma dengan tokoh yang tidak memiliki 'kelamin' yang jelas dalam sepak bola. Jangan sampai jabatan ketua PSSI menjadi batu loncatan untuk mendapat jabatan politis seperti yang terjadi pada Pak Edy Rahmayadi," ujar Haruna.

Video Populer

Foto Populer