Sukses


4 Penyebab Timnas Indonesia Babak Belur dari Thailand

Bola.com, Surabaya - Masyarakat Indonesia untuk sekali lagi harus kecewa melihat hasil yang diraih oleh Tim Garuda. Setelah kalah 2-3 saat menjamu Malaysia, Kamis (5/9/2019), Timnas Indonesia babak belur di tangan Thailand di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (10/9/2019).

Timnas Indonesia harus mengakui keunggulan Thailand dengan skor tiga gol tanpa balas dalam laga kedua babak kedua Grup F Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia itu.

Sebenarnya, Andritany Ardhiyasa dkk. sempat menahan Thailand pada babak pertama dengan skor 0-0. Sayang, babak kedua pertahanan Timnas Indonesia melemah sampai tim arahan Akira Nishino itu mampu memborong tiga gol.

Tiga gol tim berjulukan Gajah Perang itu dicetak oleh Supachok Sarachat pada menit ke-55 dan 73’ dan penalti Theerathon Bunmathan pada menit ke-65.

Berdasarkan catatan statistik, kedua tim sebenarnya bermain berimbang. Hanya, Tim Merah Putih tak mampu memanfaatkan banyak peluang yang kerap didapatkan di depan gawang Thailand.

Hasil ini menjadi noda buruk untuk Timnas Indonesia yang berusaha mendapat tempat di Piala Dunia. Ajang ini sebenarnya juga menjadi kualifikasi untuk tampil di Piala Asia 2023. Dua kekalahan beruntung tentu menjadi sinyal negatif.

Secara umum, permainan Timnas Indonesia sangat mengecewakan dan jauh dari harapan. Bola.com telah merangkum 4 penyebab skuat arahan Simon McMemeny itu gagal memetik tiga poin di laga ini. Simak ulasannya:

2 dari 5 halaman

Bermain Menunggu

Timnas Indonesia sempat bermain agresif pada awal babak pertama. Namun, mereka kemudian menurunkan intensitas serangan setelah pertandingan berlangsung lima menit. Stefano Lilipaly dkk. lebih memilih menunggu Thailand menyerang.

Beruntung, pertahanan Timnas Indonesia cukup andal pada babak pertama. Para pemain belakang dengan sigap menghentikan pergerakan pemain Thailand yang mendekat pertahanan. Pun dengan kiper Andritany Ardhiyasa yang cukup apik.

Terlihat dalam duel ini Simon McMenemy berusaha menerapkan strategi serangan balik saat Thailand sedang keasyikan menyerang. Sayang, usaha itu terkesan lambat karena tak ada aliran bola cepat saat Thailand gagal melakukan serangan.

Pada babak kedua, Timnas Indonesia sudah tidak lagi tampil dengan compact defense dan mau bermain terbuka. Tapi, justru dengan begitu, anak asuh Simon McMenemy kebobolan dengan sangat mudah.

 

3 dari 5 halaman

Buruknya Penyelesaian Akhir

Catatan statistik menunjukkan bahwa Timnas Indonesia memiliki lima peluang dan tidak ada satu pun yang mengarah ke gawan. Torehan ini tentu tanda bahaya buat Timnas Indonesia yang memiliki pemain depan tumpul.

Beberapa kali mereka memiliki peluang emas di depan gawang Thailand. Sebut saja saat Hansamu Yama tinggal mendorong bola dalam situasi sepak pojok. Sayang, usahanya meleset dan bola gagal mengarah ke gawang.

Setelah itu, beberapa sepakan bebas dilakukan pemain Timnas Indonesia di dekat kota penalti. Lagi-lagi, tak ada yang mampu merepotkan kiper Thailand, Siwarak Tedsungnoen.

Aliran bola dari lini tengah sebenarnya juga tidak terlalu lancar. Demikian halnya dengan usaha dari pemain sayap macam Andik Vermnasah, Irfan Bachdim, atau Saddil Ramdani. Alhasil, Beto Goncalves yang berada di depan yang memiliki kesempatan.

 

4 dari 5 halaman

Pertahanan Rapuh

Menurunnya performa pemain belakang Timnas Indonesia mulai terjadi pada babak kedua. Saat lahirnya gol pertama Thailand oleh Supachok Sarachat, tak ada upaya pemain belakang untuk melakukan pressing terhadapnya.

Begitu juga saat pemain Thailand mengirim umpan kepada Supachok, tak ada yang berusaha memotongnya. Hanya, Yanto Basna saja yang berusaha melakukan blok. Sayang, dia terlambat dan Supachok menempatkan bola dengan sempurna saat melepas tembakan.

Hal yang sama terjadi pada gol kedua. Supachok mampu masuk ke kotak penalti dengan leluasa. Alih-alih dihentikan oleh para stoper, Andritany justru bergerak maju dan melakukan tekel kepadanya yang berbuah penalti.

Gol ketiga Thailand sendiri lahir lewat kerja sama yang cantik. Kombinasi antara Theeraton dan Supachok mampu membuat barisan pertahanan Timnas Indonesia kelabakan sehingga mudah membuat tuan rumah mengalami mimpi buruk.

5 dari 5 halaman

Blunder Andritany Ardhiyasa

Begitu wasit meniup peluit panjang, ada satu orang di Timnas Indonesia yang langsung menjadi pelampiasan kekalahan dari seluruh suporter Tanah Air. Dia adalah Andritany Ardhiyasa, penjaga gawang sekaligus kapten tim.

Sebelumnya, dia sudah menerima banyak hujatan saat Timnas Indonesia ditekuk 2-3 oleh Malaysia. Dia dianggap menjadi biang keladi karena melakukan blunder. Bahkan, muncul desakan untuk menurunkan kiper lain saat menjamu Thailand.

Andritany rupanya tetap berada di bawah mistar gawang Timnas Indonesia dan mengenakan ban kapten. Kali ini, hal yang sama dilakukan oleh penjaga gawang milik Persija Jakarta itu dengan melakukan kesalahan fatal.

Gol pertama Thailand berawal saat kiper berusia 27 tahun itu mencoba mengirim umpan transisi bertahan ke menyerang. Lalu, dia kembali mengulang kesalahan saat menekel Supachok yang berbuah penalti gol kedua.

Video Populer

Foto Populer