Sukses


Menguak Kebijakan Pembelian Pemain dan Target Tinggi PSM

Bola.com, Makassar - Sebelum melakoni persiapan menghadapi persaingan kompetisi musim 2020, PSM Makassar melepas beberapa pemain yang musim lalu kerap jadi starter reguler pada setiap laga Juku Eja. Sebut saja Rivki Mokodompit, Beny Wahyudi, Aaron Evans, Taufik Hidayat, Amido Balde, Guy Junior, dan Marc Klok.

Tidak hanya mereka, Zulham Zamrun, penyerang sayap yang menjadi aktor utama PSM Makassar saat meraih trofi Piala Indonesia 2018 dengan menjadi top scorer dan pemain terbaik, ikut tergusur.

Namun, tidak hanya pemain. Tim kepelatihan pun mengalami perombakan. Darije Kalezic beserta asistennya, Imran Amirullah, Syamsuddin Batola, Bonnie Fautngil plus pelatih kiper, Herman Kadiaman, tak lagi bersama tim. Hanya Bahar Muharram yang dipertahankan.

Ayah Asnawi Mangkualam itu tetap berstatus asisten di era pelatih Bojan Hodak. Selain Bahar, Hodak akan dibantu Herie Setiawan, Syafril Usman, dan pelatih kiper Hendro Kariko.

Situasi ini sempat mengundang pertanyaan. Apakah PSM yang setiap musim selalu mematok target juara atau minimal bertengger di papan atas, tidak lagi memiliki ambisi? Apalagi, pemain rekrutan anyar mereka tidak lagi sementereng pembelian pada setiap awal musim sebelumnya.

Sebut saja Leo Guntara, Dedi Gusmawan dan Irsyad Maulana yang berasal klub degradasi, Semen Padang. Terbaru, Juku Eja mendatangkan Roni Beroperay dan Yakob Sayuri, eks Barito Putera yang lebih banyak berkutat di papan bawah sepanjang musim Liga 1 2019.

Ditemui Bola.com di Hotel Aryaduta, Makassar, Selasa (4/2/2020), CEO PSM Makassar, Munafri Arufuddin, menampik tudingan klubnya tidak lagi memiliki ambisi.

Malah, menurut Munafri yang juga menantu Aksa Makmud, pendiri Bosowa Grup ini, formasi pemain dan tim pelatih merupakan buah dari evaluasi yang dilakukan manajemen dengan target yang sama dengan musim-musim sebelumnya.

Munafri punya jawaban tersendiri untuk menjelaskan alasan manajemen membuat keputusan ini. Berikut penuturan Munafri kepada Bola.com:

2 dari 3 halaman

Kebijakan Pembelian Pemain

Musim ini PSM terkesan tidak seagresif klub papan atas lainnya pada bursa transfer pemain. Menurut Anda?

Bagi PSM Makassar, kami tetap melakukan hal yang normal. Sejak menjadi CEO PSM, saya sudah tekankan bahwa pembelian pemain disesuaikan kebutuhan tim dengan strategi pelatih sebagai acuannya.

Sebelum aktif di bursa, kami terlebih dulu mendatangkan pelatih dan asistennya. Setelah berdiskusi, kami membuat keputusan.

Saya ambil contoh. PSM melepas Kiper Rivki Mokodompit lalu mendatangkan Miswar Saputra dari Persebaya. Begitu juga kehadiran Hussein El Dor, yang diplot mengganti peran Aaron Evans sebagai stoper.

Kami juga menyetujui keinginan Taufik Hidayat dan Beny Wahyudi meninggalkan PSM. Sebagai gantinya, PSM mendatangkan Wasyiat Hasbullah dan Leo Guntara.

Kehadiran Osas Saha, Giancarlo Rodrigues, dan belakangan ada Roni Beroperay dan Yakob Sayuri masuk tim, semuanya bertujuan untuk membuat PSM tetap solid. saya tegaskan kembali, semua pemain yang datang dan pergi berdasarkan rekomendasi pelatih.

Anda puas dengan kinerja tim pelatih terkait perekrutan pemain dan persiapan tim?

Sejauh ini, menurut saya kinerja tim pelatih masih on the track. Memang belum maksimal karena durasi persiapan juga masih terbilang singkat. Tapi, setidaknya dengan melewati babak play-off dengan dua kemenangan melawan Lalenok United (Timor Leste) bisa jadi acuan bahwa kami masih berada di trek yang benar.

Dari dua partai play-off, kami mendapat pelajaran untuk mengevaluasi tim. Hasilnya, pelatih memberi rekomendasi ke menajemen untuk segera mendatangkan pemain. Apalagi setelah PSM resmi melepas Marc Klok ke Persija.

Itulah mengapa kami menghadirkan Rony dan Yakob serta satu pemain asing baru yang berposisi stoper. Nama stoper ini akan kami daftarkan sebelum tenggat waktu pendaftaran Piala AFC 2020 pada Rabu (5/2/2020). Dia akan bergabung dengan tim pada pemusatan latihan di Jakarta sebelum ke Singapura menghadapi Tampines Rovers (12/2/2020).

3 dari 3 halaman

Target Musim 2020

Hal ini berarti Anda tetap yakin PSM bisa bersaing musim ini?

Saya adalah pribadi yang selalu optimistis dalam menatap persaingan. Bagi saya, langkah PSM ini bisa disebut dengan pembelian realistis sesuai kebutuhan tim.

Ingat, pembelian pemain kategori bintang memang jadi faktor untuk penentu juara. Tapi, itu bukan jaminan meraih trofi. Pengalaman musim lalu bisa jadi acuan. Klub yang agresif dalam bursa transfer tidak otomatis meraih trofi juara.

Kami akan memulai dengan materi yang ada. Masih ada waktu untuk melakukan perubahan yang sejalan dengan kiprah PSM di Piala AFC.

Kalau kami menilai perlu ada perubahan lagi, kami akan menambah pemain untuk persiapan Liga 1. Soal pemain yang sudah terlanjur dikontrak, kami akan pinjamkan ke klub lain berdasarkan evaluasi dari pelatih.

Target Anda bersama PSM musim ini?

Yang pasti lebih baik dari musim lalu. Pada 2019, kami juara Piala Indonesia dan menembus semifinal Piala AFC zona Asean. Di Liga 1, PSM berada di papan tengah.

Khusus di Liga 1, saya ingin PSM kembali ke papan atas seperti pada musim 2017 dan 2018. Berada pada peringkat ketiga-kelima di klasemen adalah target yang realistis buat PSM.

Selain itu, kami juga tetap memperhatikan pembinaan pemain muda dan kariernya. Seperti musim lalu, saya tetap meminta pelatih memasukkan lima pemain U-20 dalam tim.

Musim lalu, PSM memunculkan Rizky Eka Pratama yang menjadi pemain starter secara reguler di setiap laga PSM. Begitu juga dengan Asnawi Mangkualam yang malah menjadi pemain andalan di timnas U-22. Ini juga bisa jadi bukti komitmen PSM mengembangkan pemain binaan sendiri.

Video Populer

Foto Populer