Kenangan Pahit PSM di Liga Indonesia, 5 Kali Berstatus Nyaris Juara

Bola.com, Jakarta - Sejak kompetisi kasta tertinggi Tanah Air berubah nama menjadi Liga Indonesia pada 1994, PSM Makassar termasuk klub yang konsisten bersaing di jalur juara.

Juku Eja memang masih kalah dalam pencapaian trofi juara dibandingkan eks Perserikatan seperti Persipura yang sudah 4 kali berjaya. Koleksi titel PSM Makassar juga belum sejajar dengan seteru di Perserikatan seperti Persebaya Surabaya, Persib Bandung dan Persija Jakarta yang sama-sama mengoleksi dua trofi juara.

Tapi, Juku Eja tetap boleh menegakkan kepala dengan lima kali berstatus nyaris juara atau runner-up. Tiga d iantaranya terjadi saat Liga Indonesia memakai sistem kompetisi penuh, masing-masing pada musim 2003, 2004 dan 2018 (Liga 1).

Sementara dua lainnya dengan sistem wilayah dan putaran final di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta yakni pada 1995-1996 dan 2000-2001. Menariknya lima pencapaian runner-up itu tercipta saat kendali manajemen PSM dipegang dua keluarga yakni keluarga Halid (1995-1996 dan 2001) dan keluarga Aksa (2003, 2003 dan 2018).

Nurdin Halid dan Kadir Halid mengawali kenangan PSM berstatus runner-up pada musim 1995-1996. Misi mengembalikan pamor PSM setelah tak berdaya di Liga Indonesia edisi perdana ditunjukan Nurdin dan Kadir dengan menganggarkan dana yang besar untuk membentuk tim, di antaranya merekrut trio Brasil, Marcio Novo, Jacksen Tiago dan Luciano Leandro.

Di sektor pemain lokal, mereka mendatangkan Yusuf Ekodono, striker oportunis asal Surabaya. Ini dilakukan karena PSM minim penyerang andal saat itu. Tak hanya Yusuf yang berstatus pemain senior, Juku Eja juga meminta Yeyen Tumena (stoper) dari manajemen PSSI Primavera agar bisa membela klub kebanggaan Kota Daeng itu.

Hasilnya signifikan. PSM melenggang mulus sampai ke partai final menghadapi Mastrans Bandung Raya (MBR) di Stadion Gelora Bung Karno Senayan. Sayang ambisi meraih trofi juara kali pertama akhirnya kandas setelah takluk 0-2 dari MBR.

"Penampilan PSM antiklimaks di final. Sebaliknya MBR tampil sangat baik pada laga itu," kenang Jaksen Tiago kepada Bola.com.

Pencapaian runner-up kedua PSM Makassar pada 2001 dinilai wajar. Setelah juara pada musim sebelumya, konsentrasi pemain terbagi di Liga Champions Asia. Pada ajang tertinggi Asia itu, PSM menembus empat besar zona Asia Timur. Meski hanya menjadi runner-up, perjalanan PSM ke partai puncak terbilang baik. Di final, Juku Eja harus menyerahkan trofi juara ke Persija Jakarta yang mengalahkan mereka dengan skor 3-2.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini