Cerita Batalnya Naturalisasi Jairo Riedewald untuk Timnas Indonesia: Kans Menang Sidang Tipis, Hanya Buang-Buang Uang

Arya Sinulingga menjelaskan, transparansi dalam setiap mengurus naturalisasi pemain memang menjadi salah satu prinsip utama PSSI. Sebab, federasi tak ingin menghadapi masalah di kemudian hari jika prosesnya tidak klir.

“Transparansi ini sangat penting, karena tidak ada gunanya juga kalau diurus naturalisasinya tetapi enggak bisa bermain. Misalnya, Maarten Paes, Kami melihat peluangnya untuk dinaturalisasi,” kata Arya dikutip dari Liputan6 Sport.

Setelah menghadapi hambatan dalam memproses Maarten Paes, PSSI pun berkonsultasi dengan kuasa hukumnya. Karena peluang untuk menang di Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) besar, maka federasi pun melanjutkannya.

“Kami harus bertanya kepada lawyer, karena kami kan punya lawyer juga di luar negeri. Kami berkonsultasi dengan mereka, apakah mungkin bisa menang? Kalau enggak mungkin menang, ya jangan,” ia menambahkan.

Kasus Maarten Paes ini, kata Arya, berbeda dengan yang dialami oleh Jairo Riedewald. Sebab, ketika PSSI berkonsultasi dengan kuasa hukumnya, peluang untuk memenangkan banding di FIFA atau CAS sangat kecil.

Karena itulah, kuasa hukum PSSI menyarankan untuk tidak melanjutkan proses naturalisasi Jairo. Sebab, kalau dipaksakan untuk mengajukan banding di CAS, federasi hanya akan buang-buang uang saja.

“Kemudian, ada juga Riedewald yang enggak diproses naturalisasinya. Itu karena kami sebetulnya sudah konsultasi. Situasinya, Riedewald itu sudah pernah bermain beberapa kali di Timnas Belanda,” ujar dia.

“Jadi, sudah tidak bisa lagi (bermain untuk negara lain). Kami sempat bertanya dengan lawyer. Mereka bilang berat. Berat sekali dan hanya buang-buang duit. Menurut saya, lawyer kami ini fair,” lanjut Arya.

Upaya mengajukan banding ke CAS memang disebut Arya membutuhkan biaya yang besar. Pasalnya, PSSI harus membayar upah penasihat hukum profesional. Selain fee, ada juga biaya sidang hingga transportasi yang harus ditanggung PSSI.

“Mereka enggak bilang, ‘Oke, kami usahakan dahulu’. Ini enggak, mereka memang fair. Karena sempat menjelaskan kalau sebetulnya ada peluang, tetapi kesempatan menangnya kecil,” kata Arya Sinulingga.

“Lalu buat apa? Berani enggak kita mengeluarkan uang di urusan legal. Karena urusan legal ini bayar juga, terutama lawyernya. Ya akhirnya tidak kami lakukan karena peluangnya sangat tipis. Ia menambahkan.