Sukses


Deca dos Santos, Gelandang Jenius di Liga Indonesia yang Terlupakan

Bola.com, Sleman - Pemain sepak bola asing memiliki nilai tersendiri di pasar Indonesia. Mereka umumnya memiliki kualitas di atas rata-rata dan menjadi daya tarik bagi sebuah tim.

Satu di antara pemain lawas yang sempat berkiprah di tanah Daerah Istimewa Yogyakarta ialah berasal dari Brasil, yakni Jaldecir 'Deca' dos Santos. Ia pernah menjadi sorotan dan idola bagi publik sepak bola DIY.

Deca dos Santos pernah berseragam Mataram Indocement dan PSS Sleman. Tak banyak yang mengulas tentang kiprahnya di jagat sepak bola nasional, padahal ia disebut sebagai pemain jenius di atas lapangan.

Selama berkarier di Indonesia, Deca dos Santos berseragam Mataram Indocement Yogyakarta, PSS Sleman, Persebaya Surabaya, Persija Jakarta, hingga Persik Kediri. Ia juga pernah masuk di tim pelatih Persibo Bojonegoro.

Deca dos Santos menjalani musim terbaik di PSS Sleman yakni pada 2004 dan 2005. Ia dua kali membawa tim Elang Jawa finis di urutan keempat klasemen akhir Liga Indonesia. Kini, Deca pulang ke kampung halaman di Brasil dan fokus pada pembinaan usia muda.

Bola.com menyajikan ulasan pesona dan sepak terjang Deca dos Santos selama berkarier di Indonesia. Beragam cerita soal Deca dituturkan oleh mantan rekan satu timnya, yakni Aris Budi Sulistyo.

Mau ikuti challenge 5 tahun Bola.com dengan hadiah menarik? Klik Tautan ini.

 

Video

2 dari 5 halaman

Pemain Cerdas

Deca dos Santos mengawali karier pertamanya di Indonesia bergabung dengan tim Mataram Indocement Yogyakarta, tim yang sebelumnya bernama Perkesa Mataram Sidoarjo.

Pada Liga Indonesia 1995, Deca dos Santos sukses membawa Mataram Indocement melaju jauh hingga babak delapan besar di Makassar. Ia bahu-membahu bersama Inyong Lolombulan dan kawan-kawan. Namun, mereka gagal ke semifinal.

Aris Budi Sulistyo, yang saat itu menjadi pemain belakang kiri, mengenang kehadiran Deca dos Santos di lini tengah timnya. Menurut Aris, Peran Deca dos Santos sebagai seorang gelandang jangkar dan pembagi bola, memudahkan pemain lain mengembangkan permainan.

"Peran Deca sangat vital di lini tengah. Sebagai jenderal lapangan tengah ia punya peran membagi bola, mau turun maupun membantu penyerangan. Dia pemain yang punya intelegensi tinggi, termasuk pemain cerdas," tutur Aris Budi Sulistyo kepada Bola.com, Rabu (29/4/2020).

"Ditunjang dengan kualitas ketahanan fisiknya yang prima, umpan-umpannya akurat dan piawai mengambil bola mati. Saya ibaratkan permainannya mirip seperti Andrea Pirlo, sebagai deep lying playmaker," ujarnya.

3 dari 5 halaman

Musim Spesial di PSS

Deca dos Santos masuk dalam daftar legenda PSS Sleman. Ia merupakan satu di antara trio Brasil yang begitu diandalkan PSS dalam dua musim beruntun (2003-2005), bersama Anderson da Silva dan Marcelo Braga.

Jantung permainan lini tengah PSS begitu bergantung padanya. Ia membawa tim pujaan Slemania di urutan empat klasemen akhir Liga Indonesia 2004 dan 2005. Saat itu, PSS di bawah asuhan Yudi Suryata dan Daniel Roekito.

Jiwa kepemimpinan juga mengalir pada diri Deca. Selain menjadi jenderal lini tengah untuk tim yang dia bela, Deca juga menjadi kapten tim.

4 dari 5 halaman

Sosok yang Ramah

Aris Budi Sulistyo sudah dua kali pernah bekerja sama dengan Deca dos Santos. Selain menjadi sesama pemain di Mataram Indocement Yogyakarta tahun 1995, keduanya bertemu kembali di Persik Kediri pada tahun 2008.

Hanya, saat itu Aris Budi Sulistyo naik pangkat menjadi asisten pelatih membantu Daniel Roekito. Sementara Deca dos Santos masih menjadi pemain.

Daniel Roekito begitu paham akan kualitas Deca, karena sebelumnya pernah bekerja sama di PSS Sleman pada musim 2005. Hal itulah yang membuat Persik Kediri menjadi tempat singgah sang pemain asal negeri Samba tersebut.

"Deca juga sosok yang rendah hati, dan ramah dengan rekan-rekannya. Saya pernah mampir ke apartemennya di Yogyakarta ketika itu, orangnya baik meskipun komunikasinya terbatas karena waktu itu dia hanya bisa berbahasa Portugis," kata Aris.
5 dari 5 halaman

Sukses di Indonesia

Menurut Aris Budi, Deca dos Santos termasuk pemain Brasil yang cukup sukses selama berkarier di Indonesia. Nama besar Deca tentu kalah pamor jika dibandingkan dengan pemain macam Carlos de Melo (PSM), Luciano Leandro (Persija), atau Jacksen Tiago (Persebaya).

Namun, dengan kemampuan yang dimiliki, Deca bisa ikut disejajarkan dengan pemain Brasil lain yang begitu disegani. 

Selama bekerja sama dengan Deca dos Santos baik saat menjadi pemain maupun asisten pelatih, Aris mengakui tidak ada yang berubah dari kemampuan dan karakter permainan Deca.

"Sukses tidaknya pemain asing, biasanya selalu diukur dengan mengangkat trofi atau medali. Entah itu menjadikan timnya juara ataupun meraih prestasi individu dengan predikat pencetak gol terbanyak atau pemain terbaik," bebernya.

"Tapi saya tidak sepakat soal itu, dia tetap punya kualitas. Saat di Mataram Indocement dia begitu bagus, namun di akhir-akhir kariernya, ia harus bersaing dengan pemain lain yang juga punya kualitas," jelasnya.

Video Populer

Foto Populer