Sukses


Mantan Bek Timnas Indonesia U-19 Ungkap Ketegangan Adu Penalti Final Piala AFF U-19 2013

Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia U-19 pernah menorehkan sejarah pada 2013, di mana saat itu, Evan Dimas Darmono dkk. berhasil menjadi juara Piala AFF U-19 2013 setelah memenangi drama adu penalti kontra Vietnam di laga puncak. Tiga pemain lini pertahanan Timnas Indonesia U-19 buka-bukaan soal ketegangan yang mereka alami sesaat sebelum menjadi juara.

Hansamu Yama Pranata, Sahrul Kurniawan, dan Putu Gede Juni Antara adalah tiga dari empat pemain bertahan inti yang dipercaya Indra Sjafri untuk mengawal lini belakang Timnas Indonesia U-19 saat itu. Ketiganya membahas bagaimana momen menegangkan sekaligus lucu dalam drama tersebut.

Ketiga pemain tersebut berbincang bersama Valentino Simanjuntak dalam channel Youtube Jebreeetmedia, di mana Hansamu Yama lebih dulu menggambarkan apa yang menjadikan drama adu penalti tersebut sebagai hal yang paling berkesan bagi dirinya.

"Paling membekas itu ya partai final. Drama adu penalti setelah penendang kelima. Coach Indra itu hanya memilih lima penendang utama saja. Jadi setelah itu, para pemain sendiri yang harus menentukan penendang selanjutnya. Itu benar-benar menegangkan," ujar Hansamu Yama yang saat itu menjadi bek tengah andalan Timnas Indonesia U-19.

"Coach Indra sepertinya juga sudah bingung. Kami semua tidak ada yang mengira butuh penendang penalti sebanyak itu. Coach Indra pun hanya menentukan lima penendang saja, jadi berikutnya kami yang harus menentukan sendiri di tengah lapangan. Itu yang paling seru, kami harus tunjuk-tunjukan," kisah Hansamu yang disambut gelak tawa Putu Gede, Sahrul Kurniawan, dan Valentino Simanjuntak.

Sebagai pengingat, Timnas Indonesia U-19 bermain imbang tanpa dengan Vietnam dalam waktu normal laga final sehingga juara harus ditentukan melalui drama adu penalti. Dari lima penendang utama Timnas Indonesia U-19, Evan Dimas dan Zulfiandi gagal melakukan eksekusi dengan baik, sementara Fatchurohman, Dimas Drajad dan Hendra Sandi berhasil menjalankannya dengan baik

Beruntung ada dua eksekutor Vietnam yang juga gagal melakukan tugasnya, yaitu Tran Huu Dong Trieu dan Nguyen Tuan Anh. Sehingga drama harus diteruskan hingga ada satu eksekutor gagal melakukan tugasnya.

Setelah Hansamu Yama sebagai eksekutor keenam, yang diteruskan dengan Putu Gede, dan Maldini Pali melakukan tugasnya dengan baik, begitupun tiga eksekutor tambahan Vietnam, Ilham Udin Armaiyn dan Ravi Murdianto menjadi penentu keberhasilan Timnas Indonesia U-19 menjadi juara.

Ilham Udin sebagai eksekutor kesembilan mampu melakukan tugasnya dengan baik dan Ravi Murdianto mampu mempertahankan gawangnya saat Pham Duc Huy menjadi eksekutor kesembilan Vietnam dan gagal melakukan tugasnya. Timnas Indonesia U-19 pun menoreh sejarah menjadi juara saat itu.

Video

2 dari 2 halaman

Sahrul Kurniawan Jadi Obyek Canda

Kenangan terhadap momen tersebut juga membuat Putu Gede Juni Antara mengingat bagaimana para pemain lain tidak merekomendasikan Sahrul Kurniawan untuk maju sebagai eksekutor. Bahkan dengan canda tawa Hansamu juga mengonfirmasi kisah tersebut.

"Buat saya yang paling seru waktu itu tidak ada yang mau memilih Sahrul. Tidak ada yang percaya sama dia," ujar Putu Gede dengan tawa.

"Iya memang tidak ada yang percaya sama dia waktu itu," timpal Hansamu juga dengan canda mengejek.

Namun, Sahrul Kurniawan tidak terganggu dengan ejekan dari dua rekannya itu. Menurut pemain yang terakhir kali berseragam Persiba Balikpapan itu, momentum itu memang tidak membutuhkan kontribusinya sebagai pemain andalan.

"Bukan begitu, biasanya yang hebat itu memang keluarnya terakhir," ujar Sahrul mengelak.

Sahrul Kurniawan memang merupakan tandem utama Hansamu Yama Pranata di pusat pertahanan Timnas Indonesia U-19. Bahkan Hansamu merasakan ada yang berbeda ketika tidak ada Sahrul di sisinya.

"Kalau dia tidak ada, nanti tidak ada yang bisa diteriakin. Kalau tidak ada Sahrul, rasanya tidak puas kalau teriak. Beneran ini," ujar Hansamu dengan kembali bercanda.

Video Populer

Foto Populer