Sukses


Cerita Nova Arianto, Dari Striker Jadi Bek Timnas Indonesia dengan Selebrasi Unik

Bola.com, Jakarta - Kiprah Nova Arianto sebagai bek tangguh pernah mewarnai perhelatan Liga domestik dan Timnas Indonesia.

Sebagai pemain, ia tercatat meraih trofi juara Liga Indonesia bersama Persebaya Surabaya musim 2004. Ia pun menjadi bagian dari Sriwijaya FC ketika menjadi kampiun pada Liga Super Indonesia 2011-2012.

Sejatinya, Nova juga masuk dalam skuat PSIS Semarang ketika berjaya pada Liga Indonesia 1998-1999. Tapi perannya dalam tim saat itu tidak terlalu signifikan. Di level Timnas Indonesia, Nova pernah memperkuat tim Garuda pada Piala AFF 2008.

Sampai pensiun sebagai pemain, Nova dikenang sebagai bek papan atas di Indonesia. Padahal, ia memulai karier profesionalnya dengan membela Arseto Solo pada musim 1997-1998 dengan posisi sebagai striker, termasuk ketika tergabung dalam skuat PSSI Baretti yang berguru di Italia pada 1995-1996.

Dalam channel youtube Garuda Nusantara, Nova berita mengapa dirinya bermain sebagai striker. 

"Ketika pertama kali menendang bola dan bermain dengan teman-teman di gang depan rumah, saya malah lebih suka jadi kiper," kenang Nova.

Tapi, Nova kemudian memilih jadi striker, ketika ia mulai berlatih di SSB Tugu Muda yang dirikan oleh bapaknya, Sartono Anwar yang juga pelatih legenda PSIS Semarang.

"Saat itu, bapak bilang, kalau mau cepat terkenal jadi striker. Kan yang sering dipuji adalah pencetak gol. Kalimat itu langsung menyentuh hati saya,"kata Nova.

Menjadi terkenal jadi kalimat kunci yang pas buat Nova. Sebelumnya, ia sudah terpesona dengan perlakuan istimewa dan fasilitas pemain PSIS Semarang yang ditangani Sartono.

"Saat melatih PSIS, bapak sering mengajak saya ke lapangan dan mes pemain. Apalagi, ketika PSIS juara pada 1987, saya ikut pawai pesta kemenangan tim. Dari situ, saya berkeinginaan jadi pemain sepak bola," tutur Nova yang kini menjadi asisten Shin Tae-yong di Timnas Indonesia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 3 halaman

Bulutangkis

Tapi, meski sudah berlatih di SSB Tugu Muda, Nova masih menggeluti cabang olahraga lain yakni bulutangkis. Sebagai pelatih yang berpengalaman, Sartono membiarkan anaknya itu menggeluti dua cabang berbeda. Jadi, sore hari Nova berlatih sepak bola, malamnya main bulutangkis.

"Langkah bapak itu sudah betul. Pada usia 10-12 adalah fase bermain dan memilih. Belakangan, saya akhirnya memilih sepak bola dan diajak bapak masuk klub S3 yang juga klub internal PSIS," katanya.

Setelah mengikuti berbagai pertandingan di kompetisi internal PSIS, Nova akhirnya masuk skuat PSIS Junior yang akan mengikuti Haornas. Dari ajang itu, Npva terpantau untuk bergabung dalam tim PSSI Baretti yang berguru di Italia pada 1995-1996.

3 dari 3 halaman

Menjadi Bek

Sepulang dari Italia, Nova bergabung dengan Diklat Salatiga karena harus menyelesaikan pendidikan di SMA. Setelah lulus, ia direkrut Arseto Solo yang dilatih oleh Sartono.

"Sebenarnya tidak enak juga dilatih oleh bapak sendiri yang dikenal sangat disiplin. Dalam latihan, saya adalah pemain yang paling sering dimarahin," kenang Nova.

Tak lama di Arseto karena kompeti terhenti akibat krisis politik dan ekonomi yang melanda Indonesia, Nova bergabung di PSIS. Semusim bersama PSIS, ia pindah ke Persebaya Surabaya. Pada dua klub terakhir, ia masih berstatus striker.

Perubahan posisi dari striker ke bek, baru dilakoni Nova ketika namanya masuk dalam skuat Timnas Indonesia U-23 yang dipersiapkan menghadapi kualifikasi Olimpiade 2000. Pelatih timnas U-23 saat itu, Bernard Schumm melihat potensi terpendam Nova. Juru taktik asal Jerman ini meminta Nova berganti posisi sebagai bek.

"Postur Nova sangat ideal sebagai bek. Begitu pun dengan karakter bermainnya yang lugas," ujar Schumm kepada Bola.com pada satu pertemuan di kantor PSSI.

Keputusan Schumm terbukti jitu. Permainan disiplin, lugas mengawal lawan plus mencetak gol dalam situasi bola mati jadi trade mark Nova di pentas Liga Indonesia. Kelihaiannya dalam memanfaatkan bola mati menjadi gol makin menjulangkan nama Nova setelah ia merayakan gol dengan selebrasi unik yakni gaya suster ngesot.

Menurut Nova, kala itu, ia ingin suporter Persib Bandung, klub yang dibelanya saat itu selalu mengenangnya. Ia pun berdikusi dengan istrinya, Reva Brigitta untuk mencari cara yang tepat. Hasilnya, saat mencetak gol, Nova melakukan selebrasi dengan gaya suster ngesot.

"Padahal, sebenarnya saya tidak suka nonton film horor. Tapi, tak ada salahnya untuk dicoba. Saya pun melakukannya ketika Persib menghadapi Persik Kendal di Copa Indonesia. Ternyata bobotoh senang dan terhibur," pungkas Nova.

Video Populer

Foto Populer