Bola.com, Makassar - Banyak cara menjaga kondisi saat jeda kompetisi, satu di antaranya dengan bersepeda. Itulah yang dilakukan pesepak bola asal Makassar yang membela klub berbeda. Mereka adalah Zulkifli Syukur (PSM Makassar), Reva Adi Utama (Barito Putera) dan Hendra Wijaya (PSIM Yogyakarta).
Pada akhir pekan lalu, ketiganya bersama rekan-rekannya bersepeda menempuh jarak 53 KM dari Kecamatan Sudiang (Makassar) ke kawasan wisata air terjun Bantimurung, Kabupaten Maros.
Baca Juga
- Foto: Reaksi Shin Tae-yong dan Alexandre Polking terhadap Wasit saat Laga Indonesia vs Thailand di SEA Games 2021
- Klasemen Medali SEA Games 2021, Kamis 19 Mei 2022: Sudah Raih 42 Emas, Indonesia Berada di Posisi Keempat
- Hasil Lengkap Thailand Open, Kamis 19 Mei 2022: Shesar Hiren Lanjutkan Tren Positif, Menjejak Perempat Final
Pada channel youtube Ferdinand Story, Hendra menceritakan rombongan berangkat dari rumahnya jam 7.30 WITA dan kembali empat jam kemudian.
"Idealnya kami berangkat lebih pagi. Tapi, biasa kami menunggu dulu teman-teman yang sehari sebelumnya sudah menyatakan untuk ikut serta. Setelah rombongan lengkap, kami baru berangkat," kata Hendra.
Kawasan wisata air terjun merupakan cagar alam yang dikenal dengan sejumlah goa yang unik. Di lokasi itu pula hidup puluhan jenis kupu-kupu yang termasuk langka di Sulawesi Selatan.
"Kami tidak lama di Bantimurung. Kami langsung kembali ke Makassar untuk menikmati hidangan ikan bakar yang sudah tersedia di rumah," kata Hendra yang bertindak sebagai tuan rumah.
Berolahraga sekaligus menjalin siturrahim jadi kegiatan rutin para pesepak bola asal Makassar saat jeda kompetisi. Sebelumnya, Zulkifli dan kawan-kawan bersepak bola ria bersama kelompok suporter PSM di Stadion Andi Mattalatta Mattoangin.
Rencananya, pada Sabtu (4/7/2020), dua pemain PSM, Rasyid Bakri dan Wasyiat Hasbulla, akan menjadi tuan rumah gim sepak bola di daerah Pallangga, Kabupaten Gowa.
Video
Berita Video Highlights Shopee Liga 1 2020, Persita Tangerang Ditahan Imbang PSM Makassar 1-1
Sepeda Spesial Hendra
Pada kesempatan itu, Ferdinand mengulik kesukaan Hendra bersepeda, termasuk menanyakan biaya yang dihabiskan Hendra mendandani sepedanya yang tergolong edisi terbatas.
"Saya beruntung membeli sepeda ini dengan harga Rp6,3 juta. Tidak terlalu mahal buat sepeda sejenisnya. Hanya memang biaya untuk melengkapi aksesori dan mengganti warnanya lumayan mahal," jelas Hendra.
Saat sepeda itu dikayuh, rantai yang berputar mengeluarkan suara yang variatif. "Tergantung setelannya saja, ada suara lebah dan jangkrik. Variasi aksesori ini menambah semangat saya berolahraga sepeda," ujarnya.
Hendra mengaku sangat menyukai sepedanya itu. "Kalau ada yang ingin membeli sepeda ini, saya tak akan melepasnya," tegas Hendra.
Advertisement