Sukses


Pasang Surut Irfan Bachdim di Timnas Indonesia, dari Era Alfred Riedl hingga Shin Tae-yong

Bola.com, Jakarta - Irfan Bachdim merupakan satu di antara sejumlah aset berharga Indonesia, khususnya untuk level Timnas Indonesia. Potensi besarnya sudah diketahui sejak masih belia.

Lama tinggal di Belanda, membuat Irfan Bachdim dibekali kemampuan bermain sepak bola yang baik. Sejak masih junior dalam belajar bermain bola, pria yang kini sudah berusia 31 tahun ini cukup kaya pengalaman di Negara Kincir Angin.

Tercatat ia pernah berlatih bersama tim-tim lokal ternama Belanda, seperti Ajax Amsterdam dan FC Utrecht. Lewat timnya di Utrecht, Irfan Bachdim melakukan lompatan besar hingga kini menjadi pemain top di Indonesia.

Pemain kelahiran Amsterdam, 11 Agustus 1988 ini cukup malang melintang di sejumlah klub, termasuk di luar negeri. Mengawali karier di Persema Malang, kemudian ia hijrah ke Liga Thailand bersama Chonburi.

Kemudian sempat bermain di Liga Jepang bersama Ventforet Kofu dan Consadole Sapporo, ia lantas menghabiskan tiga musim terakhir untuk Bali United. Bermain sebanyak 66 kali, Irfan Bachdim sukses mencetak 13 gol, sekaligus mengantarkan Serdadu Tridatu juara Liga 1 2019.

Tidak hanya di level klub, Irfan Bachdim juga menjadi bintang di Timnas Indonesia sejak debutnya pada 2010. Dalam perjalanannya, pria keturunan Indonesia dan Belanda ini cukup lama keluar masuk Timnas Indonesia.

Dari 39 kali tampil bersama skuat Merah-Putih, Irfan Bachdim mampu mencatatkan 12 gol. Kini namanya kembali menghiasi daftar pemain Timnas Indonesia untuk agenda pemusatan latihan yang dipimpin langsung oleh pelatih Shin Tae-yong.

Kali ini Bola.com memberikan ulasan menarik tentang lika-liku sosok Irfan Bachdim bersama Timnas Indonesia. Pemanggilan mengikuti pemusatan latihan Timnas Indonesia ini memuktikan kariernya memang belum habis, terutama untuk level internasional.

Video

2 dari 4 halaman

Gemilang Dalam Debutnya

PSSI sudah mencium bakatnya sejak 2006. Irfan Bachdim nyaris masuk Timnas Indonesia U-23 untuk Asian Games di Qatar. Sayangnya cedera membuat Irfan menunda debut bersama tim Merah-putih.

Hingga akhirnya kesempatan kedua datang di Piala AFF 2010. Irfan Bachdim langsung mencuri perhatian pelatih Alfred Riedl. Pembuktian berjalan mulus.

Hegemoni Timnas Indonesia di babak penyisihan grup hingga partai puncak, ikut ditentukan oleh peran Irfan Bachdim. Momen gol dan selebrasi ikoniknya datang saat Indonesia membantai Malaysia di Jakarta dengan skor 5-1.

Mobilitas Irfan cukup tinggi sebagai seorang striker sayap. Kelincahan dan ditunjang skill yang mumpuni, membuat lini depan Timnas Indonesia kala itu cukup menakutkan.

Irfan Bachdim bersama Timnas Indonesia di Piala AFF 2010 begitu superior. Meski disayangkan, antiklimaks saat kembali bertemu Malaysia di final. Timnas Indonesia berakhir sebagai runner-up usai kalah agregat 2-4 dari Malaysia.

Bachdim lalu kembali membela Timnas Indonesia di Piala AFF 2012 dan hampir bermain di Piala AFF 2014 dan 2016. Namun, cedera merenggut kesempatannya untuk ikut dalam dua edisi kejuaraan Asia Tenggara itu.

Kendati sebagai penyerang tidak terlalu produktif, Bachdim masih terpakai di Timnas Indonesia. Tahun lalu, namanya masih terdaftar pada Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia besutan Simon McMenemy, hingga saat ini ditangani oleh Shin Tae-yong.

3 dari 4 halaman

Perjuangan Melawan Cedera

Ajang Piala AFF 2014 dan 2016 menjadi momen terburuk bagi Irfan Bachdim. Meski dalam usia emasnya kala itu, ia gagal memperkuat Merah-Putih di ajang bergengsi antarnegara di Asia Tenggara.

Cedera tulang dialaminya saat menjelang kejuaraan dan membuatnya harus melupakan kesempatan bermain dalam dua ajang tersebut. Dalam berjalannya waktu, Irfan terus berjuang agar bisa kembali lagi masuk Timnas Indonesia, meski beberapa kali bergelut dengan cedera.

Irfan Bachdim tak mau menyerah agar bisa kembali lagi berseragam Timnas Indonesia. Ia tidak kapok dan selalu menyebut kegagalaan membela Tim Garuda karena faktor ketidakberuntungan.

Kesempatan datang saat pelatih Simon McMenemy memanggilnya pada Juni 2019. Laga uji coba melawan Yordania dan Vanuatu membuat Irfan comeback bersama skuat Garuda.

Tak ingin kegagalan bersama Timnas Indonesia kembali terjadi, striker PSS Sleman ini tentu harus berhati-hati agar dirinya tak lagi mengalami cedera ketika akan memperkuat Tim Garuda.

4 dari 4 halaman

Bertahan di Tengah Persaingan

Irfan Bachdim mampu membuktikan diri dalam menjaga kualitas dan performanya. Selama sepuluh tahun terakhir, terbukti Irfan masih eksis di Timnas Indonesia. Meski sering keluar masuk, Irfan Bachdim tetap menjadi primadona bagi skuat Merah-Putih.

Sejak gelaran Piala AFF 2010 hingga saat ini, hanya Irfan Bachdim yang masih tersisa di Timnas Indonesia. Saat itu usianya memang cukup muda, yakni 22 tahun. Sementara pemain yang seusianya sudah tidak lagi berada di Timnas Indonesia, seperti Oktovianus Maniani atau Yongki Aribowo.

Bahkan Irfan mampu bersaing dengan talenta berbakat asli Indonesia yang terus bermunculan di Timnas Indonesia, atau bahkan kehadiran pemain naturalisasi yang menghiasi lini depan tim Merah-Putih.

Bali United turut membuat gairahnya bangkit kembali. Selama tiga musim berseragam Serdadu Tridatu, Irfan mampu menunjukkan bahwa kualitasnya masih teruji, meski gagal dalam karier di Thailand dan Jepang sebelum kembali ke Indonesia.

Saat ini Irfan hijrah ke PSS Sleman, tapi Shin Tae-yong tidak dapat melupakan namanya sebagai pemain berpengalaman. Setidaknya, Irfan bisa menjadi mentor bagi pemain-pemain yang lebih muda atau para debutan di Timnas Indonesia.

Video Populer

Foto Populer