Sukses


4 Pelatih Top yang Pernah Menjadi Pesepak Bola Sukses di Kompetisi Sepak Bola Indonesia

Bola.com, Jakarta - Tak sedikit pelatih yang beredar di Liga 1 sejak 2017 hingga saat ini, merupakan mantan pemain di kompetisi sepak bola Indonesia. Namun, yang menarik ada sebagian dari mereka yang berhasil mengangkat timnya berprestasi ketika masih aktif bermain dan kini berada di jajaran pelatih top di Indonesia.

Sejak era Perserikatan bergulir pada 1931 dan kemudian sempat diwarnai dengan kehadiran Galatama pada akhir 1980an hingga awal 1990an, sepak bola Indonesia kemudian mulai menjadi profesional dengan tajuk Liga Indonesia pada musim 1994/1995, di mana saat itu Persib Bandung menjadi juara pada musim perdana.

Perkembangan kompetisi sepak bola di Indonesia perlahan menjadi lebih baik. Level kompetisi pun berubah dengan hadirnya Liga Super Indonesia pada 2008. Sejak era inilah hingga kini bertajuk Liga 1, banyak pelatih sepak bola Indonesia muncul setelah pensiun sebagai pemain.

Widodo Cahyono Putro misalnya. Mantan pemain Petrokimia Putra ini pernah menjadi juara Liga Indonesia bersama Persija Jakarta pada 2001. Kini Widodo merupakan pelatih Persita Tangerang dan sempat menangani Bali United.

Kemudian juga ada Nilmaizar yang menjadi pemain Semen Padang di era Galatama hingga Liga Indonesia dan kemudian menjadi pelatih Kabau Sirah pada Indonesia Premier League 2011-2012. Kini ia menangani Persela Lamongan di Liga 1 2020.

Itu hanya sebagian contoh para pemain sepak bola di kompetisi sepak bola Indonesia yang kini menjadi pelatih. Kali ini Bola.com mengulas lima pelatih top di Indonesia yang pernah tampil luar biasa dan menjadi andalan timnya saat masih aktif bermain, termasuk membawa tim yang dibelanya menjadi juara.

Video

2 dari 5 halaman

Djadjang Nurdjaman

Djadjang Nurdjaman mengawali kariernya sebagai pesepak bola bersama klub Galatama, Sari Bumi Raya, yang bermarkas di Bandung pada 1979. Ia juga sempat bergabung dengan klub Galatama asal Medan, Mercu Buana Medan, pada 1982.

Djadjang Nurdjaman baru bergabung bersama Persib Bandung pada 1985. Bersama Maung Bandung, Djadjang berhasil mempersembahkan tiga trofi juara, yaitu pada Perserikatan 1986, 1989-1990, dan 1993-1994, di mana yang terakhir juga merupakan musim terakhir era Perserikatan.

Berakhirnya era Perserikatan menjadi akhir dari karier Djadjang Nurdjaman sebagai pemain. Ia kemudian menjadi asisten pelatih Persib yang ditangani Indra Thohir. Pelatih yang kini akrab disapa Djanur itu pun membantu Persib meraih gelar juara Liga Indonesia musim pertama, yaitu pada 1994-1995.

Perjalanan Djanur di awal dunia kepelatihan dengan menjadi caretaker Persib Bandung pada 2007-2008. Ia juga sempat menjadi caretaker Pelita Jaya pada 2011 sebelum kembali ke Persib pada musim 2012.

Bersama Persib Bandung, Djanur yang sudah menjadi pelatih kepala berhasil mempersembahkan gelar juara Indonesia super League 2014 dan Piala Presiden 2015.

Setelah itu, Djanur meneruskan karier ke PSMS Medan dan membawa tim berjulukan Ayam Kinantan itu menjadi runner-up Liga 2 2017 dan promosi ke Liga 1. Ia sempat membawa Persebaya Surabaya menjadi runner-up Piala Presiden 2019.

Kini Djanur menjadi pelatih Barito Putera sejak 2019.

3 dari 5 halaman

Jacksen Tiago

Jacksen Ferreira Tiago, adalah pelatih top di sepak bola Indonesia dengan prestasinya membawa Persebaya Surabaya dan Persipura Jayapura menjadi juara. Namun, sebelum itu, Jacksen merupakan pemain asing yang tampil cemerlang di era Liga Indoesia.

Ia merasakan era Liga Indonesia sejak musim pertama. Bergabung bersama Petrokimia Putra, Jacksen membawa timnya menjadi runner-up Liga Indonesia musim pertama. Setelah itu ia sempat bergabung dengan PSM Makassar sebelum akhirnya bermain untuk Persebaya Surabaya pada 1996 hingga 1998.

Jacksen Tiago menjadi mesin gol Persebaya saat itu. Ia pun turut andil besar membawa Green Force menjadi juara Liga Indonesia 1996-1997 dan menjadi pemain terbaik pada musim itu.

Sempat menjajal kompetisi China dan Singapura, Jacksen kembali membela Persebaya pada 1999. Ia kemudian mengakhiri kariernya sebagai pelatih bersama Petrokimia Putra pada 2001.

Jacksen kemudian melanjutkan karier sebagai pelatih di Indonesia. Ia membawa Persebaya Surabaya menjuarai Divisi Satu Liga Indonesia 2003. Kemudian ia membawa Persebaya menjuarai Divisi Utama Liga Indonesia pada 2004.

Sempat menjajal peruntungan bersama Persita Tangerang, Persiter Ternate, Mitra Kukar, dan Persitara Jakarta Utara, Jacksen kemudian menangani Persipura Jayapura yang tampil di Indonesia Super League 2008.

Bersama Mutiara Hitam, Jacksen Tiago berhasil tiga kali merasakan gelar juara ISL, yaitu pada musim 2008-2009, 2010-2011, dan 2012-2013. Dalam kesempatan ketiga menjadi juara, Jacksen juga terpilih menjadi pelatih terbaik.

Setelah itu, Jacksen sempat mendapatkan kesempatan untuk menangani Timnas Indonesia walau sesaat. Ketika sepak bola Indonesia dalam masa konflik kepengurusan PSSI hingga berakhir sanksi dari FIFA, Jacksen berkarier di Malaysia bersama Penang FA.

Pelatih asal Brasil itu baru kembali ke Indonesia pada era Liga 1. Ia menangani Barito Putera pada Liga 1 2017 hingga pertengahan Liga 1 2019. Ia mundur dari Barito Putera dan tak lama kembali menerima pinangan dari Persipura Jayapura hingga saat ini.

4 dari 5 halaman

Aji Santoso

Aji Santoso merupakan langganan Timnas Indonesia ketika masih aktif bermain. Hal itu tak lepas dari kiprahnya yang baik di level klub. Aji Santoso merupakan pemain Arema Malang pada kompetisi Galatama. Ia membawa Arema menjadi juara Galatama 1992-1993.

Kemudian Aji Santoso meninggalkan Arema dan bergabung bersama Persebaya Surabaya pada 1995. Bersama Bajul Ijo, Aji Santoso juga berhasil menjadi juara Divisi Utama Liga Indonesia 1996-1997.

Setelah itu, PSM Makassar menjadi klub ketiga yang dibela Aji. Bergabung bersama PSM pada 1999, Aji Santoso ikut andil membawa Juku Eja menjadi juara Divisi Utama Liga Indonesia 1999-2000. Aji Santoso kemudian mengakhiri karier bersama Persela Lamongan.

Setelah itu Aji Santoso menjadi pelatih dan memulainya sebagai pelatih Timnas Indonesia U-17 dan sempat menangani tim PON Jatim. Ia cukup sering berganti klub saat menjadi pelatih, seperti Persik Kediri, Persebaya Surabaya, Persisam Putra Samarinda, Persema Malang, Arema FC, Persela Lamongan, PSIM Yogyakarta, hingga kini kembali ke Persebaya.

Ia juga sempat mendapatkan kepercayaan menjadi pelatih Timnas Indonesia U-23 dan juga menjadi caretaker pelatih Timnas Indonesia senior.

Sebagai pelatih, Aji Santoso pernah membawa Persebaya Surabaya menjuarai Liga Primer Indonesia 2011. Ia juga membawa Arema FC menjuarai Piala Presiden 2017. Dan yang terbaru membawa Persebaya menyelesaikan Liga 1 2019 sebagai runner-up.

5 dari 5 halaman

Rahmad Darmawan

Rahmad Darmawan merupakan seorang pelatih yang memiliki karier yang lebih beragam ketimbang saat masih aktif bermain. Pelatih yang karib disapa RD ini merupakan mantan pemain Persija Jakarta, ATM FA di Malaysia, dan Persikota Tangerang.

Secara total kariernya sebagai pemain sepak bola berjalan selama 12 tahun, mulai dari 1986 bersama Persija Jakarta dan berakhir pada 1998 bersama Persikota Tangerang.

Meski tidak meraih gelar juara di level tertinggi sepak bola Indonesia pada zamannya, RD membantu Persikota meraih dua gelar juara. Pertama adalah ketika menjuarai Divisi Dua Liga Indonesia 1996. Promosi ke Divisi Satu Liga Indonesia, Persikota langsung juara lagi pada musim 1997.

Namun, pada 2008 RD memilih untuk mengakhiri kariernya sebagai pemain dan mulai aktif melatih. Ia mengawalinya sebagai asisten pelatih Persikota yang kemudian naik menjadi pelatih kepala.

Dalam kariernya sebagai pelatih yang menangani cukup banyak tim, RD berhasil membawa Persipura Jayapura menjuarai Divisi Utama Liga Indonesia 2005, di mana itu gelar juara yang diraihnya pertama kali sebagai pelatih.

Kemudian sempat menangani Persija, RD bergabung bersama Sriwijaya FC dan membawa tim tersebut meraih banyak trofi juara. RD menjuarai Divisi Utama Liga Indonesia 2007-2008 dan tiga trofi Copa Indonesia yang diraihnya dalam tiga musim secara beruntun.

Sementara itu, di level tim nasional, RD adalah pelatih yang dua kali mengantarkan Timnas Indonesia U-23 meraih medali perak SEA Games, yaitu pada 2011 dan 2013.

Kini RD menangani Madura United di Liga 1 2020, setelah sempat menangani Sriwijaya FC, Mitra Kukar, dan Tira Persikabo.

Video Populer

Foto Populer