Sukses


Ambyar pada Babak Kedua, Ini Pelajaran yang Bisa Dipetik dari Laga Timnas Indonesia U-19 Vs Bulgaria U-19

Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia U-19 menelan kekalahan dari Bulgaria U-19 pada International U-19 Friendly Tournament 2020. Anak asuh Shin Tae-yong dibekuk 0-3, Sabtu (5/9/2020). Seluruh gol dicetak pada babak kedua.

Menghadapi Bulgaria U-19 yang dihuni pemain-pemain dengan postur tubuh relatif lebih tinggi, Timnas Indonesia U-19 kesulitan mengembangkan permainan sejak menit pertama. Lawan sebetulnya lebih memamerkan umpan-umpan pendek, namun Witan Sulaeman dkk. tetap sukar meladeni kekuatan anak asuh Angel Stoykov.

Dimotori Dimitar Tonev dari sisi kiri, Bulgaria U-19 kerap kali memberikan ancaman. Ia bahkan sempat mencetak gol, namun pemain bernomor punggung 17 ini berada dalam posisi offside.

Timnas Indonesia U-19 sanggup menahan kekuatan Bulgaria U-19 pada babak pertama. Hanya, ada satu catatan penting, yakni penguasaan bola anak asuh Shin Tae-yong hanya mencapai 28 persen saja. Ini memperlihatkan bahwa permainan Garuda Muda tidak berkembang sepanjang 45 menit pertama.

Kekalahan 0-3 yang dialami Timnas Indonesia U-19 dari Bulgaria U-19 jelas meninggalkan catatan minor. Berikut ini Bola.com merangkum hal-hal yang perlu dibenahi anak asuh Shin Tae-yong.

Video

2 dari 3 halaman

Fisik Oke, tapi Teknik dan Taktik Juga Harus Bagus

Agaknya genjotan pelatihan fisik yang diberikan coach Shin Tae-yong sejak pertama kali mendarat di Tanah Air cukup membuahkan hasil. Irfan Jauhari cs. sanggup menjaga ketahanan tubuh sepanjang 90 menit pertandingan. Itu jadi catatan bagus buat Timnas Indonesia U-19.

Hanya saja, permainan Timnas Indonesia U-19 pada laga tersebut terkesan tidak berpola. Aliran bola selalu mandek ketika berhasil merebut penguasaan bola dari kaki para pemain Bulgaria U-19.

Penggawa Timnas Indonesia U-19 sebetulnya tampil cukup tenang menghadapi tekanan Bulgaria U-19. Hanya saja, mereka seringkali terlambat memposisikan diri saat transisi dari bertahan ke menyerang.

Alhasil, bola yang seharusnya bisa diolah lebih dulu sembari para pemain menempatkan posisi, justru terbuang sia-sia. Mengajak para pemain Bulgaria U-19 berduel udara lewat sodokan-sodokan langsung ke daerah pertahanan lawan bak mencari jarum ditumpukkan jerami; sulit.

Ini menjadi pekerjaan rumah buat Shin Tae-yong agar pada latihan berikutnya, lebih mengupayakan pada teknik dan taktik. Komunikasi antarpemain juga harus diperhatikan sebab pada laga itu terlihat para pemain seakan tidak berani memberikan instruksi kepada rekannya ke mana harus bergerak.

3 dari 3 halaman

Fokus dan Konsentrasi

Timnas Indonesia U-19 kehilangan konsentrasi pada 15 menit akhir laga. Garuda Muda kebobolan tiga gol melalui sekaligus tanpa mampu membalas satu pun.

Bulgaria U-19 berhasil membuka keran gol pada menit ke-78 setelah sundulan Martin Petkov menggetarkan gawang Timnas Indonesia U-19.

Lima menit berselang, giliran Stanislav Shopov yang sukses menggandakan keunggulan Bulgaria U-19. Sepakan volinya dari luar kotak penalti mampu memerdaya Adi Satryo.

Fokus Timnas Indonesia U-19 benar-benar buyar usai kebobolan dua gol dalam tempo cepat. Hanya semenit setelah gol Shopov, Garuda Muda kembali kebobolan usai Petkov menorehkan brace. Tendangannya dari kotak penalti tidak bisa dibendung oleh Adi Satryo.

Di sisa laga, Timnas Indonesia U-19 justru terus diserang oleh Bulgaria U-19. Untungnya, tidak ada gol lagi yang bersarang di gawang Adi Satryo.

Sebetulnya ini adalah penyakit lama Timnas Indonesia berbagai level. Ketika kebobolan terlebih dahulu, mental para pemain langsung down dan tanpa arah. Padahal, berapapun sisa menit pertandingan, kehilangan konsentrasi adalah sesuatu yang haram diperlihatkan.

Akhirnya, alih-alih bangkit dari ketertinggalan, Timnas Indonesia U-19 malah ambyar dan kebobolan lagi pada sisa laga. Shin Tae-yong bisa berkilah bahwa hasil akhir bukanlah poin yang dicari, namun penting buat penggawa Garuda Muda untuk tidak kehilangan fokus, baik ketika tertinggal maupun memimpin skor.

Video Populer

Foto Populer