Bola.com, Solo - Kota Solo ikut dalam agenda pemilik kepala daerah (pilkada) serentak pada bulan Desember mendatang. Ada dua pasang calon yakni Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa serta Bagyo Wahono-FX Suparjo, yang berebut kursi pemimpin Kota Surakarta periode 2021-2026.
Pemenang dalam pilkada nanti akan meneruskan tongkat estafet dari Wali Kota Solo sebelumnya yang dijabat oleh FX Hadi Rudyatmo. Hadi Rudyatmo sendiri berstatus petahana dan sudah dua kali menjabat Wali Kota, sehingga dipastikan ada sosok baru yang memimpin kota Bengawan
Baca Juga
Advertisement
Nama Gibran Rakabuming Raka jelas paling mendapat sorotan dari publik kota Solo. Gibran merupakan anak sulung dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Di sisi lain, Jokowi juga pernah menjadi Wali Kota Solo sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta dan Presiden RI pada saat ini.
Praktis secara nama, Gibran begitu mudah dikenal ketimbang pasangan calon lainnya. Namun, satu di antara tantangan yang cukup besar bagi pemimpin Surakarta nanti adalah kiprah Persis Solo.
Tim legendaris yang pernah punya nama besar di kancah sepak bola nasional yang tertidur cukup lama. Persis yamg menyandang predikat juara tujuh kali kompetisi Perserikatan, juga merupakan bagian dari embrio lahirnya PSSI.
Di era sekarang, Persis berkutat di kasta kedua sejak tahun 2008. Memiliki basis masa suporter yang besar, infrastruktur stadion yang mewah adalah anugerah dan modal begitu besar yang dipunyai tim berjulukan Laskar Sambernyawa.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Hubungan Harmonis
Kelompok suporter Persis Solo, Pasoepati memiliki pandangan menarik tentang masa depan klub kebanggaannya di tangan pemimpin baru Kota Solo nanti. Presiden Pasoepati, Aulia Haryo Suryo berbincang dengan Bola.com mengenai proses pesta demokrasi di Solo dan bagaimana nasib Persis di masa mendatang.
"Sejauh ini kampanye dari dua pasangan calon hanya Mas Gibran saja yang menyinggung soal kemajuan sepak bola di Solo. Meski tidak secara detail untuk membangun Persis Solo, karena klub ini juga sudah profesional, ada perusahaan yang mengelolanya. Bukan lagi milik Pemkot," terangnya, Selasa (10/11/2020).
Dirinya melihat permasalahan yang ada di Persis saat ini adalah tidak adanya pengurus klub yang dekat dengan jajaran Pemkot Surakarta. Terutama semenjak Persis dikelola secara profesional sejak dari Sigid Haryo Wibisono hingga Vijaya Fitriyasa (owner Persis saat ini).
"Harapan kami sebagai suporter adalah ingin agar baik manajemen Persis dan Pemkot Surakarta itu ada hubungan timbal balik yang harmonis dan saling mengisi," ungkapnya.
"Miris melihat Persis setiap kali latihan saja harus sampai ke Kabupaten Sukoharjo, Karanganyar, hingga Boyolali. Persis seperti kesulitan menggunakan sarana pendukung latihan di kotanya sendiri," kata Aulia Haryo.
"Semoga Kepala daerah kota Surakarta yang baru nanti bisa ikut rasa memiliki Persis sebagai ikon kota Bengawan. Begitu juga sebaliknya pengurus Persis ya jangan egois, harus dekat dengan Pemkot," tambah pria yang akrab disapa Rio itu.
Advertisement
Pasoepati Tak Berpolitik
Tantangan juga berlaku bagi Pasoepati di masa menjelang pilkada. Adalah banyaknya tim sukses yang berasal dari organisasi suporter.
Namun demikian, pihaknya menegaskan bahwa DPP Pasoepati sebagai organisasi resmi tidak akan ikut berpolitik, dengan menjadi pendukung salah satu pasangan calon.
Ia tak menampik banyak anggotanya yang jadi simpatisan pendukung calon kepala daerah, bahkan sejak lama. Namun ia menghormati karena merupakan hak secara pribadi dalam berpolitik.
"Sejak awal saya minta bahwa Pasoepati tidak akan ikut berpolitik. Kalau ada anggota yang berpolitik secara pribadi monggo, yang jelas tidak membawa nama organisasi Pasoepati," tegas Aulia Haryo Suryo.