Sukses


Zaenal Arif soal Pemecatan di Timnas Indonesia: Saya Dulu Hanya Bisa Pasrah

Bola.com, Jakarta - Mantan Striker Timnas Indonesia, Zaenal Arif blak-blakan mengenai peristiwa pemecatan dari skuad Garuda pada Piala Asia 2007. 

Pada edisi sebelumnya, Zaenal membeberkan fakta versinya. Ia didepak karena indisipliner, yakni pulang ke hotel larut malam. Kakak kandung Yandi Sofyan tersebut kembali mengulang ceritanya dan memgaku sama sekali membantah tudingan yang pernah ditujukan kepadanya.

Pemain asal Garut, Jawa Barat tersebut mengaku hanya bisa pasrah atas apa yang menimpa dirinya saat itu. Ia tak merasa tak berdaya jika harus melawan dan membuktikan kebenarannya.

Ia harus saya berhadapan dengan para hakim yang wawasannya luas Sementara seorang Zaenal Arif hanya mengandalkan skillnya di lapangan hijau. Termasuk ancaman kepada dirinya, kalau tidak mengaku bakal dihukum dua tahun dilarang berkecimpung di sepak bola.

"Saya tidak punya power, karena kemampuan saya waktu itu hanyalah lewat bermain di sepak bola. Saya kembalikan ke media saja, saya besar juga dari media, bisa berjalan dengan media," tutur Zaenal Arif dalam acara Ngoper Persib Pisan di YouTube Republik Bobotoh TV. 

"Kembali lagi ke ibu saya, karena juga saya sampaikan ke beliau. Beliau bilang kalau memang melakukan itu harus terima konsekuensinya. Tapi kalau tidak melakukan, Tuhan yang akan tunjukkan itu semua," jelasnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Minim Menit Bermain

Zaenal Arif belum pernah diturunkan barang satu menit pun oleh Kolev dalam dua pertandingan yang telah dilakoni Indonesia di Piala Asia ini, yakni melawan Bahrain dan Arab Saudi.

Kondisi ini kabarnya membuat jenggah sang striker Persib Bandung. Ia mulai merasa uring-uringan karena jadi spesialis cadangan. Salah satu aksi bandelnya adalah keluyuran malam ke diskotik.

Sepanjang Piala Asia, Ivan Kolev memberlakukan aturan ketat. Para pemain wajib sudah ada di kamarnya maksimal pukul 22.00 WIB. Pada malam kejadian, Kolev mendapati kamar Zaenal kosong. Ia mengambil keputusan mencoret sang pemain, tanpa ampun.

Kasus ini berbuntut panjang. Zaenal diproses ke Komisi Disiplin. Hinca Panjaitan, Ketua Komdis, menvonis sang pemain tak boleh bermain selama setahun plus denda Rp50 juta. 

Video Populer

Foto Populer