Sukses


Munafri Arifuddin Diharapkan Tetap Jadi CEO PSM Setelah Kalah Dalam Hitung Cepat Di Pilwakot Makassar

Bola.com, Makassar - Suporter PSM Makassar berharap Munafri Arifuddin tetap memegang kendali manajemen setelah kalah di versi hitung cepat berbagai lembaga survei pada pemilihan Walikota Makassar, Rabu (9/12/2020).

CEO PSM yang berpasangan dengan Abdul Rahman Bando hanya meraup 34,74 persen suara versi Lembaga Survei Indonesia (LSI). Sementara pasangan Danny Pomanto-Fatmawati Rusdi yang memenangkan konstestasi politik di Makassar mendapatkan 41,42 persen.

Meski Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Makassar belum memutuskan pemenang resmi. Tapi, seperti sebelumnya, perolehan suara versi lembaga survei tak akan berbeda jauh dengan KPU. Munafri pada Rabu (9/12/2020) kemarin secara sportif mengakui keunggulan Danny Pomanto yang merupakan Walikota Makassar periode 2014-2019.

"Selamat atas kemenangan pasangan Danny Pomanto-Fatmawati Rusdi. Mari kita lupakan persaingan di Pilwakot dan bersama-sama membangun Kota Makassar menjadi lebih baik," kata Munafri pada kata sambutannya usai mengetahui hasil akhir versi hitung cepat.

Pernyataan Munafri ini mendapat apresiasi dari kalangan suporter. Seperti diungkap Andi Coklat, mantan jenderal lapangan The Maczman. Menurut Coklat jiwa kesatria yang ditunjukkan Munafri adalah cermin dirinya sebagai pengelola tim besar seperti PSM Makassar. "Saya yakin Pak Munafri tak patah arang dengan kekalahan ini. Masih ada kesempatan di masa mendatang," tutur Coklat kepada Bola.com, Kamis (10/12/2020).

Hal senada dikatakan Sadat Sukma, Sekjen Red Gank. Dimata Sadat dan kelompoknya, Munafri adalah figur yang tepat untuk mengendalikan manajemen PSM. Sadat merujuk catatan positif PSM bersama Munafri di Liga 1. Pada musim 2017, Juku Eja bertengger di peringkat tiga dan semusim berikutnya menjadi runner-up.

Puncaknya, PSM Makassar meraih trofi juara Piala Indonesia 2018-2019. Di level AFC Cup, PSM menembus semifinal zona Asean pada 2019."Saya tetap yakin dengan komitmen Pak Munafri bersama PSM. Bukan hanya prestasi, manajemen PSM dibawah kendali Munafri selalu menghibur kami dengan mendatangkan pemain bintang ke skuat Juku Eja," terang Sadat.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Tim Musafir

PSM memang butuh figur seperti Munafri andai Liga 1 kembali digelar. Apalagi PSM sudah dipastikan berstatus sebagai tim musafir minimal dua musim karena Stadion Mattoangin yang selama ini jadi markas Juku Eja sedang di bangun ulang.

Diprediksi paling cepat stadion baru nanti selesai 18 bulan ke depan. Artinya, anggaran yang harus disediakan manajemen bakal lebih besar ditengah tuntutan prestasi dari suporter PSM.

Manajemen PSM sudah mendapatkan solusi dengan berencana menjadikan Stadion Gelora Mandiri Pare-pare jadi markas sementara. Jarak Makassar ke Pare-pare terbilang mudah dijangkau yakni hanya membutuhkan waktu 2-3 jam lewat jalur darat.

"Saya optimitis stadion bakal dipadati penonton. Bukan hanya dari Makassar, tapi juga kabupaten di sekitar Pare-pare bahkan Sulawesi Barat," terang Sadat.

Kehadiran PSM juga dinilai bisa membangkitkan semangat para pembina dan pemain muda di Pare-pare dan sekitarnya untuk mengembangkan persepakbolaan di daerah masing-masing.

"Animo penonton pasti sangat besar. Karena kapan lagi mereka bisa menyaksikan secara langsung bintang-bintang lokal dan asing beraksi di lapangan," timpal Coklat.

Hanya, Sadat dan Coklat sepakat pengelola Stadion Gelora Mandiri harus bekerja ekstra keras untuk membenahi dan menambah fasilitas stadion agar bisa lolos verifikasi PT Liga Indonesia Baru.

"Disinilah peran Pemkot Pare-pare dan Pemprov Sulsel dibutuhkan untuk membenahi Stadion Gelora Mandiri agar bisa jadi markas PSM. Ini semua demi persepakbolaan Sulsel juga," pungkas Sadat.

Video Populer

Foto Populer