Sukses


Flashback Boy Jati Asmara: Mimpi Berkostum Persija yang Tidak Pernah Terwujud

Bola.com, Makassar - Ketika masih aktif masih sebagai pemain sepak bola, Boy Jati Asmara dikenal sebagai striker yang eksplosif dan memiliki power kuat. Kelebihan inilah yang membuatnya selalu mendapat tim selama 16 tahun karier profesionalnya.

Tercatat 11 tim yang pernah memakai jasa Boy Jati Asmara, yakni Persijatim, Persipura Jayapura, Persib Bandung, PSMS Medan, Mitra Kukar, Persikabo Bogor, Deltras Sidoarjo, Persitara Jakarta Utara, Arema Indonesia, Persijap Jepara dan Persepam Madura United.

Pencapaian terbaik Boy Jati adalah membawa PSMS Medan menembus final Liga Indonesia musim 2007-2008. Kala itu, tim berjulukan Ayam Kinantan itu gagal meraih trofi juara setelah ditekuk Sriwijaya FC dengan skor 1-3 pada final di Stadion Jalak Harupat Palembang, 10 Februari 2008.

Sebelumnya, jelang awal musim tersebut, Boy Jati dan tim Ayam Kinantan meraih trofi juara Piala Emas Bang Yos 2006. Dalam ajang itu, PSMS mengalahkan PSIS Semarang lewat drama adu penalti di Stadion Lebak Bulus Jakarta, 15 Desember 2006.

Menilik belasan tim yang pernah ia bela, pengalaman Boy Jati tentunya terbilang berwarna. Tapi, ia mengaku ada satu tim yang ia impikan jadi bagian di dalamnya tapi tak terwujud, yakni Persija Jakarta.

"Saya yakin banyak pemain bermimpi bisa bermain di Persija. Saya termasuk pemain yang paling termotivasi tampil di hadapan puluhan ribu suporter yang antusias memberikan dukungan di stadion standar terbaik. Semuanya ada di Persija," ujar Boy Jati.

Sayang, sampai memutuskan gantung sepatu, tidak pernah ada tawaran manajemen Persija yang datang kepadanya. Padahal, ia sudah menyiapkan mental andai tawaran itu datang meski sebagai putra asli Bandung, di mana Boy Jati kemungkinan menghadapi teror dari Bobotoh Persib.

"Bagi saya, teror pendukung tim lawan di lapangan adalah hal yang lumrah dalam sepak bola profesional. Sayang, saya tak bisa berjodoh dengan Persija."

Boy Jati pernah merasakan tingginya tekanan suporter Persib ketika memperkuat PSMS Medan pada musim 2007-2008. Ketika itu, Boy Jati yang pada musim sebelumnya membela Persib jadi musuh bersama bobotoh di Stadion Siliwangi.

Mental Boy Jati Asmara yang kuat justru membuatnya makin termotivasi tampil trengginas bersama PSMS pada laga yang berakhir imbang tanpa gol itu.

Video

2 dari 2 halaman

Target Realistis

Sejatinya, setelah tampil baik bersama PSMS Medan, Boy Jati Asmara mendapat kesempatan kembali berkostum Persib. Boy mengaku dihubungi Umuh Muchtar yang saat ini masih menjadi asisten manajer Persib.

"Pak Haji (Umuh Muchtar) mengajak saya kembali ke Persib. Tapi, saya menolak secara halus meski menyimpan keinginan besar untuk kembali ke kampung halaman," terang Boy.

Alasan Boy sederhana. Ia merasa sudah menjadi public enemy di kalangan bobotoh.

"Mungkin itu hanya perasaan saya saja. Tapi, saya merasa bakal sulit menghadapi tekanan bobotoh," ujar Boy yang hanya semusim bermain di Persib, yakni pada 2006-2007. Ia meninggalkan Persib karena menolak mengikuti seleksi pemain.

Sebagai pemain yang sudah malang melintang selama 16 tahun di Liga Indonesia, Boy Jati tentu memiliki penilaian sendiri terkait kondisi tim sepak bola Tanah Air, di antaranya banyak tim yang mematok target tinggi tanpa dukungan materi tim dan dana kuat.

"Manajemen dan suporter sebaiknya lebih dewasa menyikapi target pada sebuah kompetisi. Kan aneh kalau materi pemainnya mayoritas pemain muda atau kurang pengalaman tapi ingin juara," tegas Boy.

Lain ceritanya kalau sebuah tim memiliki pemain asing dan lokal kelas Timnas Indonesia serta dukungan dana operasional yang kuat. Wajar kalau tim itu ingin juara.

"Seperti Persib saat ini. Wajar kalau mengincar trofi juara Liga 1 karena memiliki modal untuk itu," pungkas Boy Jati.

Video Populer

Foto Populer