Sukses


Mantan Bek Asing Arema Claudio Jesus Membuat Liga Internal untuk Anak Didiknya di Malang

Bola.com, Malang - Masyarakat Malang Raya sudah tidak asing dengan nama Claudio de Jesus Barcelos, bek asal Brasil yang pernah membela Arema pada musim 2003 hingga 2006. Claudio Jesus sudah pensiun sebagai pesepak bola, tapi memilih tinggal di Malang dan menyalurkan ilmu kepelatihannya untuk sepak bola di Malang.

Sejak 12 tahun lalu, Claudio Jesus melatih dan mengelola sekolah sepak bola yang kini menjadi sebuah akademi sepak bola bernama Brazil Style Football. Akademi itu saat ini menggunakan Lapangan Pendem, Kota Batu. Lokasinya berbatasan dengan Kota Malang.

"Sudah 12 tahun, dulunya SSB sekarang menjadi akademi. Saya membuatnya bersama Joao Carlos, mantan pemain Arema. Perbedaan hanya secara legalitas dan profesionalisme. Kalau kurikulum hanya sedikit perbedaannya. Pada masa pandemi ini, kami mulai berkumpul lagi dan membuat hal baru agar pembinaan sepak bola di sini tetap berjalan," ujar Claudio.

Saat pandemi virus corona belum berlalu, pria yang sempat menjadi pelatih kiper dan asisten pelatih di Persipura Jayapura ini bisa membuat akademinya tetap eksis. Sejak akhir pekan lalu, tepatnya pada 14 Maret 2021, Brazil Style Football menggelar laga internal. Semua kelompok usia dilibatkan untuk bermain pada setiap pekan dalam satu bulan penuh.

"Kami membuat liga internal khusus ketika pandemi. Biasanya kami ikut turnamen eksternal, tapi orang tua pemain belum mau bermain dengan tim luar karena pandemi. Jadi kami bikin liga internal. Akhir tahun lalu ada, sekarang dibuat lagi. Ini demi membuat pemain tetap mendapatkan pengalaman bertanding pada saat seperti ini," ujar pelatih yang menikah dengan perempuan asli Malang itu.

Selain memberikan pengalaman bermain, ada beberapa hal unik yang dilakukan oleh akademi ini. Protokol kesehatan dijalankan dengan ketat. Beberapa keran dibuat di pintu masuk lapangan. Semua yang memasuki lapangan harus mencuci tangan.

Setelah itu dilakukan pengukuran suhu tubuh dengan thermogun. Tidak sampai di situ, saat pemain berbaris Claudio membawa semprotan berisi hand sanitizer.

Selama berada di area lapangan, pemain wajib memakai masker. Ketika bertanding, ada beberapa yang diperbolehkan menurunkan masker agar mereka bisa menghirup udara lebih banyak ketika berlari.

"Semua protokol juga dibuat oleh orang tua pemain. Kami menjalankannya. Semua juga merasa aman dengan protokol seperti ini," ujarnya.

Terlihat agak rumit, tapi Claudio Jesus tidak merasa kesulitan menerapkannya. Mengingat pemainnya sudah banyak yang terbiasa, karena orang tua pemain juga menerapkan kebiasaan seperti itu di rumah masing-masing.

 

Video

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 2 halaman

Dua Anak Jadi Generasi Penerus

 

Saat ini, Claudio Jesus membina 60 pemain di akademinya. Dari kelompok usia di bawah 10 tahun hingga 16 tahun. Dari semua pemain, terselip dua nama Brasil, yakni Firmo Vinicius Barcelos yang berusia 15 tahun dan Felicio Joaquin Barcelos yang berusia 13 tahun.

Keduanya merupakan anak pertama dan kedua Claudio. Mereka ikut digembleng untuk menjadi penerusnya sebagai pesepak bola profesional.

“Anak saya ikut juga. Yang pertama jadi gelandang, yang kedua striker. Mereka sama-sama punya kekuatan di kaki kiri. Padahal saat saya dulu main lebih dominan kaki kanan,” jelasnya.

Meski dua anaknya ikut berlatih di akademinya, Claudio tidak menjadikan mereka anak emas. Dia tetap melatih secara adil.

“Ke depan, semua yang ada kesempatan ikut seleksi di klub kelompok usia klub profesional akan kami bantu. Kalau tidak masuk bukan masalah, yang penting ada pengalaman karena di Brazil Style Football hanya sampai usia 16 tahun. Dulu pemain kami ada yang pernah ke Gresik dan Balikpapan,” pungkasnya.

Shin Tae-yong Punya Cara Cerdik Bantai Irak

Video Populer

Foto Populer