Sukses


Pemain Timnas Myanmar Menolak Bermain di Bawah Junta Militer

Bola.com, Yangoon - Kiper Timnas Myanmar, Kyaw Zin Htet, menolak memperkuat negaranya selama masih diduduki junta militer. Keputusan itu diambil untuk menghormati solidaritas terkait perlawanan terhadap tindakan kudeta yang dilakukan junta militer terhadap pemerintahan yang sah.

Myanmar sedang dilanda ketidakstabilan politik setelah junta militer melakukan kudeta terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi. Hal ini juga bakal berdampak pada Timnas Myanmar yang akan berlaga di Kualifikasi Piala Dunia 2022.

Skuad Timnas Myanmar terancam bubar setelah mayoritas pemain ikut melakukan unjuk rasa dan memilih kembali ke kampung halaman masing-masing. Selain itu, terdapat adanya protes dari para pemain yang ditunjukkan dengan keengganan membela Timnas Myanmar.

"Kami hanya akan bermain sepak bola di jalanan sampai mendapatkan demokrasi. Kami tidak akan bermain untuk timnas di bawah kepemimpinan diktator militer," kata Kyaw Zin Htet seperti dalam wawancara dengan televisi Jerman, DW World, Jumat (14/5/2021). 

Situasi ini tentu akan merugikan Timnas Myanmar yang punya peluang melaju ke babak selanjutnya di Kualifikasi Piala Dunia 2022. Kehilangan mayoritas skuad membuat pelatih Antoine Hey harus memutar otak dalam mendapatkan pemain terbaik.

Timnas Myanmar menghuni peringkat ketiga klasemen sementara Grup F Kualifikasi Piala Dunia 2022. Timnas berjulukan Asian Lions itu mengumpulkan enam poin hasil dari lima laga yang dimainkan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

3 Laga Krusial

Timnas Myanmar memiliki tiga laga sisa di Kualifikasi Piala Dunia 2022. Aung Thu dkk akan menghadapi Jepang (28/5/2021), Kirgistan (11/6/2021), dan Tajikistan (15/6/2021).

Myanmar masih punya peluang melaju ke babak selanjutnya andai mampu meraih hasil positif pada tiga laga sisa. Hal ini tentu menjadi laga-laga krusial buat Myanmar.

Myanmar harus mampu membentuk kembali skuad demi bisa bersaing. Pelatih Antoine Hey berburu dengan waktu dalam mencari pemain yang bersedia membela Timnas Myanmar pada situasi politik yang tak stabil seperti saat ini. 

Sumber: DW World

Video Populer

Foto Populer