Sukses


Jalan Keras Atep di Jalur Sepak Bola Sampai Jadi Legenda Persib: Pernah Ditampar Pelatih, Wah Siapa Tuh?

Bola.com, Bandung - Perjuangan Atep menjadi pesepak bola profesional penuh lika-liku. Mantan pemain Persib Bandung ini memulai karier juniornya di Sekolah Sepak Bola (SSB), UNI Bandung.

Sebelumnya, Atep lebih banyak menghabiskan waktu dengan bermain sepak bola antar kampung. Namun, dengan keinginannya yang kuat Atep meminta kepada orangtuanya agar dimasukkan ke SSB.

"Sebenarnya setelah lulus SMP saya disuruh ayah masuk pesantren. Cuma saya bilang sayang sekali karena saya merasa punya potensi di sepak bola. Saya beranikan ingin masuk SSB," kata Atep dalam channel YouTube Tiento Indonesia.

Hingga akhirnya sang ayah mencari tahu tentang SSB. Ayah Atep kemudian mendapat rekomendasi dari temannya agar masuk SSB UNI di Bandung.

Pada saat itu, SSB UNI memang dikenal handal mencetak pemain-pemain hebat, sebut saja Adeng Hudaya, Yaris Riyadi dan Yusuf Bachtiar. Ketiga sosok ini kini menjadi legenda Persib Bandung.

"Saya senang tuh akhirnya bisa masuk SSB. Semalam gak bisa tidur saking senangnya, hingga dipikiran saya itu pulang-pulang dari SSB bawa mobil nih ke Cianjur. Mimpinya saya sudah sampai ke sana," kenang Atep.

2 dari 4 halaman

Siapa yang Nampar?

Pria kelahiran Cianjur, 5 Juni 1985 ini akhirnya berangkat ke Bandung dengan diantar teman ayahnya. Namun, setelah tiba Atep terkejut dengan kondisi lapangan UNI.

"Saya kira lapangannya bagus dan wah mewah lah. Ternyata sepertikandang kambing. Memang benar waktu itu UNI sejarahnya bangunan Belanda," ucapnya.

Selama menimba ilmu di SSB UNI, Atep mendapat pelajaran berharga. Dia diajarkan bagaimana bermain sepak bola dengan benar serta dilatih mental bertanding.

"Waktu saya ikut latihan dapat pelatih keras juga, perasaan waktu itu di kampung paling hebat dan top skor,  waktu masuk sana disuruh baris, berhitung, saya terakhir tiba-tiba saya ditampar jawab katanya kamu berapa. Tapi, itu diajarkan mental," ujar Atep.

"Terus diajarkan passing dan keeping bola. kalau di kampung kan saya gak tahu itu. Saya hanya tahunya 'tatajongan' (saling tendang) saja juggling juga enggak tahu," lanjutnya.

3 dari 4 halaman

Titik Jenuh

Kendati begitu, Atep sempat merasakan titik jenuh karena dia harus menempuh perjalanan panjang dari Cianjur ke Bandung. Hingga akhirnya, Atep disarankan untuk bersekolah di Bandung.

"Latihan kan dua kali seminggu antar jemput. Teman ayah saya menyarankan supaya sambil sekolah SMA di Bandung biar gak jenuh, jadi tinggal di Mess UNI," katanya.

"Kebetulan sekolah di Taman Siswa ada satu pemain dari Garut sudah masuk sekolah tapi enggak mau lagi malu katanya, akhirnya posisi itu digantikan saya," tambahnya.

Selama tinggal di Mess UNI, Atep kenal dekat dengan eks gelandang Timnas Indonesia, Eka Ramdani. Keduanya sama-sama berjuang untuk menjadi pesepak bola profesional.

Menurutnya, Eka merupakan pemain menonjol selama di SSB. Meskipun posturnya kecil, tetapi kemampuannya dalam mengolah bola patut diacungi jempol.

"Ada Eka, sekolah sambil belajar juga. Eka itu kecil tapi lari kencang dan tembakannya bagus, Eka salah satu inspirasi saya. Eka bagus ternyata latihannya itu pagi sebelum sekolah latihan, siang latihan terus sore juga latihan. Akhirnya semakin motivasi saya," ungkapnya.

Sumber: YouTube Tiento Indonesia

4 dari 4 halaman

Intip Posisi Tim Favoritmu

Video Populer

Foto Populer