Sukses


Fans Timnas Indonesia Harus Move On jika Mees Hilgers dan Kevin Diks Gagal Dinaturalisasi: Jangan Mendayu-dayu dan Melankolis

Bola.com, Jakarta - Fans Timnas Indonesia harus move on jika Mees Hilgers dan Kevin Diks gagal dinaturalisasi. Keduanya butuh restu dari orang tua sebelum menanggalkan kewarganegaraan Belanda.

Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Hasani Abdulgani mendapatkan kabar dari agen Mees Hilgers dan Kevin Diks, bahwa keduanya mewajibkan sang agen untuk meminta izin kepada orang tuanya untuk menjadi WNI dan membela Timnas Indonesia.

Hasani butuh kepastian dalam waktu dekat. Sebab, proses naturalisasi keduanya bersama Sandy Walsh dan Jordi Amat sudah harus rampung pada April 2022. PSSI menargetkan keempatnya telah dapat membela Timnas Indonesia dalam Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Asia 2023 pada Juni 2022.

"Saya butuh jawaban secepatnya. Sebab, PSSI punya target keempatnya bisa dipanggil untuk Kualifikasi Piala Asia 2023. Kalau memang orang tua kedua pemain ini tidak setuju, bilang saja no," terang Hasani ketika dihubungi Bola.com.

"Kalau orang tua keduanya bilang yes, saya langsung proses. Kalau no, saya akan melapor ke PSSI dan pelatih Shin Tae-yong bahwa dua pemain ini tidak bisa dinaturalisasi karena faktor izin dari orang tua."

"Kalau begitu, mau dengan Walsh dan Jordi saja atau mau mencoba pemain lain? Kalau mau pemain lain, siapa? Kita kan perlu move on, tidak perlu mendayu-dayu dan melankolis. Jadi saya kasih waktu agen 1-2 hari. Saya mau jawaban yes or no," ujar Hasani.

2 dari 3 halaman

Deadline Jumat, 11 Februari 2022

PSSI menunggu izin dari orang tua Mees Hilgers dan Kevin Diks hingga Jumat (11/2/2022). Jika tidak kunjung mendapatkan jawaban atau nihil lampu hijau, proses naturalisasi keduanya untuk Timnas Indonesia kemungkinan disetop.

"Per Selasa, 8 Februari 2022, si agen belum berbicara kepada orang tua keduanya. Si agen minta waktu 1-2 hari. Paling tidak saya tunggu sampai Jumat, 11 Februari 2022," kata Hasani.

"Si agen sangat mengerti. Ini masalah izin boleh atau tidaknya keduanya menjadi WNI dan bermain untuk Timnas Indonesia. Tapi, mungkin keduanya masih punya keterikatan dengan orang tuanya."

"Mereka mungkin tidak mau melangkahi orang tuanya. Mungkin agen butuh meyakinkan orang tuanya. Namun, saya dan agen sudah feeling jelek saja. Apa maksud berpikiran jelek ini?".

"Kan biasa, pola pikir orang tua berbeda dengan anaknya. Pertimbangan orang tua biasanya berbeda. Yang saya khawatirkan dengan agen, adalah hal yang seperti itu," papar pria yang juga menjabat sebagai Presiden Komisaris Mahaka Sports and Entertainment itu.

3 dari 3 halaman

PSSI Dipanggil Menpora

Menpora, Zainudin Amali memanggil PSSI pada Kamis (10/2/2022) siang WIB di Kantor Kemenpora dalam rangka membahas naturalisasi empat pemain keturunan untuk Timnas Indonesia.

Rombongan PSSI yang dijadwalkan mengikuti pertemuan dengan Menpora adalah Ketua PSSI, Mochamad Iriawan, Wakil Ketua PSSI, Iwan Budianto, Sekjen PSSI, Yunus Nusi, Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri, anggota Exco PSSI, Hasani Abdulgani, dan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong.

"Kami berterima kasih kepada Pak Menpora, Zainudin Aamali atas perhatiannya. Dengan adanya pertemuan nanti, ini menjadi kesempatan bagi PSSI untuk menjelaskan program naturalisasi," kata Sekjen PSSI, Yunus Nusi dinukil dari laman PSSI.

Dalam menaturalisasi, PSSI dan Menpora belajar banyak dari kasus-kasus sebelumnya. Kedua belah pihak tidak mau sembarangan dalam memberikan status Warga Negara Indonesia (WNI) kepada pesepak bola keturunan.

Sejumlah naturalisasi yang dilakukan PSSI nyatanya tidak bermanfaat bagi Timnas Indonesia. Terakhir, Marc Klok belum bisa membela tim berjuluk Skuad Garuda itu lantaran tidak terbukti punya keturunan maksimal dari kakek atau neneknya sesuai Statuta FIFA.

"PSSI dan pemerintah dalam hal ini Kemenpora tidak ingin menaturalisasi dengan serampangan. Naturalisasi yang pernah dilakukan dulu menjadi pembelajaran bagi PSSI untuk bertindak hati-hati," papar Yunus Nusi.

Video Populer

Foto Populer