Sukses


Best Starting XI Timnas Indonesia Rasa Jawa Timur Versi Bola.com: Dari Hansamu Yama hingga Uston Nawawi

Bola.com, Jakarta - Jawa Timur terkenal dengan daerah penghasil pesepak bola andal. Bahkan muncul anggapan kalau Timnas Indonesia bisa dibentuk hanya dari wilayah tersebut saja.

Saat ini terdapat sembilan pemain kelahiran Jawa Timur di Timnas Indonesia. Mereka adalah Evan Dimas, Rizky Dwi, Koko Ari, Irfan Jauhari, Rizky Ridho, Rachmat Irianto, Dimas Drajad, Edo Febriansah, dan Nadeo Argawinata.

Mereka dan 20 pemain lainnya, di bawah arahan Shin Tae-yong akan dipersiapkan untuk menghadapi Bangladesh dalam laga uji coba. Kemudian, Merah Putih bakal menjalani Kualifikasi Piala Asia 2023.

Pemain-pemain dari Jawa Timur sudah lama menghiasi susunan pemain Timnas Indonesia. Tidak jarang mereka melegenda sehingga selalu jadi acuan bagi penerusnya di posisi tertentu.

Dalam ulasan kali ini, Bola.com mencoba merangkum starting XI terbaik Timnas Indonesia berisikan para pemain dari Jawa Timur, baik yang sudah pensiun maupun yang masih aktif.

2 dari 6 halaman

Kiper

Dekade 90-an hingga 2000-an awal, ada Fabien Barthez-nya Indonesia pada diri Hendro Kartiko. Kiper kelahiran Banyuwangi, Jawa Timur, ini juga dicap sebagai satu di antara penjaga gawang terbaik yang pernah membela Timnas Indonesia.

Kini, ada sosok Nadeo Argawinata, pemain asli Kediri yang digadang-gadang bakal terus menjadi kiper nomor 1 Timnas Indonesia dalam waktu yang lama. Tidak heran memang, sebab ia dianggap sebagai kiper dengan kemampuan komplet.

Nadeo yang sekarang membela Bali United memiliki keunggulan dalam memotong crossing, bola atas maupun bola bawah sama baiknya. Selain itu, ia juga bertipikal penjaga gawang modern, yang tak jarang membuatnya menjadi orang pertama dalam build-up serangan tim.

Tanpa mengurangi rasa hormat kepada Hendro Kartiko, Bola.com memilih Nadeo Argawinata sebagai kiper dalam starting XI ini karena prospek jangka panjang di depan pundaknya sebagai tembok terakhir Timnas Indonesia.

3 dari 6 halaman

Bek

Lugas, tanpa kompromi, dan tak peduli siapa lawannya sangat pas menggambarkan pribadi Bejo Sugiantoro di atas lapangan. Bejo jadi salah satu bek terbaik di masanya. Pemain binaan Persebaya Surabaya tersebut pernah menimba ilmu di proyek mercusuar, Timnas Primavera di Italia 1993-1994. Hanya saja, tak seperti kebanyakan rekannya, Sugiantoro memilih pulang lebih dini karena homesick.

Namun, bakat alam yang dimiliki Sugiantoro tetap berkembang. Ketika sepak bola masih akrab dengan formasi 3-5-2, Ia merupakan tembok kokoh bagi lawan. Maklum, Sugiantoro yang berposisi sebagai libero ini dituntut pandai membaca serangan lawan.

Kemudian ada Hansamu Yama, bek anyar Persija Jakarta asli Jawa Timur yang terus berkembang menjadi bek yang matang. Usianya masih terbilang cukup untuk terus mengasah kemampuannya di lini pertahanan.

Selanjutnya ada Rizky Ridho yang pada Piala AFF 2020 dan SEA Games 2021 tak tergantikan. Dengan tubuh tinggi menjulang, ditambah ketenangannya dalam menghalau serangan lawan, masa depan bek berusia 20 tahun ini berpeluang untuk menjadi legenda di Timnas Indonesia asal performanya tidak menurun.

4 dari 6 halaman

Gelandang

Seringnya bergonta-ganti klub dinilai beberapa pihak membuat perkembangan Evan Dimas lambat. Tapi, biar bagaimanapun, jebolan Timnas Indonesia U-19 ini merupakan satu di antara playmaker terbaik yang pernah dimiliki Tanah Air.

Evan Dimas layak disejajarkan dengan pendahulunya, seperti Firman Utina ataupun Ponaryo Astaman. Kelebihannya adalah kemampuannya mencetak gol saat striker di depannya menemui jalan buntu dalam merobek jala gawang lawan.

Menemani Evan Dimas adalah Aji Santoso, seniornya dari Jawa Timur yang jadi barometer kehebatan bek kiri Timnas Indonesia. Dengan formasi lima gelandang, Aji, sekarang pelatih Persebaya, tak mungkin tergantikan di posisi gelandang sayap.

Kemudian ada Andik Vermansah yang menyisir di sisi kanan, yang dengan kecepatan luar biasanya bakal membuat bek sayap lawan ketar-ketir. Lalu dua legenda lainnya, Rudy Keltjes dan Uston Nawawi, juga dari Jawa Timur, bertugas sebagai penyeimbang di lini tengah.

5 dari 6 halaman

Striker

Lahir dan besar di kawasan kampung Arab Ampel, Surabaya, Muhammad Zein Alhadad adalah pesepak bola produk asli Kota Pahlawan. Saat jadi pemain, Alhadad merupakan salah satu striker andalan NIAC Mitra.

Kemampuannya sebagai seorang striker tajam mendapat pengakuan dari seluruh nusantara ketika ia menjadi top scorer Galatama 1987-1988. Kala itu NIAC Mitra menjadi juara kompetisi setelah mengalahkan Pelita Jaya dengan skor 3-1.

Mamak (panggilan akrab Alhadad) bersama rekan-rekannya, seperti: Agus 'Kancil' Sarianto, Joko Slamet, Yohanes Geohera, dan Jaya Hartono, membuat NIAC Mitra jadi klub yang ditakuti serta disegani lawan-lawannya.

Penyerang kelahiran kelahiran Surabaya, 19 September 1961 tersebut tak pernah berpindah klub sepanjang kariernya. "Saya selalu membela NIAC Mitra sampai klub itu bubar pada tahun 1990-an. Banyak tawaran yang muncul tapi semua saya tolak karena merasa nyaman bermain di sana. Klub yang didirikan oleh A. Wenas seperti keluarga bagi saya," ujar Mamak mengenang masa lalunya.

Pada interval tahun 1986-1989, Muhammad Zein Alhadad, jadi pelanggan Timnas Indonesia. Aksinya memesona di Piala Raja Bangkok, Pra-Piala Asia, Piala Kemerdekaan, dan juga Pra-Piala Dunia.

Bola.com memilih Samsul Arif sebagai partner Mamak di lini serang. Ibarat duet Shevchenko dan Inzaghi di AC Milan, keduanya bakal saling melengkapi di sektor penyerangan Timnas Indonesia.

Bicara situasi saat ini, meski usianya memang sudah 37 tahun, Samsul sebenarnya masih cukup layak diandalkan di Timnas Indonesia.

Di usia yang terbilang uzur, Samsul masih mampu mencetak 11 gol bersama Persebaya Surabaya di BRI Liga 1 2021/2022 lalu. Samsul bahkan masuk ke dalam daftar Best XI di ajang itu.

Ketajaman Samsul membuatnya diminati banyak klub lain. Ia kemudian memutuskan pindah ke Persis Solo.

Di Persis, ketajaman Samsul masih terlihat. Di laga uji coba melawan Persebaya belum lama ini, Samsul langsung memborong dua gol.

6 dari 6 halaman

Jadwal Timnas Indonesia

Setelah tampil di SEA Games 2021, agenda Timnas Indonesia masih pada. Selain Timnas U-19 yang tampil di Toulon Cup 2022, Indonesia juga harus bersiap untuk tampil di FIFA Matchday pada 1 Juni 2022 mendatang.

Setelah itu, Timnas Indonesia akan tampil di Kualifikasi Piala Asia 2023 di mana Indonesia tergabung di Grup A bersama Kuwait, Yordania, dan Nepal.

  • 1 Juni 2022 Indonesia vs Bangladesh (FIFA Matchday)
  • 8 Juni 2022 Indonesia vs Kuwait (Kualifikasi 3 Piala Asia 2023)
  • 11 Juni 2022 Indonesia vs Yordania (Kualifikasi 3 Piala Asia 2023)
  • 14 Juni 2022 Indonesia vs Nepal (Kualifikasi 3 Piala Asia 2023)

Video Populer

Foto Populer