Bola.com, Jakarta - PSSI memberikan mandat kepada ke tim investigasi terkait penembakan gas air mata oleh aparat dalam tragedi Kanjuruhan.
Sedikitnya 129 orang tewas akibat kerusuhan suporter Arema FC dan tindakan represif petugas setelah pertandingan melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022) malam WIB.
Baca Juga
PSSI Minta AFC Sanksi Nasrullo Kabirov yang Mengerjai Timnas Indonesia U-23: Sangat Mengkhawatirkan Jika Masih Memimpin Piala Asia U-23
PSSI Akan Layangkan Protes Resmi Terkait Performa Wasit dalam Laga Melawan Qatar di Piala Asia U-23 2024
Petinggi PSSI Setelah Wasit Nasrullo Kabirov Rugikan Timnas Indonesia U-23: Kasih Trofi Piala Asia U-23 ke Qatar!
Advertisement
Kepolisian menembakkan gas air mata ketika pendukung Arema FC menyerbu lapangan yang membuat penonton di Kanjuruhan berdesak-desakan menghindari senjata kimia itu.
"Kejadiannya begitu cepat sehingga pihak keamanan mengambil langkah-langkah yang sudah diantisipasi dengan baik," ujar Sekjen PSSI, Yunus Nusi.
Sebut Suporter Masuk ke Lapangan
Sebenarnya, pembubaran suporter menggunakan gas air mata tidak diperbolehkan dalam aturan FIFA. Merujuk FIFA stadium safety and security regulation pasal 19, poin b, disebutkan pelarangan menggunakan senjata api atau gas pengendali masa.
"Sebab, memang kita lihat bersama setelah pertandingan banyak suporter yang masuk ke lapangan dan pihak keamanan tentu mengambil langkah antisipatif," jelasnya.
Advertisement
PSSI telah membentuk tim investigasi yang dipimpin oleh Ketua PSSI, Mochamad Iriawan, dan beranggotakan tiga personel Komite Eksekutif (Exco) PSSI.
Advertisement
Serahkan ke Tim Investigasi
Tim investigasi PSSI nantinya juga akan menyelidiki prosedur kepolisian yang melepaskan gas air mata ke arah pendukung Arema FC.
"Kami menyerahkan sepenuhnya kepada tim investigasi dan juga kepolisian. Bahkan tim investigasi PSSI sudah berjalan. Kita tunggu saja," imbuh Yunus Nusi.
Advertisement
"Ketua PSSI dan tim juga sudah di Malang. Kita masih menunggu informasi tentang apa, bagaimana, dan seperti apa yang terjadi di Malang," tutur Yunus Nusi.
Gas Air Mata dan Terinjak-injak
Banyaknya suporter yang tewas di Stadion Kanjuruhan diduga karena sesak napas akibat penembakan gas air mata oleh aparat dan terinjak-injak dalam kerumunan.
Jumlah korban jiwa kemungkinan dapat bertambah mengingat adanya seratusan suporter yang dirawat di rumah sakit. Angka 129 orang meninggal didapatkan dari pernyataan Presiden Jokowi pada Selasa (12/9/2022) pagi WIB.
Advertisement