Sukses


Momen buruk Timnas Indonesia tersingkir di penyisihan Piala AFF: Menyakitkan pada 2007, Melempem pada 2018

Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia dikenal sebagai tim dengan prestasi enam kali menjadi runner-up di Piala AFF 2022. Namun, dalam perjalanannya di turnamen sepak bola Asia Tenggara itu, Tim Garuda pernah empat kali harus pulang lebih cepat.

Piala AFF 2022 yang akan digelar mulai 20 Desember mendatang adalah edisi ke-14 sejak pertama kali digelar pada 1996 dengan nama Piala Tiger. Dari 13 edisi yang sudah berjalan, Timnas Indonesia sembilan kali lolos dari fase grup.

Dari sembilan edisi tersebut, seperti yang sudah sering disebut, Timnas Indonesia enam kali melangkah ke final dan selalu gagal menjadi juara. Sampai saat ini, Tim Garuda masih penasaran untuk bisa pecah telur dan meraih gelar juara.

Namun, ada empat edisi di mana Timnas Indonesia gagal total dan harus pulang lebih cepat. Bagaimana cerita kegagalan Tim Garuda dalam empat edisi tersebut?

 

2 dari 5 halaman

2007: Tanpa Terkalahkan, tapi Menyakitkan

 

Timnas Indonesia melangkah ke Piala AFF 2007 yang digelar di Singapura dengan hasil positif dalam laga pertama. Tim Garuda menang 3-1 atas Laos lewat brace Atep dan satu gol dari Saktiawan Sinaga.

Sayangnya, Tim Garuda terjegal dalam dua laga selanjutnya. Meski tanpa kekalahan di edisi 2007 ini, tapi dua hasil imbang membuat Indonesia harus tersingkir.

Tim Garuda bermain imbang 1-1 dengan Vietnam pada laga kedua dan 2-2 dengan tim tuan rumah Singapura pada laga terakhir grup. Dengan hasil tersebut, Timnas Indonesia mengoleksi lima poin.

Satu yang menyakitkan perolehan poin Timnas Indonesia itu sama persis dengan Singapura dan Vietnam. Sayangnya, Tim Garuda tersingkir karena kalah selisih gol.

Kemenangan besar Singapura 11-0 atas Laos, dan 9-0 yang diraih Vietnam saat menghadapi Laos membuat Tim Garuda yang hanya menang 3-1 terpaksa pulang lebih cepat. Cara tersingkir yang benar-benar menyakitkan.

 

3 dari 5 halaman

2012: Luka di Tengah Konflik

 

Timnas Indonesia melangkah ke Piala AFF 2012 di tengah pusara konflik di tubuh PSSI. Dualisme PSSI yang berdampak kepada dualisme kompetisi juga membuat Timnas Indonesia terdampak.

Tim Garuda melangkah ke Singapura dengan rata-rata pemain yang berlaga di Indonesia Premier League (IPL), meski ada Bambang Pamungkas yang saat itu membela Persija Jakarta yang tampil di Indonesia Super League (ISL), dan beberapa pemain naturalisasi seperti Tonnie Cussell, Raphael Maitimo, Jhon van Beukering.

Dalam pertandingan pertama, Tim Garuda langsung diganjal oleh Laos. Tim Garuda hanya mampu bermain imbang 2-2 dengan tim yang dalam sejarahnya sering kalah saat berhadapan dengan Timnas Indonesia.

Tim Garuda sempat bangkit di pertandingan kedua. Menghadapi Singapura, Timnas Indonesia menang 1-0 lewat gol indah Andik Vermansah pada menit ke-88.

Namun, pada laga terakhirnya, Timnas Indonesia asuhan Nilmaizar itu menyerah 0-2 dari Malaysia. Tim Garuda tersingkir karena hanya memiliki empat poin, tertinggal dua poin dari Singapura dan Malaysia yang lolos ke semifinal.

 

4 dari 5 halaman

2014: Skuad Keren, tapi Jeblok!

 

Timnas Indonesia membawa skuad mumpuni di bawah asuhan Alfred Rield pada Piala AFF 2014. Cristian Gonzales, Zulkifli Syukur, Kurnia Meiga, Boaz Solossa, hingga Evan Dimas yang jadi debutan di Piala AFF ada di skuat tersebut.

Namun, Timnas Indonesia memulai kiprah dengan dipaksa bermain imbang 2-2 dengan Vietnam. Menghadapi tim kuat dan hanya berbagi poin masih bisa dimengerti, tapi kekalahan di laga kedua menjadi kejutan.

Timnas Indonesia kalah telak 0-4 dari Filipina pada laga kedua. Tim Garuda seakan tidak berkutik menghadapi Phil Younghusband dkk. Hanya meraih satu poin dalam dua laga membuat Tim Garuda sangat tipis peluangnya karena Filipina meraih dua kemenangan dan Vietnam memiliki empat poin.

Tim Garuda menang telak 5-1 atas Laos pada laga terakhir. Namun, kemenangan 3-1 yang diraih Vietnam atas Filipina membuat Tim Garuda kalah saing. Tim Garuda hanya memiliki empat poin, tertinggal tiga poin dari Vietnam dan dua poin dari Filipina.

 

5 dari 5 halaman

2018: Bentukan Luis Milla, Gagal di Tangan Bima Sakti

 

Piala AFF 2018 menjadi edisi yang cukup mengenaskan untuk Timnas Indonesia. Tim yang baru dibentuk Luis Milla di SEA Games 2017 dan Asian Games 2018 diteruskan oleh asistennya, Bima Sakti, di Piala AFF 2018.

Alasan penunjukan Bima Sakti jelas, sang asisten pelatih memahami bagaimana karakter para pemain yang sudah dibentuk oleh Luis Milla karena selama 1,5 tahun berada di tim yang ditangani oleh pelatih asal Spanyol itu.

Bima Sakti membawa beberapa pemain senior ke dalam tim untuk membantu para pemain muda, seperti Andritany, Fachrudin Aryanto, Stefano Lilipaly, Beto Goncalves, Riko Simanjuntak dan beberapa pemain lainnya.

Namun, Tim yang relatif muda ini pun harus mengalami kekalahan 0-1 dari Singapura dalam laga pertama di National Stadium, Singapura. Timnas Indonesia kemudian menang 3-1 saat menjamu Timor Leste di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).

Sayangnya, Tim Garuda harus kembali kalah 2-4 dari Thailand saat bertandang ke Stadion Rajamangala, Bangkok. Sementara pada laga terakhir di SUGBK, Tim Garuda dipaksa bermain imbang 0-0 oleh Filipina.

Tim Garuda pun harus puas berada di posisi keempat dalam klasemen grup dengan empat poin, kalah saing dari Thailand yang mengoleksi 10 poin, Filipina dengan 8 poin, dan Singapura dengan 6 poin.

Video Populer

Foto Populer