Sukses


BRI Liga 1: Persebaya Gagal Tekuk Madura United, Paul Munster Geleng-geleng saat Ditanya soal Wasit

Bola.com, Surabaya - Paul Munster terlihat sangat emosional saat pertandingan melawan Madura United. Pelatih Persebaya Surabaya itu kedapatan meluapkan kemarahan dengan berteriak dari pinggir lapangan.

Momen itu terjadi saat Persebaya menjamu Madura United dalam pekan ke-29 BRI Liga 1 2023/2024. Peristiwa itu terlihat jelas pada menit ke-87 dalam pertandingan di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Rabu (13/3/2024) malam.

Peristiwa itu dimulai oleh aksi Toni Firmansyah yang mencoba membuang bola yang dibawa Jacob Mehler. Kaki Toni mengenai bola, tapi wasit Thoriq Alkatiri menganggap pelanggaran dan menghadiahi kartu kuning.

Penonton di stadion juga meneriakkan boo kepada wasit mempertanyakan keputusan itu. Tapi, ekspresi yang ditunjukkan oleh Paul Munster seperti campur aduk antara kecewa dan marah melihatnya.

Pada akhirnya, Persebaya Surabaya gagal memetik kemenangan karena duel bertajuk Derbi Suramadu itu berakhir 0-0. Lantas, apakah pelatih berusia 42 tahun itu memang merasa kecewa dengan kepemimpinan Thoriq Alkatiri?

“Saya tidak bisa menjawab,” kata Paul Munster sambil menggelengkan kepala saat ditanya di sesi konferensi pers.

2 dari 4 halaman

Sudah Curiga

Sebelumnya, Paul Munster, sudah mengungkapkan kekhawatirannya sehari menjelang pertandingan ini. Sebab, dia sudah dua kali dirugikan keputusan wasit dalam dua pertandingan sebelumnya.

Insiden pertama yang dimaksud Paul Munster adalah saat melawan PSS Sleman (3/3/2024). Di laga itu, wasit salah membuat keputusan dalam melihat pelanggaran yang terjadi tepat di depan mata.

Mulanya Bruno sedang tersungkur kesakitan, setelah kakinya ditendang dari belakang oleh bek lawan di menit ke-16. Dalam situasi itu, ada gelandang Ripal Wahyudi yang mendribel terlihat ingin menjauhkan bola.

Wahyudi Hamisi berusaha merebut bola, tapi dia melepas sepakan yang akhirnya mengarah ke kepala Bruno. Sontak saja, wasit Ginanjar Rahman Latief meniup peluit semua pemain Persebaya melakukan protes keras atas aksi brutal itu.

Pertandingan sempat terhenti sekitar dua menit karena pemain kedua kesebelasan terlibat adu mulut. Yang terjadi kemudian, Wahyudi Hamisi hanya menerima kartu kuning saja.

3 dari 4 halaman

Kasus Wahyudi Hamisi

Pihak Persebaya telah mengirim protes terkait kepemimpinan wasit, tapi belum ada publikasi bahwa yang bersangkutan mendapat hukuman.

Lalu, Persebaya juga dirugikan saat kalah 1-2 dari Borneo FC pekan lalu (7/3/2024). Bajul Ijo mampu unggul dulu, tapi akhirnya tuan rumah mencetak dua gol balasan. Paul Munster juga geram dengan kepemimpinan wasit di laga ini.

Borneo terbantu gol bunuh diri winger Persebaya, Kasim Botan (90+2’). Ditambah, striker Paulo Henrique harus menerima kartu kuning kedua sehingga diusir oleh sang pengadil. Bermain dengan 10 orang saja semakin menyulitkan Persebaya meski skor saat itu masih 1-1.

Wasit Aidil Azmi sebenarnya memberikan tambahan waktu enam menit, tapi pertandingan masih berlangsung melebihi keputusannya sendiri. Sampai akhirnya, gol penentu kemenangan Borneo tercipta di menit ke-90+7.

Paul Munster bahkan menyebut timnya harus menghadapi 15 orang, yang secara implisit merujuk pada empat perangkat pertandingan membantu 11 pemain lawan.

4 dari 4 halaman

Tolak Berkomentar

Kali ini, Paul Munster mengkhawatirkan kepemimpinan Thoriq Alkatiri saat laga kontra Madura United. Apa yang dikhawatirkannya terjadi dan ada beberapa keputusan yang terkesan merugikan Persebaya.

Hanya saja, Paul Munster menolak berkomentar lebih jauh. Tapi, dari ekspresinya di pinggir lapangan sudah cukup menjelaskan bahwa dia tidak puas dengan sang pengadil.

Di awal musim ini, Persebaya juga merasa dirugikan dengan keputusan wasit Thoriq  Alkatiri dalam laga melawan Barito Putera saat Liga 1 baru memasuki pekan kedua. Hasil laga itu berakhir 1-1 pada 8 Juli 2023.

Thoriq Alkatiri beberapa kali dianggap membuat keputusan kontroversial. Satu momen krusial menjadi sorotan yakni saat pemain belakang Barito Putera, Bagas Kaffa, menarik kaus pemain asing Persebaya, Song Ui-Young, hingga terjatuh di dalam kotak penalti.

Thoriq Alkatiri memilih tidak memberikan hadiah penalti meski insiden itu terjadi di depan matanya. Dia juga tidak menganggap tindakan Bagas Kaffa itu sebagai pelanggaran. Sontak saja, para pemain Persebaya melancarkan protes.

Video rekaman ulang insiden ini juga telah beredar di media sosial. Banyak pecinta sepak bola nasional yang mempertanyakan keputusan Thoriq Alkatiri yang tidak memberi hadiah penalti.

Presiden Persebaya, Azrul Ananda, langsung mengekspresikan kemarahannya melihat timnya dirugikan. Dia mengaku sudah menghubungi Ketum PSSI, Erick Thohir. Tapi, tak ada lanjutan bahwa wasit bermasalah dipublikasikan mendapat sanksi.

Video Populer

Foto Populer